Pentingnya Budaya Kesetaraan untuk Tingkatkan Inovasi Perusahaan

25 Maret 2019 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rekan kerja Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rekan kerja Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dalam rangka merayakan International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional ke-16 yang diselenggarakan setiap tanggal 8 Maret, perusahaan konsultan multinasional Accenture, merilis riset terbaru mereka yang bertajuk #EqualityDrivesInnovation.
ADVERTISEMENT
Riset ini dilakukan dengan melibatkan 118 ribu responden dari 27 negara, termasuk 700 responden dari Indonesia. Mulanya, riset ini memfokuskan dampak budaya terhadap lingkungan kerja, yang nantinya dapat mendorong perkembangan dan kemampuan dari suatu perusahaan.
Ilustrasi rekan kerja Foto: Shutterstock
Dari riset Accenture tersebut ditemukan bahwa di Indonesia, budaya kesetaraan mampu meningkatkan innovation mindset hingga tiga kali lipat. Tentu, temuan ini membantu untuk 'membuka mata' kita semua bahwa budaya kesetaraan amat penting dan jadi kunci untuk menggerakan inovasi dalam sebuah perusahaan.
"Budaya kesetaraan ini bukan hanya berfokus pada gender, tapi kesetaraan dari berbagai aspek. Dan ternyata, budaya kesetaraan ini jadi pendorong utama pola pikir inovatif yang memberi pengaruh signifikan bagi kemajuan perusahaan," papar Debby Alishinta, Managing Director Women in Accenture Sponsor di AYANA Midplaza Hotel, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Pemaparan riset terbaru Accenture Indonesia tentang #EqualityDrivesInnovation. Foto: Dok. R&R Public Relations
Mengapa budaya kesetaraan ini sangat penting bagi perusahaan?
ADVERTISEMENT
Menurut data yang dibuat Constellation Research: Disrupting Digital Business, 52 persen perusahaan yang terdaftar dalam Fortune 500, mengalami kebangkrutan akibat disrupsi digital. Sehingga, hal ini memperlihatkan bahwa inovasi memang memiliki peranan penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan.
"Terutama di era disrupsi digital ini, jadi memang baik karyawan dan perusahaan dituntut harus bisa memiliki pola pikir yang inovatif," tambah Debby.
Saat ini, Indonesia sendiri menduduki urutan ke-85 dalam Indeks Inovasi Dunia. Meski demikian, kabar baiknya, riset Accenture #EqualityDrivesInnovation mengungkapkan bahwa sudah banyak perusahaan dan karyawan di Indonesia yang memahami pentingnya sebuah inovasi. Dengan 95 persen pemimpin perusahaan yang berupaya untuk menciptakan inovasi kepada karyawan dan perusahaan, serta 96 persen karyawan yang ingin menjadi lebih inovatif.
Menghargai Rekan Kerja. Foto: Pixabay
Budaya kesetaraan untuk memajukan pemikiran inovasi pun terbagi menjadi tiga, yaitu:
ADVERTISEMENT
- Kepemimpinan yang tegas dan open minded: Mampu mengukur target kesetaraan secara terbuka.
- Lingkungan yang memperdayakan pekerja: Memberi kepercayaan terhadap karyawan, menghormati setiap individu, dan menawarkan fleksibilitas dalam berkreasi.
- Tindakan komprehensif: Mendukung hak setiap gender, tidak bias, dan melatih karyawan bekerja secara fleksibel.
Ilustrasi rekan kerja Foto: Shutterstock
Dari ketiga kategori tersebut, ditemukan bahwa lingkungn yang memperdayakan pekerja menjadi kunci utama dalam meningkatkan pemikiran inovatif.
"Jadi temuan ini memang unik bahwa lingkungan menjadi faktor utama. Hal tersebut bisa melingkupi akses terhadap pelatihan, lingkungan yang dapat diandalkan, pemimpin yang dapat mengembangkan kemampuan, hingga membudidayakan bekerja secara remote, dan kesempatan bekerja sesuai passion," tutup Nia Sarinastiti, Inclusion & Diversity Lead and Marketing & Communication Director Accenture Indonesia.
ADVERTISEMENT