Riset: Beras Ungu dapat Mencegah Timbulnya Penyakit Kanker

7 Juli 2017 6:58 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras ungu mampu meminimalisir resiko kanker (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Beras ungu mampu meminimalisir resiko kanker (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian negara di Asia, khususnya Indonesia, nasi menjadi salah satu makanan pokok yang selalu dikonsumsi hampir seluruh orang. Mengandung karbohidrat yang bisa membuat cepat kenyang, nasi hampir dipastikan menjadi pilihan utama orang-orang untuk dikonsumsi saat sarapan, makan siang, bahkan makan malam.
ADVERTISEMENT
Biasanya, nasi putih menjadi jenis yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, ada pula yang mengkonsumsi nasi merah karena lebih banyak mengandung serat dan dipercaya mampu menurunkan berat badan bagi yang sedang berdiet.
Tetapi, tahukah kamu bahwa ada beras ungu yang juga mengandung banyak manfaat untuk kesehatan?
Dilansir Telegraph, beras dengan warna dasar ungu itu berpotensi untuk meminimalisir timbulnya kanker, penyakit jantung, dan juga diabetes. Manfaat beras ungu ini sendiri sebelumnya telah diteliti dan dikembangkan oleh para ilmuan China.
Sementara itu, warna ungu yang ditimbulkan beras ini berasal dari pigmen penguat antioksidan tinggi yang disebut anthocyanin. Warna ini juga ditemukan di buah bluberi dan kol merah.
Beras ungu mampu meminimalisir resiko kanker (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Beras ungu mampu meminimalisir resiko kanker (Foto: Thinkstock)
Melaporkan hasil temuannya ke dalam jurnal Molecular Plant, kepala penelitian Dr Yao-Guang Liu, mengungkapkan bahwa ia dan timnya menemukan cara "menumpuk" delapan gen yang diperlukan untuk memproduksi anthocyanin dan mengaktifkannya dalam padi "endosperma", sebuah jaringan yang diproduksi di dalam biji padi.
ADVERTISEMENT
Dr Liu dan timnya yang berasal dari South China Agricultural University percaya bahwa kemampuan anthocyanin untuk menangkal kerusakan oksidasi sel dapat mengurangi risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes tertentu. Sebelumnya, upaya untuk menciptakan produksi anthocyanin pada padi selalu gagal karena terlalu sulit untuk mentransfer banyak gen ke dalam tanaman secara efisien.
"Ini adalah demontrasi pertama untuk merekayasa jalur metabolisme yang kompleks seperti tanaman," ujar Dr. Liu.
"Dalam penelitian kami menyediakan sistem vektor efisiensi yang berguna menumpuk banyak gen. Hasilnya juga dapat berpotensi untuk diterapkan tak hanya pada endosperma padi, tetapi di tanaman lainnya seperti jagung, gandum, dan barley," lanjutnya.
Sistem yang dikembangkan para ilmuan ini disebut dengan TransGene Stacking II. Dr. Liu,mengatakan jika ia berharap penelitiannya ini "dapat diaplikasikan secara potensial di era biologi sintetis dan teknik metabolik" saat ini.
ADVERTISEMENT