Kisah Cinta Pilot Garuda, Menunggu 20 Tahun untuk Menikahi Pujaan Hati

28 Februari 2018 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kutipan tersebut sesuai bila disematkan pada kisah cinta yang ditulis oleh Gia Pratama pada akun Twitter pribadinya @GiaPratamaMD.
Cerita yang ditulis pada Rabu (26/2) itu, merupakan pengalaman pribadi dari orang tua Gia. Ayah Gia, Kapten Amir Hamzah (62) yang berprofesi sebagai pilot rela menunggu 20 tahun untuk bisa menikahi cinta pertamananya, yakni ibunda Gia. Kisah tersebut mendadak viral dan kini telah dibagikan sebanyak 834 kali di Twitter.
"Ayah saya adalah orang yang luar biasa dalam banyak hal. Saya ingin membagikan satu di antara kisah luar biasa itu, tentang cinta dan kesetiannya pada istrinya," tulis Gia.
Kapten Amir pertama kali bertemu dengan istrinya saat kelas 5 SD. Saat itu dia sedang bertani di sawah milik orang tuanya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Seorang gadis berpita sedang naik delman bersama kedua orang tuanya, melintas di depan Amir.
ADVERTISEMENT
Semenjak itu, Amir kecil rajin ke sawah berharap bisa bertemu lagi dengan gadis tersebut. Benar saja, seminggu sekali gadis itu melewati sawah garapan Amir. Hal itu terus dilakukan Amir hingga bertahun-tahun lamanya. Tiba satu hari saat Amir kelas 3 SMA, ia berkesempatan bertemu kembali dengan gadis pujaannya itu.
Captain Amir Hamzah (Foto: Twitter/ Gia Pratama MD)
"Nanti kalau lulus SMA mau ke mana ?" tanya gadis itu.
"Kalau nggak ke kedokteran ya pilot," jawab Amir.
"Wah, aku suka itu dua profesi yang dipanggil sesuai profesinya," tambah gadis tersebut.
Mendengar jawaban tersebut, Amir bersemangat mewujudkan cita-citanya untuk menjadi pilot.
Kapten Amir saat masuk sekolah pilot (Foto: Twitter.com/GiaPratamaMD)
"Tahun itu papa (Amir) berhasil masuk sekolah pilot. Mengalahkan ribuan peserta lain. Bukan itu aja, papa lulus dengan predikat lulusan terbaik. Dan langsung diterima oleh Garuda," ujar Gia.
ADVERTISEMENT
Usai lulus dari sekolah pilot, Amir berusaha mencari keberadaan gadis impiannya tersebut dengan beragam cara. Mengingat, gadis itu kini tak lagi tinggal di Tasikmalaya melainkan pindah ke Jakarta untuk bekerja.
Namun, di tengah pencariannya, Amir malah mendapati gadis itu sedang duduk di kursi penumpang pesawat yang ia terbangkan.
Penumpang Pesawat (Foto: Dok. Pixabay)
"Saat keluar pintu kokpit, papa liat di tempat duduk penumpang sebelah kiri, ada wanita cantik banget, pake kacamata hitam, dan formal dress rapi lagi asik melihat pemandangan di luar jendela. Itu mama," tambah Gia.
Semenjak itu, hubungan Amir dan gadis impiannya berlanjut intensif. Saling menelpon dan menyurati pun dilakoni untuk bisa terus berkomunikasi. Ujian cinta keduanya tak henti sampai di situ, ibu Gia didagnosa kanker kelenjar getah bening dan divonis hidupnya tak lama lagi, yakni 6 bulan.
ADVERTISEMENT
Saat itu ibu Gia menangis dan meminta Amir untuk mencari wanita lain. Namun Amir tetap meminta ibu Gia untuk tidak menyerah terhadap penyakitnya dan mengikuti semua prosedur yang diminta oleh dokter.
Menikah buat bahagia (Foto: Pexels)
Setelah operasi dan pemulihan, ibu Gia dinyatakan sembuh dari kanker kelenjar getah bening dan melewati masa 6 bulan masa vonis, Amir melamar wanita terkasihnya dan menikah di usia 29 tahun, dan kini usia pernikahan keduanya telah menginjak 34 tahun.
"Cinta nunggu Rangga 12 tahun untuk dapat pacaran kembali. Tita nunggu Adit 14 tahun untuk akhirnya dilamar. Papa nunggu Mama 20 tahun untuk akhirnya menikah," kata Gia.
Pengalaman cinta Amir ini juga disampaikan kepada anak-anaknya, termasuk Gia sebelum menikah.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah salah satu pesan beliau kepada saya sebelum menikah, 'A, definisi laki-laki itu tanggung jawab, kalau nggak bisa tanggung jawab nggak usah jadi laki-laki, terserah mau jadi apa, yang pasti bukan laki-laki'," tambah Gia.
Gia tak menyangka cerita cinta orang tuanya ini akan menginspirasi banyak orang di media sosial bahkan menjadi viral. Gia menyebut, dia hanya ingin membagikan hal-hal positif di tengah cuitan negatif dan memicu pertengkaran di media sosial.
"Seperti cerita-cerita koas sebelumnya, aku cuma pengen sharing positif karena udah terlalu banyak hal negatif di Twitter. Nggak kepengen viral apalagi berharap viral," kata Gia saat dihubungi kumparan (kumparan.com) pada Rabu (28/2).