Pilihan Aplikasi Kencan Online yang Lebih Aman untuk Perempuan

29 Maret 2018 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan bermain ponsel (Foto: dok.Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan bermain ponsel (Foto: dok.Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Di era gaya hidup yang semakin dinamis seperti sekarang ini, menemukan tambatan hati yang tepat dan sesuai kriteria bisa menjadi lebih sulit bagi sebagian orang.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini bisa menjadi lebih menantang lagi bagi perempuan. Istilah ‘perawan tua’ menjadi momok bagi perempuan yang tak kunjung menikah. Duh!
Tidak heran, banyak perempuan yang akhirnya beralih pada situs atau aplikasi online untuk menemukan tambatan hati. Namun, Anda harus tetap berhati-hati dalam menggunakan situs atau aplikasi kencan online, jangan sampai tujuan untuk mendapatkan jodoh justru berakhir dengan hal yang tidak diinginkan.
Mengutip dari laman The Telegraph, Dr Brooke Magnanti, seorang ahli antropologi menganjurkan agar pasangan yang mencari jodoh melalui dunia maya perlu mengutamakan perlindungan terhadap diri sendiri. Ia menyarankan agar pengguna tidak langsung memberikan informasi diri yang valid ketika memulai perkenalan.
Kencan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kencan. (Foto: Thinkstock)
Faktanya, kencan online sering kali merugikan perempuan dari segi keamanan. Banyak kasus di mana perempuan yang berkencan online mengalami pelecehan verbal atau bentuk pelecehan lainnya, bahkan kekerasan fisik yang berujung kematian.
ADVERTISEMENT
Seperti kasus tewasnya Enen Cahyati di tangan suaminya, seorang warga negara AS di Phnom Penh, Kamboja. Kabarnya, korban yang merupakan WNI tersebut bertemu dengan suaminya melalui sebuah situs pencari jodoh pada 2014 silam.
Fenomena kekerasan melalui kencan online ini kemudian menginspirasi beberapa perempuan untuk mengembangkan aplikasi yang lebih menguntungkan bagi perempuan dalam hal keamanan dan cara mereka mengontrol hubungan dengan pasangan kencan mereka.
Beberapa dari aplikasi tersebut memang belum begitu terkenal di Asia atau Indonesia, namun mungkin dapat menjadi pilihan bagi petualangan asmara Anda berikutnya!
Tim kumparanSTYLE merangkum 5 aplikasi kencan online hasil karya perempuan yang dapat Anda coba!
1. The League
The League. (Foto: Dok. theleague.com)
zoom-in-whitePerbesar
The League. (Foto: Dok. theleague.com)
Melalui The League, Anda akan diberi pengalaman yang berbeda dalam mencari pasangan. Jika Anda menginginkan kencan dengan seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan setara dengan Anda dan memiliki karier yang menjanjikan, ini bisa menjadi aplikasi yang tepat.
Amanda Bradford. (Foto: Linkedin/Amanda Bradford)
zoom-in-whitePerbesar
Amanda Bradford. (Foto: Linkedin/Amanda Bradford)
Dengan cara yang unik, aplikasi yang dikembangkan oleh Amanda Bradford ini mengumpulkan informasi pribadi dan foto dari akun Facebook Anda. Yang lebih menarik, The League juga terintegrasi dengan LinkedIn, sehingga Anda dapat mengetahui informasi pendidikan dan pekerjaan calon teman kencan Anda secara lebih akurat.
ADVERTISEMENT
2. Coffee Meets Bagel
Coffee Meets Bagel. (Foto: Dok. coffeemeetsbagel.com)
zoom-in-whitePerbesar
Coffee Meets Bagel. (Foto: Dok. coffeemeetsbagel.com)
Aplikasi ini cocok untuk Anda yang tergolong selektif. Didirikan oleh tiga perempuan bersaudara yaitu Soo, Dawoon, and Arum Kang, Coffee Meets Bagel diluncurkan di New York, Amerika Serikat pada 2012.
Kang bersaudara. (Foto: Instagram @dawoonkang)
zoom-in-whitePerbesar
Kang bersaudara. (Foto: Instagram @dawoonkang)
Coffee Meets Bagel akan merekomendasikan satu orang atau disebut satu‘ Bagel’ setiap hari bagi para user. User punya waktu 24 jam untuk memutuskan apakah mereka suka dengan 'Bagel' yang ditawarkan atau tidak. Jika dua orang saling menyukai, aplikasi baru membuka fitur bagi mereka untuk mengobrol.
3. Bumble
Bumble. (Foto: Dok. bumble.com)
zoom-in-whitePerbesar
Bumble. (Foto: Dok. bumble.com)
Bumble dikembangkan oleh Whitney Wolfe Herd, yang dulunya merupakan co-founder Tinder. Whitney menuntut Tinder telah melakukan diskriminasi dan pelecehan dan kemudian mendirikan aplikasi kencan Bumble tiga bulan kemudian.
ADVERTISEMENT
Untuk menggunakan Bumble, user harus log in melalui Facebook. Informasi dari Facebook ini akan digunakan untuk membuat profile user di Bumble yang termasuk informasi dasar seperti foto, latar belakang sekolah dan pekerjaan.
Whitney Wolfe pendiri Bumble. (Foto: Instagram @whitwolfeherd)
zoom-in-whitePerbesar
Whitney Wolfe pendiri Bumble. (Foto: Instagram @whitwolfeherd)
Dalam Bumble untuk pasangan heteroseksual, hanya perempuan yang bisa memulai percakapan terlebih dahulu. Metode ini membantu perempuan untuk menghindari pesan-pesan yang tidak diinginkan. Menurut The New York Times, metode dari Bumble ini menurunkan angka kekerasan dan pelecehan pada online-dating.
Pada tahun 2016, Bumble mengumumkan kerjasama mereka dengan Spotify, sehingga pengguna juga dapat menemukan pasangan kencan dengan selera musik yang sama.
4. Sapio
Sapio. (Foto: Dok. getsapio.com)
zoom-in-whitePerbesar
Sapio. (Foto: Dok. getsapio.com)
Kata Sapio, berasal dari istilah Sapiosexual, yaitu kondisi di mana seseorang tertarik kepada orang yang memiliki kecerdasan melebihi yang ia perkirakan.
ADVERTISEMENT
Fisik tidak menjadi barometer ketertarikannya terhadap lawan jenis, melainkan tingkat kecerdasan lawan bicaranya.
Kristin Tynski. (Foto: Linkedin/Kristin Tynski  )
zoom-in-whitePerbesar
Kristin Tynski. (Foto: Linkedin/Kristin Tynski )
Aplikasi yang dikembangkan oleh Kristin Tynki ini dilengkapi fitur penjelajah pertanyaannya, yang memungkinkan Anda menemukan orang lain melalui cerita yang mereka ceritakan. Pengguna dapat memilih kategori, menelusuri ratusan pertanyaan, dan menemukan seseorang berdasarkan kepribadian mereka, bukan hanya penampilan mereka.