Perjalanan 64 Tahun Karier Karl Lagerfeld di Industri Fashion

19 Februari 2019 22:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perjalanan karier Karl Lagerfeld. Foto: Pierre Guillaud/ AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perjalanan karier Karl Lagerfeld. Foto: Pierre Guillaud/ AFP
ADVERTISEMENT
Berita duka datang dari industri fashion. Maestro fashion Karl Lagerfeld, meninggal dunia di Paris, Selasa (19/2) waktu setempat pada usia 85 tahun. Desainer asal Jerman ini semasa hidupnya dikenal atas kesuksesannya dalam menjabat sebagai Creative Director bagi rumah mode Chanel, Fendi, dan labelnya sendiri, Karl Lagerfeld.
ADVERTISEMENT
Kesehatan desainer bernama lengkap Karl Otto Lagerfeld tersebut mulai menimbulkan kekhawatiran sejak ia absen dari fashion show Chanel untuk pertama kalinya dalam sejarah 36 tahun pada Januari 2019.
Mendedikasikan hidupnya di industri fashion, Karl telah berkarier selama 64 tahun.
Selama itu, perjalanan karier Karl tak selalu berjalan mulus. Ia benar-benar memulai karier dari bawah. Mulai dari menjadi asisten dari pendiri Balmain, mendesain kostum teater, hingga memiliki brand sendiri, Karl sangat pantas untuk disebut sebagai legenda fashion.
Cacian dan kritik pedas dari berbagai media dan pencinta fashion pun sempat mewarnai kiprahnya di dunia fashion. Untuk tahu lebih dalam tentang perjalanan Karl di industri mode, mari kita tilik sejarah karier sang maestro dari tahun ke tahun.
Karl Lagerfeld Foto: REUTERS/Benoit Tessier
1955
ADVERTISEMENT
Karl mengawali kariernya sebagai asisten dari Pierre Balmain, pendiri dari rumah mode Balmain setelah memenangkan kompetisi desain kategori coat yang disponsori oleh International Wool Secretariat pada tahun 1955.
1958
Setelah tiga tahun bekerja di Balmain, ia kemudian mendesain koleksi haute couture untuk Jean Patou, brand asal Prancis. Untuk brand tersebut, Karl menbuat dua karya couture setiap tahunnya dalam waktu lima tahun. Koleksi perdananya ditampilkan lewat dua jam pertunjukan pada Juli 1958. Namun kala itu tidak menggunakan nama Karl Lagerfeld, melainkan Roland Karl.
Namun karyanya untuk Jean Patour tidak mendapat apresiasi baik dari media. Desain rancangannya sempat dibilang memiliki potongan yang tidak jelas oleh media.
1963
Karl Lagerfeld yang kala itu sudah berusia 55 tahun kemudian pindah ke rumah mode lain. Kali ini adalah Tiziani, sebuah brand yang berbasis di Roma dan didirikan oleh Evan Richards.
ADVERTISEMENT
Awalnya ia mengerjakan koleksi couture yang kemudian melebar ke ready-to-wear. Karl dan Evan bersama-sama mendesain karya pertama dari Tiziani. Salah satu karya yang terkenal adalah busana yang dikenakan oleh aktris kenamaan Elizabeth Taylor. Dalam koleksi khusus tersebut, Karl berkontribusi dalam membuat detail, seperti potongan gaun, hiasan jaket, anting, hingga warna eyeshadow-nya. Pada Januari 2014, hasil sketsa desain Karl dan Evan dilelang di Palm Beach Modern Auction.
Perjalanan karier Karl Lagerfeld. Foto: Andreas SOLARO / AFP
1964
Tak melulu menetap pada sebuah rumah mode, Karl Lagerfeld juga pernah bekerja freelance untuk rumah mode Prancis, Chloé. Pada mulanya Lagerfeld merancang beberapa potong koleksi di setiap musim. Tetapi dengan kepiawaiannya, ia kemudian didaulat untuk merancang seluruh koleksi.
Di tahun 1973, keahlian Karl mulai terlihat. Rancangannya untuk Chloé di musim semi berhasil masuk berita utama dan disebut mampu menghadirkan koleksi high fashion yang elegan.
ADVERTISEMENT
1965
Di tahun ini, Karl mulai melakukan kolaborasi dengan rumah mode asal Italia, Fendi untuk mendesain fur, busana, dan aksesori. Tak hanya sebatas kolaborasi, ia kemudian menjabat sebagai artist director untuk Fendi.
Kariernya di Fendi terbilang cukup gemilang. Lewat tangan dingin Karl, Fendi mampu berubah menjadi brand yang dikenal dunia. Ia mampu merevolusi pengerjaan material bulu dan memperkenalkan koleksi ready-to-wear, serta aksesori yang kini menjadi salah satu barang fashion ikonik.
1970
Selain berkecimpung di dunia fashion, Karl juga sempat mendesain kostum untuk pertunjukan teater. Beberapa hasil karyanya dikenakan pada pagelaran teater di berbagai dunia, seperti La Scala di Milan, Burgtheater di Vienna, dan Salzburg Festival.
Kala itu ia bekerja sama dengan stage director seperti Jürgen Flimm dan Luca Ronconi.
Perjalanan karier Karl Lagerfeld. Foto: Patrick Kovarik/ AFP
1983
ADVERTISEMENT
Setelah melanglang buana di industri fashion, Karl akhirnya mencapai puncak kesuksesan saat ia terpilih menjadi creative director dari rumah mode legendaris, Chanel. Ia bahkan berhasil membuat rumah mode mewah ini bangkit dari keterpurukannya. Karl merasa kegagalan Chanel berasal dari Coco Chanel yang tak berani mengambil langkah untuk menyesuaikan tren.
Oleh karena itu, dalam koleksi pertama yang dirilis pada 1983 ia pun memberi aksen rantai pada ikat pinggang, membuat kerah busana rendah dan lebar, serta menambahkan detail pada rok Chanel.
Banyak terobosan baru ia torehkan dalam sejarah fashion. Dari mulai memakai bahan tweed sebagai signature Chanel, mendesain tas, sepatu, aksesori, hingga membangun sebuah dunia fantasi lewat panggung runway. Di tangan Karl, Chanel dapat bertahan menjadi salah satu luxury brand paling berpengaruh di dunia. Maka tak heran jika Karl masih menjadi creative director brand tersebut hingga akhir hayatnya.
ADVERTISEMENT
1984
Satu tahun setelah menduduki posisi strategis di Chanel, laki-laki yang selalu tampil ikonis dengan pakaian serba monokrom ini memutuskan untuk meluncurkan label fashion-nya sendiri bernama Karl Lagerfeld.