news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pharrel Williams dan Misteri Dunia Sinestesia

9 Desember 2017 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selintas, lirik Happy, soundtrack Despicable Me 2, seperti lagu ceria yang sarat metafora. Namun, kata-kata itu bukan sekadar kiasan bagi sang pencipta sekaligus penyanyinya, Pharrell Williams.
Williams tidak sedang bermain metafora. Ia seorang sinestesia. Sinestesia di sini berbeda dengan arti harfiah dalam Bahasa Indonesia.
Bila secara literal, sinestesia dapat ditemukan pada kalimat, “Ucapannya sungguh pedas” alih-alih “Cabai itu pedas”, sinestesia yang dimaksud di sini ialah fenomena otak yang mampu menangkap ragam persepsi dalam satu waktu, baik suara, rasa, dan penglihatan.
Secara sederhana, penglihatan seorang sinestesia berbeda dengan kebanyakan orang. Sinestesis, sebutan untuk orang dengan sinestesia, dapat melihat benda dalam warna-warna berbeda. Mereka juga bisa mendengar gambar, dan mencium aroma suara.
ADVERTISEMENT
Aneh? Memang.
Pharrel Williams (Foto: REUTERS)
Dalam konteks lagu Williams, “It might seem crazy what I’m about to say, sunshine she’s here you can take away. I’m a hot air ballon, I could go to space,” ia sungguh dapat melihat balon di udara (yang sesungguhnya tak dilihat orang lain), bahkan dapat merasakan balon itu di mulutnya.
Contoh lain, ketika kebanyakan orang melihat teks berwana hitam, sinestesis mampu melihat teks itu sebagai warna-warni. Seperti juga dapat melihat musik dalam berbagai warna. Oh, wow!
“Saya selalu bisa melihat (musik). Saya tidak tahu apakah itu masuk akal, tapi saya selalu bisa memvisualisasikan apa yang saya dengar. Rasanya seperti warna yang aneh,” kata Williams dalam Nightline ABC TV.
ADVERTISEMENT
Penyanyi Amerika yang juga bergabung dalam band funk rock bernama N.E.R.D--akronim dari No-one Ever Really Dies--itu memberi judul album ketiga mereka Seeing Sounds (Melihat Suara).
“Lirik saya terinspirasi oleh sinestesia,” kata Williams.
Laurie Kennedy, editor musik Majalah Remix, terkejut dengan ucapan Williams soal kisah di balik penamaan albumnya.
“Kami mendapat surat dari orang-orang yang juga sinestesia. Itu adalah hal yang sangat keren,” kata Laurie.
Williams bukan cuma ekspresif atas warna musik, tapi juga fesyen. Ia merancang pakaian dan aksesoris untuk ICECREAM dan Billionaire Boys Club, juga berkontribusi dalam mendesain enam tas Hermes emas yang solid, serta kacamata hitam dan perhiasan untuk Louis Vuitton.
Semua desain Williams terpengaruh dari sinestesia yang ada pada dirinya.
ADVERTISEMENT
Sejumlah ilmuwan mengklaim, sinestesia disebabkan oleh neurologis yang melibatkan hubungan di daerah otak yang berdekatan. Ini serupa otak bayi yang diyakini memiliki sinestesia sampai ia berusia sekitar empat bulan.
Sinestesia terjadi pada 4 persen populasi di dunia, dan sering terjadi pada wanita. Namun, tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada laki-laki. Ia dapat diturunkan secara genetik atau tidak.
Sejauh ini, ada beberapa jenis sinestesia seperti warna, pola atau bentuk, rasa, aroma, dan sensasi sentuhan.
Sinestesia pola atau bentuk menghubungkan suatu kata pada pola tertentu, seperti kursi dengan angka empat.
Sinestesia rasa atau aroma dapat memicu persepsi akan rasa dan aroma seperti ketika seseorang mengalami sensasi tekstur, pengecap, atau suhu saat melihat warna atau mendengar kata tertentu.
ADVERTISEMENT
Sinestesia sentuhan dapat memicu persepsi seperti merasa tersentuh saat melihat orang lain disentuh, atau ketika melihat warna atau mendengar suara tertentu.
Meski ada banyak jenis, sinestesia paling umum berupa warna. Seorang sinestesis akan melihat angka atau huruf seolah menghasilkan warna tertentu (kerap disebut chromesthesia atau warna suara), seperti satu untuk biru, empat untuk oranye, atau merah untuk lima.
Para sinestesis memiliki warna versinya sendiri, yang erat kaitannya dengan kreativitas tak biasa. Itulah mengapa sinestesis banyak dimiliki para seniman atau musisi berbakat.
Pharrell Williams bagi Chanel. (Foto: Chanel)
Maureen Seaberg dalam Synesthetes: People of the Future mengatakan, orang-orang yang memiliki sinestesis adalah mereka yang akan bersinar di masa depan.
Pharrell Williams ialah salah satu bintang paling berkilau yang disebut Maureen mempunyai talenta emas dalam blantika musik sebagai musisi, penyanyi, produser, dan penulis lagu sekaligus.
ADVERTISEMENT
Williams memang banyak dikenal sebagai king of collaboration yang sukses. Juri di salah satu ajang pencarian bakat The Voice itu juga berhasil menyandang gelar the new CFDA’s 2015 Fashion Icon Awards Winner.
Tak hanya itu, Williams berhasil memboyong tiga Grammy sekaligus dalam penghargaan musik paling bergengsi di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat, tahun 2015.
Bintang lain yang diketahui memiliki sinestesia adalah musisi Tori Amos. Ia mengalami jenis sinestesia tidak biasa. Pada indranya, suara menghasilkan gambar lampu yang berbeda.
“Lagu itu muncul sebagai filamen ringan begitu saya memecahkannya,” kata Amos dalam buku Piece by Piece.
Sinestesis lain ialah musisi AS Leonard Bernstein, pianis AS Duke Ellington, fisikawan AS Richard Feynman, musisi Hungaria Franz Liszt, komposer Prancis Olivier Messian, dan penulis Rusia Vladmir Nabokov.
ADVERTISEMENT
Sinestesia, yang disebut Williams sebagai hadiah dari Tuhan, memang menciptakan nalar kreatif luar biasa. Dan kreativitas di atas rata-rata itulah yang menjadi modal para bintang dunia.