Riset: 89 Persen Perempuan Tidak Percaya Diri dengan Bentuk Tubuhnya

7 Juli 2018 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan harus tetap bangga dengan penampilannya (Foto: dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan harus tetap bangga dengan penampilannya (Foto: dok. Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Krisis kepercayaan diri karena bentuk tubuh rupanya masih banyak dialami para perempuan di seluruh dunia. Banyak perempuan yang sangat membenci diri mereka sendiri karena tubuh mereka terlihat 'berbeda' dengan tubuh perempuan lainnya yang biasa mereka lihat di TV atau majalah.
ADVERTISEMENT
Atas dasar inilah, Dove melakukan survei The Dove Global Beauty and Confidence Report kepada para perempuan berusia 10 hingga 60 tahun di 13 negara dengan total lebih dari 10.500 responden pada 2016 lalu. Hasil riset tersebut cukup beragam, namun yang cukup memprihatinkan adalah di Australia.
Survei tersebut melaporkan bahwa sekitar 89 persen perempuan Australia masih sangat tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Mereka bahkan rela membatalkan wawancara kerja atau acara penting lainnya karena bentuk tubuh dan penampilan mereka.
Ilustrasi wanita sedang berkaca (Foto: dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita sedang berkaca (Foto: dok. Thinkstock)
77 persen warga Australia juga menyalahkan standar kecantikan yang tidak realistis yang dibentuk oleh iklan-iklan di media sebagai salah satu masalah terbesar dari rasa tidak percaya diri yang dialami perempuan. Bahkan satu dari setiap dua perempuan Australia melaporkan bahwa mereka merasa diri mereka lebih buruk setelah melihat gambar perempuan lainnya yang lebih menarik di majalah. Keanekaragaman bentuk tubuh atau body diversity masih menjadi hal yang 'asing' bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut menunjukkan bahwa obsesi terhadap citra tubuh memiliki dampak yang serius terhadap bagaimana perempuan berperilaku di tempat kerja. Hanya lima dari 10 perempuan yang bisa memberikan pendapat atau keputusan berdasarkan cara mereka berpenampilan pada hari itu.
Dari riset yang sama, Dove menemukan bahwa lebih dari 70 persen perempuan di seluruh dunia ingin media menggambarkan image perempuan dengan lebih beragam. Misalnya, bentuk tubuh, usia, ras, ukuran tubuh, dan lain sebagainya untuk keperlukan iklan dan marketing.
Dr Susan Paxton yang merupakan salah satu peneliti mengatakan bahwa perempuan sangat merasa tertekan dalam menyesuaikan diri mereka dengan kecantikan dan cita-cita yang ingin dicapainya. Ditambah lagi, media sosial memegang peran sebagai suatu 'tekanan' baru untuk mereka dalam berpenampilan.
ADVERTISEMENT
"Penelitian lintas budaya ini menyoroti kenyataan bahwa tingkat kepercayaan diri yang rendah menghalangi banyak perempuan untuk berperan aktif dalam kehidupan mereka," tutur Susan seperti dikutip dari News Australia.
Dr Nancy Etcoff, Assistant Clinical Professor Harvard Medical School mengatakan jika hasil penelitian ini cukup mengejutkan. Tekanan yang dialami para perempuan dan remaja perempuan tentang penampilan mereka justru semakin bertambah.
Merayakan perbedaan bentuk tubuh (Foto: dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Merayakan perbedaan bentuk tubuh (Foto: dok. Thinkstock)
"Kita harus bisa membantu para perempuan dengan cara apapun, termasuk memberikan edukasi tentang peningkatan rasa percaya diri, melakukan perbincangan mendalam yang bermakna dengan mereka, dan mengusung perubahan tentang bagaimana penampilan perempuan digambarkan di media," kata dr Nancy.
Dari 13 negara yang termasuk ke dalam penelitian, Afrika Selatan menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan perempuan yang merasa percaya diri dan bisa menerima bentuk tubuh mereka. Disusul dengan Rusia dan Turki di peringkat ke-2 dan ke-3 dan Jepang berada pada daftar terakhir. Berikut daftar lengkapnya:
ADVERTISEMENT
Daftar negara dengan tingkat kepercayaan diri perempuan yang tinggi
1. Afrika Selatan: 64%
2. Rusia: 45%
3. Turki: 42%
4. India: 40%
5. China: 37%
6. Meksiko: 36%
7. Jerman: 34%
8. Brasil: 27%
9. Amerika Serikat: 24%
10. Kanada: 22%
11. Australia: 20%
12. Inggris: 20%
13. Jepang: 8%