Menengok Tren Perhiasan 2019 di Surabaya International Jewellery Fair

26 Oktober 2018 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ratusan tipe perhiasan terikini hadir dalam Surabaya International Jewellery Fair 2018. Acara yang digelar sejak Kamis (25/10) hingga Minggu (28/10) di Grand Ballroom Shangrila Hotel Surabaya ini menghadirkan perhiasan koleksi dunia hingga buatan lokal yang tradisional dan artistik.
ADVERTISEMENT
Pengunjung pameran juga bisa menyaksikan kecanggihan peralatan dan mesin produksi perhiasan logam yang didatangkan langsung dari negara asalnya. Mulai produsen perangkat industri dari Hongkong sampai dengan Italia. Mereka membuka demo di jajaran booth di lantai dasar.
Surabaya International Jewellery Fair 2018 tercatat melibatkan kurang lebih dari 107 peserta mulai dari peserta swasta hinga pengrajin IKM yang merupakan mitra binaan Kementerian Perindustrian RI, Dinas Perindustrian & Perdagangan Propinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Yogyakarta, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Surakarta, Dinas Koperasi & UMKM Kota Mataram, Dinas Perindustrian & Perdagangan Provinsi NTB, serta 15 peserta mesin & perangkat industri perhiasan.
Pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
Sekjen Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husin menjelaskan, pameran ini bertujuan menumbuhkembangkan kembali geliat perdagangan dan industri emas lokal, khususnya golongan industri kecil menengah (IKM). Oleh karena itu, meski ekonomi global yang melemah namun industri perhiasan ini tetap berjalan cepat.
ADVERTISEMENT
"Kita ingin kembangkan supaya perdagangan emas sebagai industri padat karya dan kreatif tumbuh omsetnya serta membantu pajak bertambah. Tahun ini (Jawa Timur) tumbuh 300 persen dalam sembilan tahun dari IKM perhiasannya," terang Iskandar saat ditemui usai pembukaan pameran.
Pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
Iskandar mengakui, Jawa Timur ataupun sejumlah daerah lain di tanah air masih menyediakan sumber bahan baku lengkap dan melimpah. Belum lagi ditambah kekayaan aneka ragam corak budaya.
"Untuk skill, kita juga punya banyak sumber daya yang memiliki skill handmade bagus. Sementara di luar negeri lebih menggunakan mesin membuat estetika perhiasan berkurang," jelasnya lagi.
Ketua APEPI Jeffrey Tumewa dan Gubernur Jatim Soekarwo di pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua APEPI Jeffrey Tumewa dan Gubernur Jatim Soekarwo di pembukaan pameran Surabaya International Jewellery Fair 2018. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
Iskandar juga memuji sejumlah pemenang sayembara desain perhiasan dengan kualitas desain buatan tangan asli mereka.
"Beberapa juara hasil perhiasannya luar biasa produknya sudah kelas dunia. Sekarang kita bantu pikirkan bagaimana cara pemasarannya. Bagaimana perhatian pemerintah provinsi memberi semangat untuk generasi muda untuk berekspresi," tandasnya.
ADVERTISEMENT