Penderita Tumor Otak Terus Meningkat, Gejala Awalnya Sering Diremehkan

13 Oktober 2017 15:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pusing menjadi gejala adanya tumor otak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pusing menjadi gejala adanya tumor otak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Otak menjadi bagian anatomi tubuh yang mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Meski ukurannya kecil dan beratnya hanya 2,5 persen dari berat manusia atau sekitar 1,5 kg, namun otak mempunyai fungsi yang mampu menunjang kelangsungan hidup seseorang.
ADVERTISEMENT
Sebagai pusat penggerak tubuh, kesehatan otak mesti terjaga. Sekali diacuhkan, maka penyakit mematikan seperti tumor otak pun tak bisa terhindari.
Menurut dr. Agus C. Anab, SpBS, per tahunnya, angka pasien penderita tumor otak di Indonesia terus meningkat, yakni menembus angka 25 ribu pasien. Angka ini di luar kasus tumor otak lainnya yang tidak diketahui oleh para dokter ahli. Hingga saat ini, penyebab tumor otak masih belum terdeteksi. Tetapi berbagai kemungkinan diperkirakan bisa menjadi faktor risiko penyebabnya.
"Sampai saat ini, faktor penyebabnya belum diketahui pasti. Tapi bisa jadi penyebabnya berasal dari virus, radiasi, zat kimiawi seperti penyedap rasa dan rokok, elektromagnetik, hormonal seperti menggunakan pil kb bisa menjadi pemicunya," jelas dokter yang akrab disapa dr. Aca saat ditemui kumparan (kumparan.com) di acara seminar media 'Keyhole: Metode Operasi Tumor Otak Melalui Alis' yang berlokasi di Hotel Atlet Century Park Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (13/10).
Hasil rontgen MRI  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil rontgen MRI (Foto: Thinkstock)
Meskipun tumor otak menjadi penyakit yang bisa mengancam jiwa, namun jika ditangani lebih cepat maka penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara operasi dan terapi lainnya. Pentingnya deteksi dini yang segera dilakukan oleh para pasien akan membuat tumor yang berada di dalam otak bisa cepat terangkat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penuturan dr. Aca, kebanyakan pasien terlambat datang ke dokter. Alasannya hanya satu yaitu gejala tumor otak yang masih dianggap sepele.
Gejala tumor otak memang mirip dengan gejala penyakit lainnya, hal inilah yang membuat kebanyakan para pasien mengabaikan gejala yang sebenarnya berbahaya ini.
"Gejala tumor memang sering diremehkan, karena umumnya gejala yang dirasakan sama seperti gejala penyakit umum lainnya, yaitu pusing dan mata kabur. Pusing yang dirasakan secara berulang dan berlangsung hingga satu bulan perlu diwaspadai karena dari pusing inilah, tumor otak bisa diketahui," sambungnya kemudian.
Ilustrasi pusing disertai mata kabur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pusing disertai mata kabur. (Foto: Thinkstock)
Selain pusing, mata kabur juga menjadi gejala awal dari adanya tumor otak. Namun, seringkali pasien acuh mengenai hal ini. Kebanyakan dari mereka justru berpikir bahwa mata kabur merupakan tanda dari gangguan kacamata yang dikenakan atau gangguan mata lainnya.
ADVERTISEMENT
Pasien yang datang terlambat akan menyebabkan ukuran tumor semakin besar sehingga kinerja otak pun akan terganggu. Hal inilah yang mengakibatkan para dokter harus bekerja dua kali lipat.
Lebih lanjut, dr. Aca menambahkan jika seseorang sudah mengalami pusing dalam waktu yang lama, maka deteksi dini pun harus segera dilakukan dengan cara melakukan screening. Pilihan screening untuk otak ada dua, yaitu MRI dan CT Scan, tetapi demi mengetahui penyakit dari gejala tersebut, dr. Aca menyarankan agar pasien melakukan MRI lebih cepat.
"Setiap orang, baik yang sakit atau sehat diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up setidaknya enam bulan sekali. Dan bagi mereka yang berusia diatas 40 tahun harus memeriksakan kondisi kesehatan otak mereka minimal sekali seumur hidup dengan teknik MRI," papar dokter yang tergabung dalam tim medis Comprehensive Brain and Spine Centre (CBSC) Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dengan melakukan MRI, maka penyakit yang ada di dalam otak bisa terdeteksi termasuk tumor otak, maka dari itu penting bagi seseorang untuk melakukan deteksi sedini mungkin," pungkasnya mengakhiri perbincangan.