news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Indonesia Peringkat 14 dari 15 Negara dengan Indeks Kesehatan Terendah

11 Desember 2017 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cek kesehatan (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cek kesehatan (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Memiliki hidup yang sehat tentu adalah keinginan banyak orang. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai faktor dalam terbentuknya pola hidup yang sehat. Seperti berolahraga, menjaga kebersihan diri, kondisi psikis yang baik, dan pola makanan yang seimbang.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, kesadaran untuk menjaga pola sehat itu masih sering diacuhkan oleh kebanyakan orang, terutama di Indonesia.
"Indonesia sendiri menduduki peringkat ke 14 dari 15 negara di Asia Pasifik sebagai negara yang paling rendah tingkat kesehatannya," jelas Kathryn Monika Parapak selaku Head of Brand and Communication dari PT. AIA Financial (AIA) kepada kumparan (kumparan.com) dalam acara AIA Media Luncheon di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/12).
Survei AIA Healthy Living Index ini diadakan sejak 2011 lalu setiap tiga tahun sekali. Ada 15 negara di Asia Pasifik yang menjadi sample survei, yakni India, China, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Malaysia, Korea Selatan, Indonesia, Selandia Baru, Macau, Singapurna, Taiwan, Fillipina, Thailand, dan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Survei ini berhasil mengumpulkan sebanyak 10,316 responden untuk Asia Pasifik dan 772 responden dari Indonesia.
Dari survei ini, memperlihatkan tingkat kesadaran kesehatan masyarakat Indonesia dalam menjalani gaya hidupnya.
"78 persen orang Indonesia merasa mereka lebih sehat lima tahun yang lalu," tambah Kathryn.
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga dan mengkonsumsi pola makan sehat pun masih sangat kurang. Hasil survei yang sama mengungkapkan bahwa 50 persen penduduk Indonesia terkadang memakan makanan yang tidak sehat setiap harinya.
"Untuk menjaga pola makan yang sehat, yang kita perlukan hanyalah mengkonsumsi bahan makanan yang seimbang. Ada protein nabati dan hewani, karbohidrat juga harus ada. Lalu minum air putih yang utama. Semua harus ada dan takarannya seimbang," jelas dr. Diana F Suganda, M Kes, Sp. Gk pada acara yang sama.
Konsumsi makanan bergizi untuk hidup sehat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Konsumsi makanan bergizi untuk hidup sehat (Foto: Thinkstock)
Masyarakat Indonesia memiliki persepsi bahwa makanan sehat itu mahal. Padahal, hal itu dapat disiasati dengan perencanaan yang baik.
ADVERTISEMENT
"Kata siapa mahal, makan di warteg pun bisa makan sehat. Ambil makanan yang bukan goreng-gorengan. Ambil sayur yang banyak, nasi secukupnya. Biayanya pun lebih murah. Memang banyak tren katering sehat yang mahal, tapi bisa kita siasati menjadi lebih murah," tambah Diana.
dr. Diana F Suganda, M Kes, Sp. GK  (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. Diana F Suganda, M Kes, Sp. GK (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
Dalam penjelasannya, Diana menerangkan bahwa cara pengolahan makanan sehat itu beragam. Tak melulu harus sup, olah makanan dapat dilakukan dengan tumisan, bacem, pepes, dan rebus. Ia menyarankan untuk menghindari gorengan, karena minyak yang dihasilkan dari gorengan tersebut tidak baik untuk tubuh.
Meski demikian, sekitar 98 persen orang dewasa Indonesia menyadari perlu meningkatkan kesehatan.
Menurut survei yang sama, alasan mereka ingin menjalankan pola hidup yang sehat adalah 33 persen untuk hidup yang lebih lama, 22 persen untuk menikmati kualitas hidup lebih baik dan 8 persen memiliki tubuh sehat agar terhindar dari penyakit.
ADVERTISEMENT
"Mereka ingin hidup sehat karena ingin hidup lebih lama. Kesehatan tak hanya tentang tubuh, tapi sehat pemikiran juga," tambah Kathryn.
Namun sayang, 90 persen orang dewasa Indonesia mengaku memiliki kebiasaan yang berdampak buruk pada kesehatan. Tapi kesadaran dan keinginan akan kesehatan tersebut tak cukup untuk mengubah kebiasaan buruk itu.