Lupus Eritematosus Sismetik, Penyakit 'Kamuflase' yang Ancam Perempuan

9 Mei 2018 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lupus (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lupus (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Lupus Eritematosus, atau penyakit yang dikenal dengan istilah ‘penyakit seribu wajah’ merupakan salah satu penyakit tidak menular yang angka kejadian setiap tahunnya terus meningkat. Penyakit lupus ini sangat rentan terjadi kepada perempuan.
ADVERTISEMENT
Lupus Eritematosus Sismetik (LES) sendiri adalah suatu penyakit autoimun saat kondisi sistem kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing dengan sel dan jaringan tubuh sendiri.
“(Lupus) membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat. Penyakit inflamasi sistemik karena sistem imun yang tidak tepat di tubuh kita,” papar dr. Sumariyono, SpPD, KR, MPH, di Gedung P2PTM, Jakarta Pusat, Selasa (8/4).
Alasan perempuan lebih rentan terkena penyakit LES ini masih belum diketahui secara lengkap. Namun, meningkatnya angka pertumbuhan penyakit LES sebelum periode menstruasi atau dalam masa kehamilan, mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya estrogen, menjadi pencetus penyakit LES.
“Sebagian besar penderita lupus adalah perempuan di masa subur dan usia produktif 15-50 tahun. Meski begitu, laki-laki juga bisa terkena lupus,” jelas dr. Sumariyono.
Periksa Lupus Sendiri (SALURI)  (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Periksa Lupus Sendiri (SALURI) (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online 2016, terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lupus memiliki banyak jenis. Namun, yang paling umum adalah LES, penyakit yang seringkali ‘berkamuflase’. LES memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga seringkali menimbulkan kekeliruan dalam diagnosa medis.
Dokter sekaligus Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Reumatologi Indonesia ini menambahkan, penyebab timbulnya penyakit ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyakit LES, yaitu:
1. Faktor genetik, sekitar tujuh persen pasien LES memiliki keluarga dekat (orangtua atau saudara kandung) yang juga terdiagnosa LES. Untuk kembar identik, kemungkinan salah satu terkena lupus hanya 30 persen.
2. Faktor lingkungan, hal ini sangat berpengaruh sebagai pemicu LES. Misalnya, infeksi, stres, makanan tidak sehat, obat seperti antibiotik, cahaya matahari, dan merokok.
ADVERTISEMENT
3. Faktor hormonal, umumnya perempuan lebih sering terkena penyakit LES dibandingkan laki-laki.
Gejala yang LES miliki sangat mirip dengan penyakit lain. Tingkat keparahannya pun beragam, mulai dari ringan hingga mengancam jiwa.
“LES ini gejalanya beragam, tergantung organ mana yang terkena lebih dahulu. Karena ini bisa menyerang organ dan jaringan manapun, sehingga berbeda dari tiap perorangan,” tutup dr. Sumariyono.