Idap Agorafobia, Wanita Ini Tak Keluar Rumah Selama 2 Tahun

20 Desember 2017 16:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abby Lewis (Foto: Facebook/Abby Lewis)
zoom-in-whitePerbesar
Abby Lewis (Foto: Facebook/Abby Lewis)
ADVERTISEMENT
Mengidap fobia atau rasa takut berlebihan pada sesuatu hal merupakan hal yang lumrah bagi manusia. Mulai dari takut ketinggian, takut di kegelapan, takut dengan hewan tertentu, takut air, takut melihat darah, hingga takut terhadap tempat ramai atau biasa disebut agorafobia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut seperti yang dialami oleh Abby Lewis, wanita asal New Castle, Inggris, yang tidak pernah meninggalkan rumahnya selama dua tahun karena didiagnosis mengidap agorafobia sejak awal 2016.
Hal itu bermula pada 2015, ketika Abby sedang menaiki bus untuk bertemu temannya, ia merasakan jantungnya berdebar kencang, napas terasa sesak, hingga akhirnnya ia jatuh pingsan. sejak saat itulah ia mulai tidak meninggalkan rumahnya.
"Itu dua tahun yang lalu dan saya belum pernah meninggalkan rumah sejak itu," kata Abby seperti dilansir Metro.co.uk, (14/12).
Abby telah berjuang melawan masalah kesehatan mental, seperti kegelisahan dan depresi sejak usia 10 tahun.
Wanita 22 tahun itu mengungkapkan, kondisi tersebut membuatnya kini tidak bisa melangkah lebih jauh dari halaman belakang rumahnya. Bahkan ia pun tidak bisa merayakan Natal bersama sahabat-sahabatnya.
ADVERTISEMENT
"Tidak bisa keluar untuk belanja Natal di kota, melihat lampu, mengunjungi toko, dan melihat semua wajah bahagia dan gembira," ujar Abby.
"Sulit bagi orang lain untuk mengerti perasaanku. Aku kehilangan segalanya, aku tidak punya kehidupan dan sesuatu berubah," sambungnya.
Bukan hanya itu, ia juga pernah mengalami sakit perut ketika mengunjungi neneknya yang berjarak empat pintu dari rumahnya.
Meski demikian, Abby lantas tak terus-menerus meratapi kesedihannya. Kini ia harus menjalani hidupnya melalui akun media sosial Facebook miliknya @AbbyLewis. Dan bergabung dalam grup bernama GirlsMouth yang mampu medukungnya.
Ia juga bersyukur karena dikelilingi oleh keluarga, kekasihnya, dan teman yang menyayanginya dan setia untuk membantunya melewati masa-masa sulit itu. Meski awalnya Abby berpikir bahwa Rhys, kekasihnya akan meninggalkannnya karena kondisinya yang tak normal.
ADVERTISEMENT
"Aku khawatir Rhys akan meninggalkan saya demi seseorang yang 'normal'.Aku tidak bisa pergi bersama ke suatu tempat yang diinginkannya," kata Abby.