Menurunkan Berat Badan dengan Snake Diet, Bagaimana Caranya?

7 April 2018 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi ular (Foto: dok.thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi ular (Foto: dok.thinkstock)
ADVERTISEMENT
Memiliki tubuh yang sehat dan proporsional memang menjadi impian banyak orang. Banyak dari mereka yang akhirnya memilih jalan berdiet untuk mendapatkan tubuh yang ideal dan juga langkah awal memulai hidup sehat.
ADVERTISEMENT
Saking banyaknya yang mulai hidup sehat dan berdiet, akhirnya kini muncul banyak jenis diet yang bisa diikuti. Mulai dari dash diet, TLC diet, fitnes diet, dan saat ini yang sedang ramai diperbincangkan adalah snake diet atau diet ular.
Lantas, sebenarnya seperti apa snake diet tersebut?
Dilansir Womens Health Magazine, snake diet dipopulerkan oleh Cole Robinson, seorang trainer asal Amerika. Awalnya, ia merasa jenuh mendengar saran diet yang diberikan trainer lain kepada kliennya, tanpa memahami dengan baik metabolisme tubuh mereka.
Diet ini sendiri menerapkan pola makan ular. Seseorang yang menjalani diet ini akan makan dalam porsi yang besar kemudian puasa seharian bahkan bisa sampai 36 jam. Robinson mengklaim bahwa snake diet dapat menyembuhkan diabetes tipe 2, herpes, dan peradangan.
Diet. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Diet. (Foto: Thinkstock)
Snake diet mengacu tentang kapan Anda makan, bukan semata-mata apa yang Anda makan. Diet ini menerapkan konsep puasa yang fleksibel dan menerapkan rutinitas makan yang proaktif. Selain itu, diet ini juga mencoba menemukan bagaimana tubuh memetabolisme makanan dan mengenali rasa lapar.
ADVERTISEMENT
Mengutip wawancara Julie Upton, RD, salah satu pendiri Appetite for Health di majalah Women's Health, ia tidak merekomendasikan diet jenis ini bahkan untuk uji coba jangka pendek, karena tidak didasari pada bukti yang jelas dan klinis.
Beth Warren, R.D.N., pendiri Beth Warren Nutrition dan penulis Living a Real Life with Real Food, pun mengamini pernyataan Julie Upton.
Ilustrasi diet (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diet (Foto: Thinkstock)
Menurut Beth, walau orang sehat bisa hidup dua hari tanpa makan, tak ada bukti manfaat lain, selain kelaparan.
Memang diet ekstrem ini bisa menurunkan berat badan. Ketika seseorang tidak makan, tentu berat badannya akan turun, bukan?
"Orang yang melakukan diet ini hanya makan sekali sehari, lalu puasa 36-48 jam. Orang yang melakukan itu pasti akan turun berat badannya," papar Julie.
ADVERTISEMENT
Walaupun terjadi penurunan berat badan, hal itu tidak terjadi dalam waktu lama. "Saat Anda makan lagi seperti biasa, berat badan Anda akan kembali, bahkan berat badan lebih berat dari sebelum melakukan diet," ujar Beth.
Ketimbang mengikuti cara Robinson, Julie menyarankan bagi yang ingin menurunkan berat badan untuk mengonsumsi makan malam lebih awal. "Lakukan puasa dari awal malam hingga esok pagi, yang secara klinis terbukti efektif menurunkan berat badan," tutup Julie.