Mengenal Sudden Death dan Berbagai Penyebabnya

16 Januari 2018 19:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudden death (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sudden death (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Dunia internasional kembali berduka. Dolores Mary Eileen O'Riordan, vokalis band rock asal Irlandia The Cranberries, dinyatakan meninggal dunia di London Senin (15/1). Banyak pihak yang terpukul atas meninggalnya Dolores di usia 46 tahun.
ADVERTISEMENT
Bersama The Cranberries, Dolores mampu melahirkan banyak album yang menjadi hits. Bahkan album pertama mereka, 'Everybody Else Is Doing It, So Why Can't We?' laris manis di pasar musik AS dan mampu terjual hingga 5 juta keping album sejak dirilis pada 1 Maret 1993 hingga akhir 1995.
Kabar kematian Dolores disampaikan oleh juru bicaranya Lindsey Holmes. Ia mengatakan penyanyi kelahiran 6 September 1971 tersebut meninggal dunia secara mendadak. Namun belum ada keterangan lebih lanjut mengenai penyebab kematian Dolores.
Dolores O'Riordan (Foto: REUTERS/Ferran Paredes)
zoom-in-whitePerbesar
Dolores O'Riordan (Foto: REUTERS/Ferran Paredes)
Dalam dunia kesehatan kematian secara mendadak atau sudden death bukanlah hal yang baru. Terdapat beberapa penyakit atau kelainan bawaan yang ada tanpa gejala yang nyata.
Kematian mendadak menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Selain itu kematian mendadak ini disebabkan karena penyakit bukan akibat trauma atau racun. Misalnya penyakit jantung dan pembuluh darah.
ADVERTISEMENT
Kedua penyakit ini menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian mendadak. Bahkan penyakit jantung mencapai persentase 60 persen sebagai akibat kematian mendadak.
Dilansir Mayo Clinic, berikut ini beberapa penyebab spesifik sudden death yang terjadi pada manusia:
1. Hypertrophic cardiomyopathy (HCM)
Orang yang mengalami kondisi ini dinding otot jantungnya menebal. Alhasil sistem kerja jantung terganggu. Jantung berdegup makin cepat sehingga dapat menyebabkan serangan jantung mendadak. Kebanyakan Hypertrophic cardiomyopathy bersifat genetik. Oleh karena itu waspadalah terhadap gejala seperti napas pendek dan tersengal hingga debar jantung yang di luar normal.
2. Kelainan Arteri Koroner
Terkadang orang terlahir dengan arteri jantung (arteri koroner) yang terhubung secara tidak normal. Sehingga asupan darah yang mengalir ke jantung tidak tepat.
ADVERTISEMENT
3. Diseksi Aorta
Ini merupakan kondisi dimana pembuluh darah aorta sobek. Individu yang menderita diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi dan perokok rentan terhadap penyakit ini. Dengan menerapkan pola makan sehat dan olahraga teratur dapat menjadi kunci utama untuk mencegah diseksi aorta.
Dikutip dari Jurnal kedokteran Syiah Kuala, kematian mendadak 4 kali lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Hal ini dikaitkan dengan angka kejadian kardiovaskular yang lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 7:1.
Tidak hanya terjadi pada orang berusia lanjut namun dapat pula terjadi pada orang berusia dewasa. Hasil penelitian yang dilakukan di RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou Manado, ditemukan bahwa kematian mendadak lebih banyak ditemukan pada kelompok dewasa berusia 41 sampai 59 tahun.
ADVERTISEMENT