Mengenal Anyaman Ate, Kerajinan Unik dari Desa Beleke Lombok

17 November 2017 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anyaman Ate khas Desa Beleke, Lombok Tengah (Foto: Adisty Putri Utami/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anyaman Ate khas Desa Beleke, Lombok Tengah (Foto: Adisty Putri Utami/kumparan)
ADVERTISEMENT
Apa yang ada di benak kamu ketika mendengar kata Lombok? Sebuah pulau yang terkenal akan keindahan pantainya? Atau salah satu daerah penghasil mutiara terbesar di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Selama ini, daerah di bagian timur Indonesia itu menyimpan sejuta keindahan bagi para penikmat alam. Selain memiliki pantai yang memukau, Lombok juga terkenal akan panorama alamnya yang tak kalah mempesona.
Namun, selain memiliki destinasi wisata yang memanjakan mata, ternyata Lombok juga menyimpan kerajinan tangan yang tak kalah menariknya. Beberapa kerajinan tangan tersebut bisa kamu temukan di Desa Beleke, Lombok Tengah.
Anyaman Ate Lombok (Foto: Adisty Putri Utami/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anyaman Ate Lombok (Foto: Adisty Putri Utami/kumparan)
Desa ini memproduksi alat-alat rumah tangga yang terbuat dari Ate, sejenis akar liar yang dikeringkan. Saat kumparan berkunjung ke acara INDOCRAFT 2017 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta, kerajinan ate pun turut dihadirkan di sana. Akar ate dianyam sedemikian rupa hingga membentuk beragam alat rumah tangga, seperti piring, tatakan gelas, tudung saji, dan wadah serbaguna.
ADVERTISEMENT
Seluruh barang dilapisi dengan cat transparan agar lebih awet. Hal ini dilakukan agar warna alami dari akar liar tetap bisa bertahan untuk memberikan kesan natural.
Kerajinan unik ini dibanderol mulai dari Rp 10 ribu hingga jutaan rupiah. Semakin rapat dan halus anyaman, semakin mahal pula harganya.
Anyaman Ate Lombok (Foto: Adisty Putri Utami/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anyaman Ate Lombok (Foto: Adisty Putri Utami/kumparan)
Murah mahalnya kerajinan ate pun ditentukan dari berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya. Diperlukan waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu kerajinan ate tersebut.
"Untuk yang rapat seperti ini (menunjuk nampan) bisa lebih mahal, karena pengerjaan semakin lama," ungkap Sayu, salah satu pengrajin anyaman ate, ketika berbincang dengan kumparan di acara INDOCRAFT 2017, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (17/11).
Ingin memiliki salah satu karya dari Desa Beleke? Kamu hanya cukup datang ke INDOCRAFT 2017.
ADVERTISEMENT
Selain menghadirkan kerajinan rotan, INDOCRAFT juga menyuguhkan berbagai kerajinan tangan berbagai daerah, mulai dari batik, aksesoris, hingga hiasan murah. Pameran ini dibuka mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.