Ganja Semakin Populer di Industri Kecantikan, Seperti Apa Khasiatnya?

27 April 2019 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Skin care Ganja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Skin care Ganja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di penghujung 2018, BBC mengabarkan, ekstrak ganja kian populer di Amerika Serikat. Kehadirannya pun berwujud ke berbagai bentuk, mulai dari minyak vape, krim pereda nyeri, permen, kapsul, dan senyawa. Minyak ganja atau cannabidiol yang lebih dikenal dengan CBD merupakan ekstrak alami tanaman cannabis sativa.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian US National Library of Medicine, ganja memang memiliki efek utama yang positif dalam meredakan rasa sakit pada otot bahkan mampu perlahan menyembuhkan penyakit tulang punggung yang kronis.
Di Amerika Serikat sendiri, mendapatkan produk dengan ekstrak ganja amatlah mudah. Ekstrak ganja tersedia di berbagai toko-toko hingga supermarket.
Perusahaan riset pasar CBD Brightfield Group pun menemukan, industri ini akan bernilai USD 5,7 miliar (Rp85 triliun) di 2019 dan bernilai USD 22 miliar (Rp330 miliar) pada tahun 2022.
Memang di sejumlah negara di dunia, seperti Amerika Serikat dan Kanada penggunaan daun ganja telah dilegalkan. Bahkan biji dan minyak hemp (salah satu varietas tanaman ganja bernama cannabis sativa) juga telah legal di 35 negara negara termasuk Kanada, Inggris, Jerman, Prancis dan lain-lain.
Skin care ganja. Foto: Shutterstock
Diketahui hemp sendiri berasal dari tanaman yang lahir satu rumpun dengan mariyuana (ganja) dan sama-sama memiliki zat kimia serupa yakni Tetrahydrocannabinol (THC). Bedanya, hemp memiliki kadar THC yang sangat rendah. Juga memililki sejumlah kandungan mineral dan protein yang baik bagi tubuh. Tak heran industri kecantikan turut mengolah hemp oil untuk bahan dasar perawatan kulit maupun makeup.
ADVERTISEMENT
Salah satu brand kecantikan asal AS yang mengolah hemp dalam produk mereka adalah High Beauty, yang sempat menjadi salah satu isi goodie bag di ajang Oscars 2019 lalu. Dalam situs resminya, High Beauty memiliki dua produk unggulan yakni facial oil dan facial moisturizer yang mengandung 20 hingga 32 persen minyak biji canabis sativa tingkat tinggi (dari hemp). Dengan diolah sedemikian rupa, produk High Beauty diklaim bebas dari sifat psikoaktif yang dapat menyebakan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku si pemakainya.
High Beauty skin care berbahan dasar ganja. Foto: Dok. High Beauty
Diformulasikan untuk berbagai jenis kulit, produk dari High Beauty pun memiliki berbagai manfaat mulai dari menyamarkan garis-garis halus tanda penuaan, menghidrasi kulit yang kering hingga mengatasi kemerahan pada kulit. Bahkan mulai September 2018 produk dari High Beauty juga tersedia di retail kosmetik asal Prancis, Sephora.
ADVERTISEMENT
Brand Lush asal Inggris juga sempat mengeluarkan produk 'Lush Fresh Handmade Cosmetics' Jasmine and Henna Fluff — Eaze hair treatment' berbahan dasa hemp oil untuk mengatasi rambut yang kering dan susah diatur.
Ada pula brand kecantikan Orgins yang merupakan anak perusahaan dari Estee Lauder juga merilis produk mengandung hemp oil. Sedangkan untuk dalam negeri produk hemp oil bisa didapatkan melalui produk Organic Supply yang menyediakan ragam essential oil dan carrier oil yang telah berdiri sejak 2015.
Memang jika ditilik lebih dalam, penggunaan ganja dan hemp oil sebagai bahan dasar skin care bukanlah sesuatu yang baru. Tanaman ini telah diakui memiliki banyak manfaat dalam industri pengobatan dan kecantikan, di antaranya untuk meredakan peradangan dan dapat memberi efek relaksasi.
ADVERTISEMENT
Lantas apa saja sih sebenarnya manfaat dari skin care yang berbahan ganja ?
New York Times sempat mengulas mengenai tren CBD Oil. CBD sendiri adalah zat selain THC yang terdapat dalam ganja. Zat tersebut mulai digunakan dalam produk perawatan kulit yang fungsinya ialah meredam rasa sakit dan mengurangi kecemasan.
Di industri kecantikan, CBD sendiri dikembangkan sebagai produk maskara, moisturizer, sleep mask, bath bomb, serum, pelembab bibir, dan minyak esensial. Melansir Independent, selama senyawa tersebut digunakan dalam jumlah yang sangat kecil, maka bisa dijual secara legal. Sebenarnya jika dipakai dalam takaran yang sesuai, skin care berbahan ganja sendiri jelas tidak membahayakan.
Skin care ganja. Foto: Shutterstock
Memang CBD yang terkandung dalam beberapa produk tersebut memiliki berbagai khasiat. Sebagai contoh kandungan CBD dalam bath bomb dan minyak esensial dapat membantu memberi efek relaksasi dan meredam stres lewat aromanya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini di Amerika Serika sendiri penggunaan minyak esensial yang mengandung CBD juga sudah banyak digunakan oleh tempat-tempat spa, salah satunya adalah Harlem Skin & Laser Clinic di New York. Bahkan di klinik tersebut juga menggunakan minyak esensial yang mengandung CBD sebagai pembersih wajah, serum dan pelembab wajah.
Sedangkan penggunaan CBD pada maskara bermanfaat untuk melembapkan, menambah volume hingga menambah panjang bulu mata. Selain itu kandungan CBD yang tinggi untuk kosmetik juga dapat membantu menenangkan kulit, meredakan peradangan akibat kulit berjerawat.
Hal ini juga diamini oleh Joshua Zicher dermatologis asal New York, Amerika Serikat.
"Minyak biji hemp adalah minyak alami yang diambil dari tanaman hemp (salah satu varietas tanaman ganja bernama cannabis sativa). Tak seperti yang dipikirkan banyak orang, ini berbeda dari mariyuana, ia tidak memproduksi dan tidak memberikan dampak psikoaktif pada pemakainya," jelasnya seperti dikutip Allure.
ADVERTISEMENT
Selain untuk kecantikan kulit, CBD juga memiliki fungsi analgesik yang membantu mengurangi rasa sakit, maka banyak produk yang mengandung CBD adalah produk balsam untuk mengatasi sakit pada persendian setelah berolahraga, dan membuat minyak CBD dipakai untuk losion untuk memijat.
Bagaimana, tertarik untuk mencoba skin care berbahan ganja?