Power Woman: Jacinda Ardern, Kepala Negara Perempuan Termuda di Dunia

11 Desember 2018 14:41 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jacinda Ardern (Foto: AFP/Marty Melville)
zoom-in-whitePerbesar
Jacinda Ardern (Foto: AFP/Marty Melville)
ADVERTISEMENT
Hanya lima persen dari pemimpin dunia adalah perempuan. Dan Jacinda Ardern, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru merupakan salah satunya. Tidak hanya perdana menteri perempuan ketiga di negaranya, ia juga menjadi kepala negara perempuan termuda di dunia yang dilantik ketika berumur 37 tahun.
ADVERTISEMENT
Ia adalah PM termuda Selandia Baru sejak 150 tahun silam dan PM perempuan ketiga di negara berpopulasi 4,6 juta orang tersebut. Bersama Partai Buruh, ia mengakhiri dominasi kepemimpinan Partai Nasional yang telah memimpin selama satu dekade dalam pemilu yang berlangsung September 2017 lalu.
Selain menjadi pempimpin perempuan termuda di dunia, ia juga merupakan pemimpin pertama perempuan di dunia yang mengambil cuti hamil dan meninggalkan posisi perdana menteri sementara setelah masa cutinya berakhir. Tentu ini bukanlah hal yang umum terjadi di kalangan pemimpin di suatu negara.
Bahkan selepas melahirkan buah hatinya, Ardern tak segan-segan mengasuh bayinya saat melakukan tugas kewarganegaraan. Misalnya saat sidang PBB di New York beberapa waktu lalu, tanpa ragu Ardern membawa serta putrinya Neve Te Aroha yang baru berusia 3 bulan ketika sedang bekerja.
ADVERTISEMENT
Ardern pun dinilai menjadi pemimpin perempuan dunia yang mendobrak nilai-nilai yang ada di masyarakat kita terkait konsep bapak rumah tangga yang ia jalani dengan pasangannya.
Sejumlah program-program yang prorakyat, seperti isu lingkungan, program perumahan yang terjangkau, pro hak-hak perempuan dan anak-anak serta pendidikan dasar gratis, berhasil menuntunnya meraih kemenangan dalam pemilihan Perdana Menteri Selandia Baru. Tak heran kisah Jacinda Ardern yang menginspirasi patut untuk disimak.
Pemimpin perempuan pertama di dunia yang mengambil cuti hamil saat menjabat
Pada Kamis (21/6), Perdana Menteri Jacinda Ardern melahirkan anak pertamanya. Bayi perempuan yang bernama Neve Te Aroha tersebut merupakan hasil buah cintanya dengan presenter TV Clarke Gayford. Pasangannya Clarke memilih melepaskan pekerjaannya untuk menjadi bapak rumah tangga dan mengasuh Neve Te Aroha.
ADVERTISEMENT
Sosok Jacinda semakin menarik perhatian dunia karena menjadi pemimpin dunia pertama dalam sejarah dunia yang mengambil cuti melahirkan selama 6 minggu. Selama masa cuti tersebut, posisi Ardern sebagai perdana menteri pun digantikan oleh Wakil Perdana Menteri Winston Peters.
PM Selandia Baru Jacinda Ardern (Foto: REUTERS/Ross Land)
zoom-in-whitePerbesar
PM Selandia Baru Jacinda Ardern (Foto: REUTERS/Ross Land)
Jacinda jelas beruntung, mengingat Selandia Baru merupakan negara yang memperbolehkan pemimpin negaranya untuk mengambil cuti melahirkan. Hal ini berbeda dengan yang dialami Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto pada tahun 1990 silam. Ia terpaksa melahirkan secara caesar dan sembunyi-sembunyi di tengah desakan publik agar Bhutto mundur saja. Sehari setelah melakukan operasi, Bhutto pun langsung kembali ke kantor.
Mengasuh anak sambil mengurus negara
Telah menjabat selama satu tahun sebagai Perdana Menteri, Ardern berhasil membangkitkan perhatian global yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Selandia Baru, negara kecil berpenduduk kurang dari 5 juta orang. Ia menginspirasi banyak orang dengan platform progresifnya. Menjalani dua tanggung jawab sekaligus, tidak membuatnya mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang Ibu.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh pada sidang PBB yang berlangsung pada September 2018 lalu, Jacinda turut membawa serta putrinya Neve Te Aroha yang baru berusia 3 bulan ketika sedang bekerja. Neve menemani sang ibu di ruang sidang PBB saat menjadi pembicara dalam Nelson Mandela Peace Summit di New York September 2018 lalu.
Perdana Menteri New Zealand Jacinda Ardern bersama sang anak  (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri New Zealand Jacinda Ardern bersama sang anak (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
Neve Te Aroha seketika dijuluki "First Baby of New Zealand". Dia masuk ke markas PBB dengan kartu ijin khusus bersama sang ayah Clarke Gayford.
"Tidak ada yang lebih baik untuk mewakili negaranya daripada seorang ibu yang bekerja," komentar jurubicara PBB Stephane Dujarric menyambut kehadiran bayi Neve Te Aroha yang hadir di tengah para pemimpin dunia yang datang ke New York menghadiri pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.
ADVERTISEMENT
Jacinda menggendong Neve sepanjang sidang dan menyerahkannya kepada Clarke kala gilirannya berbicara di sidang PBB tersebut.
Neve sendiri diasuh penuh oleh Clarke, ayahnya yang berperan sebagai bapak rumah tangga. Namun karena Jacinda Ardern harus memberikan ASI, Neve akan ikut serta kemanapun ibunya bertugas.
Perdana Menteri New Zealand Jacinda Ardern bersama sang anak  (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri New Zealand Jacinda Ardern bersama sang anak (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
Memiliki pasangan yang menjadi bapak rumah tangga dan mengurus bayi tentu menjadi statment yang tidak biasa dalam masyarakat kita. Melalui langkah yang ia lakukan, Ardern mendobrak nilai-nilai tradisional yang menganggap ranah domesitik dalam berumah tangga hanya ditangani oleh seorang perempuan.
Ardern pun menanggapi hal tersebut dengan santai. Dalam wawancanranya dengan Marie Claire ia mengungkap, dunia kini berubah dan semakin ramah dengan fenomena bapak rumah tangga.
ADVERTISEMENT
"Banyak perempuan yang datang pada saya dan berkata, kami juga melakukannya!. Dan bagi mereka itu adalah hal yang baik karena akan terjalin hubungan yang istimewa dengan ayah mereka," jelasnya.
Berada di posisi 29 dalam daftar 100 perempuan perempuan paling berpengaruh versi Majalah Forbes
Melansir Reuters, Kepemimpinan Ardern sekaligus menegaskan tren para pemimpin muda di seluruh dunia. Sebelumnya ada nama pemimpin Austria Sebastian Kurz, Presiden Prancis Emmanuel, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Jacinda Ardern (Foto: REUTERS/Charlotte Greenfield)
zoom-in-whitePerbesar
Jacinda Ardern (Foto: REUTERS/Charlotte Greenfield)
Bahkan baru menjabat setahun, Ardern telah meloloskan berbagai kebijakan yang signifikan di negaranya. Mulai dari menaikkan upah minimum, meningkatkan dukungan untuk keluarga berpenghasilan rendah dan orang tua muda, serta membuat Selandia Baru netral karbon pada tahun 2050. Ia pun berupaya menjadikan Selandia Baru menjadi negara terbaik dan paling kondusif di dunia dalam membangun keluarga. Oleh karena itu, tak heran majalah Forbes menempatkan Jacinda Ardern di posisi ke-29 sebagai perempuan paling berpengaruh di dunia.
ADVERTISEMENT
Simak cerita perempuan inspiratif lainnya di topik sheinspiresme.