Hipertensi pada Wanita Sebabkan Stroke dan Demensia

23 Februari 2017 18:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Press Conference Hypertension 2017 (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal menjadi penyebab kematian paling tinggi di seluruh dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki prevalensi atau jumlah orang yang terkena hipertensi paling banyak, sebesar 31% dibawah Italia dan Swedia dengan persentasi sebanyak 48%.
ADVERTISEMENT
Tekanan darah yang tinggi adalah pemicu penyakit yang paling banyak menyerang kaum perempuan. Hipertensi pada wanita dapat sebabkan gangguan jantung, ginjal stroke dan demensia.
Hal ini tentunya menjadi sebuah cambukan bagi para wanita. Oleh karena itu, Indonesian Society of Hypertension (InaSH) sebagai Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia menggelar pertemuan ilmiah tahunannya yakni Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension yang ke-11 dengan tajuk "HYPERTENSION 2017: THE SCIENCE FOR TODAY'S AND TOMORROW'S PRATICE".
Pakar hipertensi dan salah seorang pendiri InaSH yaitu dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP, FIHA, FAsCC mengatakan bahwa dibandingkan pria, wanita lebih berpotensi terserang hipertensi. Mengapa? Saat usia lanjut (di atas 60 tahun) wanita akan mengalami menopause akibat kadar esterogen yang menurun.
ADVERTISEMENT
Kadar esterogen yang berkurang pada tubuh wanita akan merusak sel-sel endotel dimana dapat merangsang pembentukan plak-plak di dalam darah dan mengaktivasi sistem yang meningkatkan tekanan darah. Tingginya tekanan darah dapat memicu terjadinya hipertensi.
"Hipertensi merupakan faktor risiko terpenting dalam penyebab terjadinya penyakit Kardio-Cerebro-Vascular (KCV). Kematian di dunia sebagian besar disebabkan oleh penyakit KCV, baik pria maupun wanita. Dalam kurun waktu antara tahun 2000-2025 diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi sebanyak 9% pada pria dan 13% pada wanita," tutur dr. Arieska di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis (23/2).
dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP, FIHA, FAsCC (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Wanita yang mengalami haid lebih cepat juga dapat terkena KCV dan menopause lebih cepat. Bagi wanita yang kelebihan berat bedan juga patut berhati-hati karena hipertensi paling cepat menyerang mereka yang bertubuh gemuk. 
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, wakil ketua InaSH, ahli ginjal hipertensi dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD- KGH, mengungkapkan bahwa pada wanita premenopause, risiko dan kejadian hipertensi lebih rendah dibanding lelaki pada usia yang sama.
Tapi keadaan ini akan hilang secara bertahap sesudah menopause. Faktanya, hipertensi dapat menyebabkan stroke, jantung dan gagal ginjal tahap akhir.
Ketua InaSH, Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S juga memberikan penejelasan mengenai penyakit stroke dan demensia yang bisa terjadi akibat hipertensi. "Mereka yang saat mudanya menderita hipertensi tidak terkontrol, maka saat lansia akan berisiko menderita demensia", ujar dr. Yuda di acara yang sama. 
Hipertensi dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup. Terapkan pola hidup sehat dari sekarang untuk menjaga kestabilan tekanan darah. Untuk mengendalikan tekanan darah bukan hanya dengan menurunkan tekanan darah tapi harus memperhatikan faktor penyakit lain yang mendukung hipertensi itu terjadi seperti diabetes, kolesterol tinggi atau bahkan ginjal. 
ADVERTISEMENT
Kurangi konsumsi garam agar tekanan darah tidak naik. Menurut pakar kesehatan, kita hanya boleh mengonsumsi garam sebanyak 1 sendok teh per harinya. Olahraga yang teratur juga sangat dianjurkan untuk megurangi kemungkinan terkena hipertensi. Sudah siap hidup lebih sehat?