news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perempuan Inggris Kerap Alami Pelecehan Seksual di Kendaraan Umum

23 Maret 2019 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual di transportasi umum. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual di transportasi umum. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pelecehan seksual terhadap perempuan masih sering terjadi di mana-mana, termasuk juga di tempat kerja. Seperti yang baru-baru ini terjadi di London, Inggris, sebuah penelitian dari National Union of Rail, Maritime and Transport Workers (RMT), setiap 1 dari 10 pegawai perempuan yang bekerja di London Underground (moda transportasi bawah tanah) pernah mengalami pelecehan seksual oleh penumpang pria.
ADVERTISEMENT
Maka itu, pada Kamis (21/3) lalu, pemimpin jaringan London Transport bertemu dengan badan pemerintah Inggris yang mengurusi masalah transportasi, Transport for London (TFL), untuk membicarakan kekerasan di tempat kerja.
Berdasarkan penelitian, terdapat tiga per empat dari mereka mengalami pelecehan verbal saat bekerja. Sedangkan satu per sepuluh pelecehan berkaitan dengan gender, satu per tiga berkaitan dengan ras dan satu perlimanya mengalami diserang secara fisik.
Melihat kondisi itu, Sekretaris Jenderal RMT Mick Cash mengatakan, diperlukan lebih banyak tindakan terhadap pelaku pelecehan verbal atau fisik di London Underground. Ia turut prihatin atas masalah yang mendesak pada TFL.
London Underground. Foto: Shutter Stock
“Terdapat kekerasan dan pelecehan di seluruh jaringan transportasi London dan pegawai RMT. Sudah saatnya mengambil tindakan tegas untuk melindungi tenaga kerja mereka dan semua orang yang bepergian dengan transportasi umum,” ucap Cash.
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual di transportasi London memang sudah mengkhawatirkan. Salah satu pegawai perempuan London Underground menjelaskan kekerasan yang telah ia alami di tempat kerja. Ia ditanyakan nomor telepon, hingga diajak berhubungan seks oleh penumpang London Underground.
“Lelaki mabuk menghentikan saya berjalan di peron dengan melangkah di depan saya dan berkomentar tidak pantas. Lelaki yang menanyakan apakah saya lajang, dan meminta nomor telepon. Saya jawab tidak. Mereka menyiratkan ingin mengajak berhubungan seks,” jelas pegawai itu seperti dilansir The Independent.
Pada November 2018 lalu, penelitian yang dilakukan perusahaan polling D-CYFOR mengumumkan pemungutan suara yang dilakukannya. Hasilnya, hampir sepertiga perempuan tidak nyaman menggunakan transportasi umum. Hanya sejumlah 16 persen perempuan yang merasa aman menggunakannya.
ADVERTISEMENT