Tak Boleh Terlalu Banyak, Ini Jumlah Porsi Sarapan yang Tepat

14 September 2017 7:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menu sarapan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menu sarapan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Biasanya, apa yang dimakan di pagi hari sering dijadikan acuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan energinya selama seharian penuh. Tak tanggung-tanggung, banyak orang yang beranggapan jika porsi sarapan harus lebih banyak dibandingkan makan siang atau makan malam.
ADVERTISEMENT
Menu sarapan yang terlampau berat seperti nasi uduk atau bubur menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk disantap di pagi hari. Padahal, menurut ahli gizi Dr. Samuel Oentoro, MS, Sp.GK., porsi sarapan harus lebih sedikit dari makan siang dan malam.
"Sarapan pagi itu cukup dipenuhi sebanyak 20 sampai 30 persen saja dan jika ingin dipecah dengan mengkonsumsi snack di selingan waktu, snack tersebut harus disesuaikan dengan bentuk badan seseorang," ungkap Dr. Samuel yang ditemui kumparan (kumparan.com) di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (12/9).
"Sedangkan saat makan siang, asupan makanan yang harus masuk ke dalam tubuh yaitu sebesar 40 sampai 50 persen. Untuk makan malam balik lagi ke 20 sampai 30 persen," sambungnya.
Porsi sarapan harus lebih sedikit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Porsi sarapan harus lebih sedikit. (Foto: Thinkstock)
Lebih lanjut, Dr. Samuel, menuturkan jika setiap makanan yang dimakan harus terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak baik. Tetapi, saat ini banyak orang yang sedang diet seringkali menghilangkan jenis asupan makanan yang dimakan, misalnya lemak. Nyatanya hal ini tidaklah tepat, sebab masyarakat justru perlu mengurangi porsi makan mereka.
ADVERTISEMENT
Dan karbohidrat kompleks menjadi pilihan utama dalam menikmati makan pagi hingga malam. Hal ini bertujuan agar gula darah tidak meningkat.
Dibandingkan dengan nasi putih, Dr. Samuel lebih menyarankan masyarakat untuk menggantinya dengan nasi merah atau bahkan nasi hitam.
"Saat malam hari boleh mengkonsumsi karbohidrat tapi tetap yang dipilih haruslah karbohidrat kompleks seperti nasi merah, nasi hitam, atau nasi berserat. Tapi jumlahnya harus lebih sedikit untuk menjaga bentuk badan tetap ramping," jelasnya.
Menu sarapan terdiri dari karbohidrat kompleks (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menu sarapan terdiri dari karbohidrat kompleks (Foto: Thinkstock)
Mungkin tak semua orang menyukai jenis nasi penuh serat tersebut, oleh karena itu Dr. Samuel tetap memperbolehkan siapapun mengkonsumsi nasi putih selama jumlahnya tetap dikurangi. Pilihan nasi yang sudah dingin pun dianggapnya sebagai cara dalam mencegah naiknya gula darah dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
"Jika tetap mau makan nasi putih tidak apa-apa asal porsinya dikurangi. Dan untuk mengakali gula darah tidak naik, makanlah nasi putih yang sudah dingin karena nasi yg masih panas akan menyumbang glukosa lebih banyak dibandingkan dengan nasi putih yang sudah dingin," pungkasnya mengakhiri perbincangan.