Pernikahan Mampu Jadikan Manusia Lebih Sabar dan Pemaaf, Benarkah?

10 September 2017 8:03 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pernikahan jadikan kamu lebih sabar dan pemaaf (Foto: Instagram/@chelseaoliviaa)
zoom-in-whitePerbesar
Pernikahan jadikan kamu lebih sabar dan pemaaf (Foto: Instagram/@chelseaoliviaa)
ADVERTISEMENT
Banyak yang bilang, pernikahan bisa mengubah karakter kamu. Seiring pergantian status dari lajang menjadi menikah, pola pikir dan cara pandang kamu terhadap dunia juga turut berubah.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit orang yang mengaku bahwa dirinya memang jadi 'berbeda' setelah menikah. Ada yang merasa dirinya secara perlahan berubah jadi lebih kalem dan mampu mengontrol diri dengan lebih baik.
Apakah kamu pernah merasakan hal yang sama? Jika ya, jangan bingung dulu.
Karena kamu tak sendirian. Ada penelitian yang secara nyata membuktikan hal ini.
Adalah studi yang dilakukan oleh Tilburg University di Belanda. Penelitian ini dilakukan terhadap 199 pasangan yang baru saja menikah untuk mengukur seberapa pemaaf dan sabarnya mereka terhadap pasangan masing-masing.
Mereka akan diajukan sejumlah pernyataan bertema 'forgive & forget'. Karena tim peneliti ini berpendapat bahwa kontrol diri dan kemampuan memaafkan memegang kunci utama untuk kelanggengan pernikahan.
Para pasangan diminta menanggapi sejumlah pertanyaan dan pernyataan sederhana. Seperti memilih setuju atau tidak terhadap kalimat seperti 'ketika pasanganku membuatku marah, reaksiku adalah memaafkan dan melupakan hal tersebut'.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapat hasil yang valid, rangkaian penelitian ini diulang selama empat tahun berturut-turut. Yaitu sebelum dan sesudah menikah.
Dan hasilnya? Pernikahan terbukti mampu meningkatkan level kontrol diri dan memperkuat sifat memaafkan masing-masing individu.
"Memiliki kontrol diri yang tinggi merupakan hal yang diinginkan semua orang: membantu kamu dalam hampir semua aspek kehidupan, termasuk hubungan pernikahan yang intim," ujar Dr Tila Pronk, peneliti dari Journal of Social and Personal Relationships.
"Hal yang sama, dimaafkan oleh pasangan tak hanya bermanfaat untuk hubungan pernikahan namun juga berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan mental," sambugnya lagi.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pernikahan berdampak baik bagi perkembangan emosi manusia.