news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dinilai Tidak Inklusif, Victoria’s Secret Mulai Kehilangan Pelanggan

3 Maret 2019 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Model Victoria Secret tanpa makeup  Foto: Instagram/@victoriassecret
zoom-in-whitePerbesar
Model Victoria Secret tanpa makeup Foto: Instagram/@victoriassecret
ADVERTISEMENT
Brand pakaian dalam, Victoria’s Secret berencana menutup 53 gerainya di tahun 2019 ini. Hal ini terjadi karena para perempuan lebih memilih untuk berbelanja pakaian dalam dengan merek lain atau membelinya di retail startup.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Victoria’s Secret juga tidak dapat memenuhi kemauan konsumen untuk membuat custom-fitted bra dan dinilai tidak inklusif dalam pembuatan kampanye iklannya.
Dilansir dari CNN, L Brand sebagai perusahaan yang menaungi Victoria’s Secret menyatakan jika fashion show mereka di tahun 2018 lalu mengalami penurunan rating hingga 7 persen.
Ketika brand lain mulai mengikuti perubahan pasar dengan memperhatikan isu-isu yang menyangkut perempuan, Victoria’s Secret justru terlihat stuck dengan pakem mereka, yaitu memasarkan push-up bra dan menampilkan celebrity model sebagai bintang iklan mereka.
Victoria's Secret Foto: Instagram/@victoriassecret
Padahal sebelumnya Victoria’s Secret telah mendapat kritikan dari berbagai pihak, salah satunya dari model plus-size Ashley Graham. Pada tahun 2018 lalu, saat fashion show Victoria’s Secret berlangsung Ashley Graham mengunggah beberapa foto dirinya saat tampil sebagai model dari Addition Elle lingerie, brand yang mengangkat isu body diversity di runway. Foto tersebut dibarengi dengan caption #BeautyBeyondSize. Tak lama setelahnya tagar tersebut menjadi inspirasi dari gerakan protes kepada Victoria’s Secret karena mereka dianggap kurang peduli dengan isu inklusivitas di panggung runway.
ADVERTISEMENT
Persaingan pasar pakaian dalam belakangan ini memang sedang meningkat. Perusahaan startup seperti Adore Me dan ThirdLove telah berhasil mematahkan eksistensi Victoria’s Secret. Mereka dinilai lebih mampu mengikuti kemauan pembeli yang menginginkan customize bra dan menampilkan ‘real women’ dalam iklan-iklan mereka.
Namun hingga saat ini Victoria’s Secret tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengubah apa yang sudah menjadi ciri khasnya selama ini.
“Orang-orang telah mengenal Victoria’s Secret selama 20 tahun dengan citra seksi dan model-model yang tampil sempurna. Jika mereka ingin bersaing sekarang, saya rasa itu tidak akan menjadi sesuatu yang otentik. Mereka tidak memiliki banyak pilihan,” ungkap Janine Stichter, seorang analyst dari Jefferies seperti dikutip dari CNN.