Indonesia Segera Gelar Pameran Batik di Kantor Pusat UNESCO Paris

9 April 2018 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Denny Wirawan, Oscar Lawalata, & Edward Hutabarat (Foto: dok. Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Denny Wirawan, Oscar Lawalata, & Edward Hutabarat (Foto: dok. Stephanie Elia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Delapan tahun yang lalu, UNESCO secara resmi menetapkan batik sebagai warisan Kemanusiaan untuk Kebudayaan Lisan dan Nonbendawi. Untuk memperingati hari bersejarah ini, Indonesia pun menjadikan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
ADVERTISEMENT
Kain peradaban asli Indonesia ini memang bukan sembarang kain.
Batik sudah menemani setiap fase perjalanan hidup bangsa Indonesia sejak ratusan, bahkan ribuan tahun lalu. Batik dengan corak cantiknya memang mengandung makna yang berbeda-beda.
Namun sayangnya, hingga kini gaung keindahan batik baru terdengar nyaring di rumahnya sendiri. Batik belum sepenuhnya ‘dikenali’ di kancah mode internasional.
Guna memperkenalkan batik secara lebih intim di mata dunia, tiga desainer kenamaan Indonesia siap menggelar pameran di kantor pusat UNESCO, Paris, Prancis.
Adalah Oscar Lawalata, Edward Hutabarat, dan Denny Wirawan yang mendapat kesempatan emas untuk merepresentasikan batik di kancah internasional. Pameran batik ini akan berlangsung selama enam hari, yaitu 6-12 Juni 2018.
Pergelaran bertajuk ‘Batik for the World’ ini merupakan mimpi yang jadi kenyataan bagi Oscar Lawalata, sang penggagas.
ADVERTISEMENT
“Semua berawal dari perkembangan batik itu sendiri. Setelah saya menggelutinya, kayaknya ada yang terlupakan nih, di Indonesia kita sibuk mengangkat batik, tapi batik ini kan juga diwariskan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Setelah batik maju sedemikian rupa, saya rasa ini saatnya kita kembali memperlihatkan kepada UNESCO bagaimana kita Indonesia melestarikan budaya batik itu sendiri,” ujar Oscar, saat ditemui kumparanSTYLE (kumparan.com) di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (9/4).
Dan yang coba dipresentasikan ketiganya tak hanya kain batik saja, namun juga proses pembuatannya. Bersama Bank Mandiri, Oscar juga turut mendemonstrasikan cara membatik sedari awal oleh pengrajin asli Indonesia.
Selain memamerkan batik di Main Hall kantor pusat UNESCO yang berkapasitas 1000 orang, ketiga desainer ini akan menggelar fashion show di hari pembukaan.
Denny Wirawan, Oscar Lawalata, & Edward Hutabarat (Foto: dok. Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Denny Wirawan, Oscar Lawalata, & Edward Hutabarat (Foto: dok. Stephanie Elia/kumparan)
Oscar akan menciptakan kreasi busana ready to wear menggunakan batik Jawa Timur. “Saya akan memamerkan batik Madura, Surabaya, Ponorogo, Trenggalek, dan Tuban,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Edward Hutabarat akan menampilkan batik Mega Mendung asal Cirebon dan Sawunggalih Jawa Tengah. “Saya menampilkan baju beachwear, sangat resort, seperti blus longgar panjang,” jelas desainer yang akrab disapa Bang Edo Ini.
Sedangkan Denny Wirawan akan menyulap batik Kudus menjadi gaun malam yang cantik dan feminin.
Perjuangan menembus panggung UNESCO Paris membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. Bersama Bank Mandiri dan Bakti Budaya Djarum Foundation, ketiga desainer ini berharap batik bisa dikenal luas di seluruh dunia.
Dan nantinya, kesempatan ini diharapkan akan berbuah manis, dengan tak hanya mendorong pertumbuhan industri fashion semata, namun juga memakmurkan pembatik lokal. Dunia kuliner dan pariwisata Indonesia juga diharapkan semakin berkembang.
ADVERTISEMENT