Jerit Lara Para Model di Balik Ingar-bingar Industri Busana

31 Oktober 2017 16:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vlada Dzyuba  model Rusia yang meninggal kelelahan (Foto: @mongolmodel - instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Vlada Dzyuba model Rusia yang meninggal kelelahan (Foto: @mongolmodel - instagram)
ADVERTISEMENT
Kematian model Rusia, Vlada Dzyuba, di tengah perhelatan Shanghai Fashion Week 2017 menunjukkan bahwa industri busana tidak baik-baik saja. Dzyuba meninggal karena kelelahan. Dzyuba yang masih 14 tahun itu mengidap meningitis (radang selaput otak). Dan kerja tanpa henti mengantarnya menjemput maut.
ADVERTISEMENT
Meningitis, anoreksia, hingga depresi menjadi bayang-bayang yang menghantui para model. Sejak lama, model berada dalam kungkungan standar kecantikan yang mengharuskan mereka bertubuh kurus dan tinggi. Mereka bak tak diberi kesempatan untuk sedikit berisi.
Menjalani profesi dengan diam membisu, para model akhirnya mulai berani meneriakkan keluhan mereka. Sudah cukup lama protes keras muncul atas penderitaan para model, namun yang paling signifikan disuarakan James Scully. Agen model ini mengkritik beberapa agen yang membiarkan para model berdiri berjam-jam di balik panggung.
Teriakan Scully direspons lewat gerakan kolektif melalui laman model.com. Laman ini berisi testimoni para model yang menerima perlakuan tak menyenangkan selama menjalani kariernya. Berikut rangkuman kumparan terkait catatan kehidupan para model.
ADVERTISEMENT
Sidney Gaston: Memaksa Bekerja meski Sakit
Sidney Gaston (Foto: pictame.com/@sidneygaston)
zoom-in-whitePerbesar
Sidney Gaston (Foto: pictame.com/@sidneygaston)
Di London Fashion Week 2016, aku merasa mual dan sakit karena harus berjalan di atas panggung 90 menit tanpa henti. Aku telah bercerita kepada casting director, tak kuat lagi untuk melanjutkan. Jika aku terus berjalan, aku bisa pingsan dan merintangi model lain yang hanya berjarak beberapa meter dariku.
Tapi dia menimpali, aku harus terus berjalan jika ingin dibayar. Pada akhirnya, aku tidak dibayar setelah itu. Mereka mengorbankan setiap energi untuk menciptakan produk, namun tidak satupun memikirkan para model. Industri ini menawarkan glamor dan kesempurnaan --yang hanya berlaku satu sisi.
Aku awalnya senang karena mendapat kesempatan ini (di London Fashion Week 2016). Namun aku kemudian banyak mendengar cerita model lain yang diperlakukan semena-mena oleh agensi dan merek yang menyewa mereka.
ADVERTISEMENT
Ulrikke Hoyer: Dilarang Makan Sebelum Naik Panggung
Model profesional Ulrikke Hoyer (Foto: Instagram: @ulrikkehoyer)
zoom-in-whitePerbesar
Model profesional Ulrikke Hoyer (Foto: Instagram: @ulrikkehoyer)
Aku bangun pukul 2 pagi dalam keadaan lapar. Sarapan dimulai pukul 6.30 yang porsinya sangat minim. Aku takut bertemu Alexia (agen Hoyer) dan beruntung karena dia baru tiba pukul 8 pagi ketika piring saya telah dicuci.
Ketika dia menyapa selamat pagi kepadaku dan model lainnya, dia menatapku. Tatapannya kemudian tertuju ke meja di depanku. Tidak ada piring di atasnya. Dia kemudian mengecek apakah aku sarapan pagi atau tidak.
Malamnya, agenku menelepon dari Denmark, memberitahukan Louis Vuitton membatalkan kontrak. Alasan pembatalan kontrak disebutkan bahwa perutku sedikit membesar dan wajahku tak sesuai yang diharapkan.
Petra Zatkova: Modeling Menghancurkan Fisik
Model profesional Petra Zatkova (Foto: Instagram: @petrazatkova)
zoom-in-whitePerbesar
Model profesional Petra Zatkova (Foto: Instagram: @petrazatkova)
Aku memulai karier sebagai model pada usia 13 tahun. Sejak awal, aku diberi tahu bahwa pinggulku terlalu besar sehingga aku harus menurunkan berat badan. Padahal, tubuhku tidak pernah gemuk. Panggulku memang lebih lebar dengan struktur tulang yang berbeda dibanding model lain.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, aku selalu membenci tubuhku sendiri. Aku memang tidak pernah memiliki anoreksia atau bulimia, namun aku memaksa diriku terlalu kelaparan dari waktu ke waktu. Aku sadar bahwa ini masalah umum yang dihadapi dunia modeling. Aku merasa sedang mengalami dismorfia (penyakit mental dengan gejala fokus obsesif pada kekurangan penampilan).
Aku berbicara kepada model lain yang tampak lebih kurus dibanding aku. Mereka bercerita bahwa tubuh mereka jauh lebih gemuk.
Modeling menghancurkanku secara fisik. Rambutku mulai rontok dan detak jantungku tidak normal akibat terlalu stres. Aku memutuskan untuk menyudahi ini semua. Aku telah menghabiskan banyak waktu untuk terus memikirkan berat badan dan kehilangan jati diriku.
Fernanda Ly: Terlilit Utang, Diberi Mimpi Palsu
Model profesional Fernanda Ly (Foto: Instagram: @warukatta)
zoom-in-whitePerbesar
Model profesional Fernanda Ly (Foto: Instagram: @warukatta)
Industri busana sangat dinamis dan bermodal keberuntungan tinggi, atau bahkan tidak sama sekali. Faktor utama kesuksesanmu berasal dari sesuatu yang ada sebelum kamu lahir: tinggi fisik, jenis tubuh, bentuk muka, dan aspek fisik, dan lain-lain. Hal-hal genetis ini perlu kamu pahami sebelum kamu memanggil dirimu “model”.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan sebagai model sangat berhubungan dengan tubuh. Ketika kamu gagal merawat tubuh, maka waktumu habis. Akan ada model baru yang datang dan menggantikanmu. Tentu, mereka datang dengan penderitaan serupa.
Banyak model terjebak dalam kehidupan semacam ini terlalu lama. Mereka dikontrak layaknya budak. Aku benar-benar tahu bagaimana mereka tidak dibayar sepeser pun karena alasan pajak, komisi agensi, dan nilai tukar mata uang. Perempuan-perempuan ini diberi makan oleh angan-angan.
Aku banyak melihat kehidupan para model yang tinggal di pedesaan setelah mereka pensiun. Mereka pulang tanpa bendera kesuksesan karena terlilit utang berlimpah.
Anonim: Depresi dalam Sorotan Catwalk
Aku melihat permasalahan terbesar dalam dunia industri busana adalah eksploitasi gadis berusia di bawah 18 tahun. Mereka berjalan di atas catwalk ketika tubuh belum menyelesaikan fase pubertas. Setelah itu, agen dan perusahaan menuntutmu untuk memiliki tubuh di layaknya gadis 14 tahun.
ADVERTISEMENT
Ini sangat mengerikan karena kondisi tubuh para model tidak sehat. Agen akan terus menuntutmu, melarang para model memiliki tubuh lebar. Pinggul tidak boleh lebih dari 43 inci.
Budaya tersebut sangat membahayakan para gadis karena mereka akan merasa tertekan dengan kewajiban ini --yang tidak mampu mereka tanggung di usia mereka.
Shanghai Fashion Week 2017 (Foto: Johannes EISELE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Shanghai Fashion Week 2017 (Foto: Johannes EISELE / AFP)
Hidup para model jelas tak semudah lenggak-lenggok mereka di atas catwalk.