Hubert de Givenchy, Sosok Cemerlang di Balik Kesuksesan Label Givenchy

24 Mei 2018 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Breakfast at Tiffany's. (Foto: Instagram/somelikeithollywood )
zoom-in-whitePerbesar
Breakfast at Tiffany's. (Foto: Instagram/somelikeithollywood )
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang pernah menyaksikan film Breakfast at Tiffany's, pasti ingat dengan gaun hitam ikonis yang dikenakan oleh Holly Golightly.
ADVERTISEMENT
Karakter yang diperankan oleh Audrey Hepburn ini begitu mendunia, bahkan disebut sebagai fashion icon yang tak tergantikan. Holly dengan gaun hitam panjangnya jadi fashion style yang paling banyak ditiru hingga kini.
Desainer Hubert James Taffin de Givenchy adalah sosok yang berperan penting di balik kesuksesan gaun legendaris tersebut.
Gaun Breakfast at Tiffany's oleh Givenchy (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gaun Breakfast at Tiffany's oleh Givenchy (Foto: Dok. Istimewa)
Hubert James Taffin de Givenchy atau lebih dikenal dengan Hubert de Givenchy adalah pendiri rumah mode Prancis, Givenchy. Putra dari Lucien dan Béatrice Taffin de Givenchy ini menempuh pendidikan seni di École Nationale Supérieure des Beaux-Arts, Paris.
Ia mengawali label House of Givenchy pada 1952, dengan meluncurkan Les Séparables sebagai koleksi busana pertamanya. Model Bettina Graziani pun jadi muse pertamanya.
ADVERTISEMENT
Sebelum mantap mendirikan Hubert Givenchy, pria kelahiran 21 Februari 1927 ini menempa talentanya dengan bekerja pada beberapa desainer berbeda. Pada 1954, saat masih berusia 17 tahun, ia merancang busana untuk Jacques Fath. Kemudian pada 1946, ia bekerja untuk Robert Piguet dan Lucien Lelong, Pierre Balmain, Christian Dior, hingga Elsa Schiaparelli.
House of Givenchy Paris (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
House of Givenchy Paris (Foto: Dok. Istimewa)
Garis desainnya yang chic dan feminin diterima dengan baik, serta disukai banyak kalangan. Setelah merasa bekalnya cukup, Givenchy memantapkan diri untuk mendirikan rumah modenya sendiri.
Koleksi pertamanya yang terinspirasi dari Bettina Graziani menuai pujian dari banyak pihak. Majalah Vogue memuji karyanya sebagai ‘wonderful first collection’, sementara harian The New York Times menerbitkan artikelnya tentangnya berjudul ‘A Star is Born
ADVERTISEMENT
Cristóbal Balenciaga, pendiri rumah mode Balenciaga dikenal sebagai sosok yang berjasa dan banyak membimbing Givenchy pada masa awal kariernya. Perjalanan Givenchy sebagai desainer melaju mulus tanpa hambatan berarti.
Malah, ia sukses jadi trendsetter yang mempopulerkan sack dress, lewat lini 'Givenchy Université' pada 1958. Givenchy Universite ini merupakan koleksi luxury ready-to-wear, dan Hubert de Givenchy menjadi desainer pertama yang melakukan ini.
Dengan karier yang terus melesat, pada 1969 Givenchy meluncurkan label busana pria yang diberi nama 'Gentlemen Givenchy'. Ia juga memperluas cakupan desainnya, dengan turut merancang sepatu, perhiasan, dasi, peralatan makan, dan masih banyak lagi.
Dan sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1976, Givenchy mantap mendirikan gerai pertamanya di kawasan elit Hollywood, Fifth Avenue.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, ia juga menyabet gelar 'Personality of the Year' dan 'Most Elegant Man of the Year' oleh Best Magazine.
Givenchy & Audrey Hepburn (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Givenchy & Audrey Hepburn (Foto: Dok. Istimewa)
Namun, yang jadi puncak kariernya adalah momen ketika Audrey Hepburn mengenakan gaun hitam rancangannya dalam film Breakfast at Tiffany's. Gaun ini sukses jadi salah satu gaun ikonis paling terkenal di dunia. Kini, gaun tersebut dipamerkan di Chateau Haroue Paris.
Givenchy (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Givenchy (Foto: Dok. Istimewa)
Persahabatan yang terjalin erat dengan Audrey Hepburn agaknya turut berpengaruh besar terhadap perkembangan karier Givenchy. Hepburn, sebagai muse, kerap mengenakan rancangannya dalam berbagai kesempatan.
Rancangan Givenchy (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Rancangan Givenchy (Foto: Dok. Istimewa)
Givenchy merancang busana untuk Hepburn dalam berbagai film, di antaranya film Love in the Afternoon (1957), Charade (1963), Paris When It Sizzles (1964), dan How to Steal a Million (1966).
ADVERTISEMENT
Penerima Medal of l'Ordre des Arts et des Lettres (1992) ini juga sempat dipercaya untuk mendandani sejumlah tokoh penting dunia. Seperti Jacqueline Kennedy Onassis, Putri Grace Kelly dari Monaco, Duchess of Windsor Wallis Simpson, Elizabeth Taylor, Marlène Dietrich, sosialita Babe Paley, dan masih banyak lagi.
Wallis Simpson dalam Givenchy Monkey Dress (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Wallis Simpson dalam Givenchy Monkey Dress (Foto: Dok. Istimewa)
Elizabeth Taylor dalam Givenchy  (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Elizabeth Taylor dalam Givenchy (Foto: Dok. Istimewa)
Grace Kelly dalam Givenchy  (Foto: Nobleyreal)
zoom-in-whitePerbesar
Grace Kelly dalam Givenchy (Foto: Nobleyreal)
Terus menelurkan rancangan brilian, akhirnya Givenchy merasa 'lelah'. Pada 1988, ia memutuskan untuk pensiun dan menjual House of Givenchy miliknya kepada Louis Vuitton Moët Hennessey (LVMH).
Meski demikian, Givenchy tak sepenuhnya menghentikan aktivitas desainnya. Ia masih aktif merancang busana hingga tujuh tahun kemudian.
Pada 1996, Givenchy menerima Lifetime Achievement Award dari Council of Fashion Designers of America sebagai apresiasi atas jasa dan kontribusinya terhadap dunia fashion.
ADVERTISEMENT
Tak hanya aktif sebagai desainer, Givenchy juga menjadi mentor yang membimbing John Galliano, Alexander McQueen, dan Julien MacDonald. House of Givenchy pun dipercayakan kepada sederet desainer yang ditunjuknya.
Setelah ditinggal John Galliano untuk Christian Dior, House of Givenchy diambil alih oleh Riccardo Tisci pada 2005-2017. Setelahnya, Clare Waight Keller ditunjuk sebagai Artistic Director yang mengepalai Haute Couture, Women’s & Men’s Ready-to-wear, dan aksesoris Givenchy.
House of Givenchy Paris kini (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
House of Givenchy Paris kini (Foto: Dok. Istimewa)
Di bawah naungan Clare Waight Keller, House of Givenchy mendapat kehormatan untuk merancang gaun Royal Wedding bagi Meghan Markle. Gaun pengantin untuk Duchess of Sussex ini merupakan koleksi bridal pertama dari Givenchy Haute Couture. Sesuai dengan DNA dan ciri khas Givenchy, gaun pengantin Meghan dibuat elegan dan sangat simpel.
Royal Wedding (Foto: Dominic Lipinski/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Wedding (Foto: Dominic Lipinski/REUTERS)
Royal Wedding Meghan Markle (Foto: Andrew Matthews/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Wedding Meghan Markle (Foto: Andrew Matthews/REUTERS)
Hubert de Givenchy meninggal dua bulan sebelum pernikahan Royal Wedding, tepatnya pada 10 Maret 2018 di usia 91 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Paris.
Hubert de Givenchy  (Foto: Dok. Givenchy )
zoom-in-whitePerbesar
Hubert de Givenchy (Foto: Dok. Givenchy )
Hingga kini, Hubert de Givenchy disebut sebagai salah satu pilar mode yang mengedepankan romantisme dalam setiap gaya rancangannya.
ADVERTISEMENT