Mengenal 7 Desainer Lokal Singapura yang Patut Dilirik

27 November 2018 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desainer lokal Singapura dengan karya yang unik dan memukau. (Foto: dok. Precious Communications, Ong Shunmugam)
zoom-in-whitePerbesar
Desainer lokal Singapura dengan karya yang unik dan memukau. (Foto: dok. Precious Communications, Ong Shunmugam)
ADVERTISEMENT
Perlahan tapi pasti, industri mode di Singapura mulai bangkit menunjukkan eksistensinya di dunia fashion internasional. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya desainer lokal Singapura yang menunjukkan karyanya.
ADVERTISEMENT
Beberapa di antara mereka bahkan telah memiliki butik dan klien yang berasal dari perempuan muda, profesional, selebriti, hingga sosialita papan atas. Masing-masing desainer ini juga memiliki ciri khas desain yang berbeda-beda, baik dalam desain busana maupun aksesori.
Berikut tujuh desainer lokal Singapura dengan karya-karyanya yang khas dan unik:
1. Gin Lee
Gin Lee, pemilik label GIN LEE Studio. (Foto: dok. Precious Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Gin Lee, pemilik label GIN LEE Studio. (Foto: dok. Precious Communications)
Gin Lee adalah desainer asal Singapura yang mendirikan label GINLEE Studio yang didirikan pada 2011 di Israel. Koleksi busana yang dihadarkan memiliki siluet yang memberikan kesan feminin namun tetap nyaman dikenakan. Beberapa koleksinya terdiri dari kemeja, dress tanpa lengan, atasan berpotongan longgar, dan jaket dari bahan PVC. Gin Lee memiliki workshop di National Design Centre yang berlokasi di Bras Basah-Bugis.
ADVERTISEMENT
2. Priscilla Shunmugam
Priscilla Shunmugam, desainer dari label Ong Shunmugam. (Foto: dok. Ong Shunmugam)
zoom-in-whitePerbesar
Priscilla Shunmugam, desainer dari label Ong Shunmugam. (Foto: dok. Ong Shunmugam)
Priscilla yang berasal dari jurusan hukum National University of Singapore ini menemukan passion-nya di dunia fashion saat tinggal di Inggris. Di sanalah ia mendirikan label Atelier Ong Shunmugam, busana wanita yang kental dengan nuansa Asia.
Ada koleksi Cheongsam untuk Imlek hingga koleksi busana modest untuk menyambut Hari Raya (Idul Fitri). Klien-klien Ong Shunmugam banyak berasal dari kalangan sosialita Singapura, bahkan mereka rela menunggu berminggu-minggu agar mendapatkan koleksi yang didesain Priscilla.
3. Velda Tan
Sebagai seorang influencer dan social media personality ternama di Singapura, nama Velda Tan cukup dikenal di kalangan perempuan muda Singapura. Ia memiliki dua label busana, yakni Collate The Label dan Our Second Nature.
Velda Tan, desainer dari label Our Second Nature. (Foto: dok. Precious Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Velda Tan, desainer dari label Our Second Nature. (Foto: dok. Precious Communications)
Our Second Nature merupakan busana kasual ready-to-wear mulai dari atasan, midi dress, t-shirt, mini dress, hingga kemeja dengan nuansa warna earthy tone. Sedangkan Collate merupakan koleksi busana premium dengan harga terjangkau dengan detail busana yang lebih kompleks.
ADVERTISEMENT
4. Goh Ling Ling
Goh Ling Ling, desainer tas dari Ling Wu Bags. (Foto: dok. Precious Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Goh Ling Ling, desainer tas dari Ling Wu Bags. (Foto: dok. Precious Communications)
Bagi pecinta fashion Singapura, label bernama LINGWU Bags tampaknya sudah tidak asing lagi. Label tas mewah yang terbuat dari bahan kulit ini dikerjakan dengan sangat detail dan teliti dengan model yang kekinian.
Display tas berbahan dasar kulit di Ling Wu Bags Le Salon. (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Display tas berbahan dasar kulit di Ling Wu Bags Le Salon. (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
Goh Ling Ling adalah desainer di balik label tersebut. Perempuan 44 tahun ini awalnya memulai bisnis tas pada 2012 dan sukses mendapatkan klien dari seluruh penjuru Singapura bahkan luar negeri.
5. Alicia Tsi
Alicia Tsi, pendiri label Esse. (Foto: dok. Precious Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Alicia Tsi, pendiri label Esse. (Foto: dok. Precious Communications)
Alicia Tsi adalah desainer di balik label Esse, sebuah brand busana yang berdiri pada 2013. Sebelum memulai labelnya, ia memantapkan diri untuk mengikuti kursus di Nanyang Academy of Fine Arts for Fashion Illustration. Mengusung konsep sustainable fashion, seluruh material busana yang dihadirkannya terbuat dari bahan-bahan organik dan bisa didaur ulang, seperti linen, bambu dan katun organik.
Esse, label lokal Singapura yang mengusung konsep sustainable fashion. (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Esse, label lokal Singapura yang mengusung konsep sustainable fashion. (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
ADVERTISEMENT
6. Afton Chen
Afton Chen, desainer dari label Reckless Ericka. (Foto: dok. Precious Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Afton Chen, desainer dari label Reckless Ericka. (Foto: dok. Precious Communications)
Malang melintang di industri mode Singapura sejak 9 tahun lalu, Afton Chen dikenal dengan desain-desainnya pada label busana Reckless Ericka. Ia mendirikan label busana ini sebagai cerminan dari gaya busananya yang quirky namun tetap modern.
Sempat vakum tiga tahun untuk fokus menghadirkan kualitas busana yang lebih baik, di 2016 lalu Afton kembali menghadirkan koleksi terbarunya yang lebih simpel nan stylish. Kini, salah satu koleksinya hadir dengan material anti kusut yang mudah dibawa bepergian saat traveling karena tidak perlu disetrika.
7. Stephanie Choo
Stephanie Choo, desainer perhiasan Eden + Elie. (Foto: dok. Precious Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Stephanie Choo, desainer perhiasan Eden + Elie. (Foto: dok. Precious Communications)
Desainer Stephanie Choo adalah penggagas sekaligus pendiri label perhiasan Eden + Elie, sebuah perhiasan handmade yang desainnya terinspirasi dari kultur dan sejarah Singapura. Perhiasannya berupa kalung, gelang, dan anting dengan model peranakan yang mendapat sentuhan modern.
ADVERTISEMENT
Seluruh perhiasan yang didesainnya dibuat penuh detail yang dikerjakan oleh pengrajin lokal. Stephanie bekerja sama dengan Autism Resource Centre untuk mencari pengrajin dewasa dengan autisme yang akan dibina dan dibantu memproduksi perhiasan.