Indonesia Makan Sayur, Komunitas yang Digagas oleh Sophie Navita

9 Oktober 2018 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sophie Navita, selebriti yang bergelar certified plant-based chef.
 (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sophie Navita, selebriti yang bergelar certified plant-based chef. (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berawal dari kepeduliannya terhadap masyarakat Indonesia yang tidak suka makan sayur, Sophie Navita membuat sebuah komunitas bernama Indonesia Makan Sayur. Sebagai seorang plant-based Chef bersertifikat, Sophie sangat menyayangkan masyarakat Indonesia yang terlalu sedikit atau justru tidak suka mengkonsumsi sayur.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, salah satunya adalah kekayaan tumbuh-tumbuhan yang dapat diolah menjadi sayuran kaya nutrisi dan manfaat untuk tubuh. Namun sayangnya, berdasarkan data dari Riksesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kementerian Kesehatan RI di 2013, sebanyak 80 persen masyarakat Indonesia masih kurang asupan sayuran.
Atas dasar itulah, ibu dua anak ini tergerak membuat tagar #IndonesiaMakanSayur di akun Twitternya pada 2012 lalu. Namun tak disangka, dari tagar tersebut kini berkembang menjadi sebuah komunitas pecinta makanan berbasis nabati.
"Indonesia Makan Sayur dimulai dari sebuah tagar di Twitter sewaktu saya sekolah plant-based Chef di Amerika dan kemudian berkembang di Instagram. Tujuannya untuk mengajak semua teman-teman tanpa terkecuali untuk memperbanyak makanan berbasis nabati dalam pola makan kita," ungkapnya saat ditemui kumparanSTYLE di Senayan City, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Perempuan lulusan Canadian School of Natural Nutrition di Kanada ini terinspirasi oleh Paul McCartney, penyanyi asal Inggris yang juga mengajak orang-orang untuk belajar menjadi seorang vegetarian seminggu sekali lewat program Meatless Monday. Program ini rupanya menyebar ke seluruh dunia dan menjadi program rutin untuk mengenalkan gaya hidup vegetarian.
Di Instagram, komunitas online Indonesia Makan Sayur telah memiliki lebih dari 38 ribu pengikut. Banyak orang yang mengunggah foto-foto piring makan yang berisi beragam sajian sayuran segar.
Sophie menuturkan, komunitas Indonesia Makan Sayur terbuka untuk siapa saja, termasuk Anda yang belum menjadi vegetarian sekalipun.
Rajin makan sayur rupanya juga ditularkan Sophie pada kedua anaknya, meski seperti umumnya anak-anak, mereka enggan menyantap sayur. Untuk mengatasi hal ini, istri Pongki Jikustik itu punya cara tersendiri, yakni membiasakan anak-anak melihatnya makan sayur.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita di rumah sering ngunyah buncis atau edamame, anak-anak pasti ikutan makan sayur. Menularkan habit itu bukan dengan omongan, tetapi kebiasaan," katanya.
Menurutnya, masih banyak paradigma yang mengatakan bahwa menjadi seorang vegetarian atau vegan justru menghabiskan biaya yang lebih mahal, padahal sebenarnya tidak demikian.
"Dibandingkan dengan setengah kilo daging, setengah kilo pakcoy, kacang merah atau kacang hijau, sudah bisa dilihat mana yang lebih murah. Buat apa mau jadi vegetarian kalau Anda hanya mau makan makanan yang sudah disiapkan katering sehat. Jika kita belajar mengenai makanan apa yang masuk ke tubuh kita, kita jadi tahu apa kebutuhan tubuh kita sehingga bisa disesuaikan dengan budget kita," lanjutnya lagi.
Sophie Navita, selebriti yang bergelar certified plant-based chef.
 (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sophie Navita, selebriti yang bergelar certified plant-based chef. (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
Perempuan 42 tahun ini menegaskan, untuk menjadi seorang vegetarian dan vegan, kita harus mengetahui alasannya terlebih dahulu. Jika hanya karena alasan kesehatan, nantinya akan ada fase hidup ketika Anda merasa bosan menjalaninya dan bergeser ke pola hidup lain. Jika alasannya hanya ikut-ikutan teman atau tren, justru akan lebih cepat berganti ke pola hidup lainnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi jika Alasan Anda menjadi seorang vegetarian atau vegan adalah karena alasan etika dan prinsip hidup yang ingin melindungi planet bumi, menghindari kekejaman pada binatang dan lain sebagainya, saya rasa pola makan ini paling bertahan lama bisa dilakukan," tutup Sophie Navita.