Lupakan Payet & Kristal, Pengantin Indonesia Lebih Suka Gaun Simpel

1 Februari 2018 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gaun pengantin yang simpel dan klasik  (Foto: IG. @cindytandiyah & @hiantjen )
zoom-in-whitePerbesar
Gaun pengantin yang simpel dan klasik (Foto: IG. @cindytandiyah & @hiantjen )
ADVERTISEMENT
Saat menikah suatu hari nanti, gaun pengantin seperti apa yang jadi impian kamu? Apakah tipe ballgown yang megar dan mewah, atau justru gaun berpotongan simpel yang memudahkan kamu saat bergerak?
ADVERTISEMENT
Mengenakan gaun pernikahan cantik dan indah merupakan dambaan setiap wanita. Di Indonesia sendiri, gaun pengantin yang glamor dan penuh kilau jadi favorit banyak pengantin.
Sejak lama, aksen kristal dan payet yang berkilauan masih jadi favorit mayoritas wanita Indonesia. Alasannya, kristal dan payet dianggap mampu menyulap gaun tampak mewah dan 'mahal'.
Pada 2018 ini, apakah gaun pernikahan bertabur payet dan kristal masih mendominasi tren gaun pengantin?
Gaun pengantin ASOS dibanderol mulai Rp 2 jutaan. (Foto: Dok. ASOS)
zoom-in-whitePerbesar
Gaun pengantin ASOS dibanderol mulai Rp 2 jutaan. (Foto: Dok. ASOS)
"Udah mulai bergeser sih tren bling-bling," jawab desainer Billy Tjong saat ditemui kumparan (kumparan.com) di The Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
Menurutnya, orang Indonesia kini sudah memahami bahwa tampilan mewah tak harus selalu berasal dari kristal atau payet yang digunakan.
"Sesuatu yang mewah enggak harus dari bahan yang bling-bling. Tapi dari pemilihan bahan, dari bahan yang simpel bisa kelihatan mahal, asal cutting-an pas," jelas Billy lagi.
Gaun ASOS mulai dari harga Rp 2 jutaan (Foto: Dok. ASOS)
zoom-in-whitePerbesar
Gaun ASOS mulai dari harga Rp 2 jutaan (Foto: Dok. ASOS)
Menurutnya, pola pikir 'semakin banyak kristal makin bagus' pada pengantin Indonesia selama ini dipengaruhi keinginan orang tua. Namun kini, semua sudah berbeda. Banyak pengantin muda kini lebih berani menyuarakan apa yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
"Lebih mengikuti kata hati mereka, bukan orang tua. Mulai kembali ke sesuatu yang elegan, terlebih sekarang referensi fashion sudah makin banyak di media sosial," pungkasnya mengakhiri pembicaraan.