Tak Hanya Korban, Pelaku Bullying Juga Harus Mendapat Perhatian

6 November 2017 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bully (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bully (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika berbicara mengenai bullying, selama ini kebanyakan orang hanya fokus terhadap korban yang dibully saja. Mulai dari diberikan pendekatan, sampai kenyamanan untuk memulihkan psikologis korban.
ADVERTISEMENT
Sedangkan para pelaku bullying hanya diberikan hukuman yang bisa membuat mereka jera. Padahal, pelaku bullying sejatinya juga harus diberikan metode pendekatan yang sama. agar para pelaku bisa menyadari kesalahan yang sudah mereka perbuat.
Psikolog Yasinta Indrianti, M. Psi, mengatakan seharusnya orang tua melakukan pendekatan terhadap anak mereka yang menjadi pelaku, dengan cara menggali terlebih dahulu alasan di balik anaknya melakukan bullying. Karena bagaimanapun, orang tua tidak boleh menilai anaknya secara gamblang tanpa mendengar penjelasan dari sang anak.
"Orang tua perlu menggali terlebih dahulu kenapa anaknya bisa sampai melakukan bullying. Mencari tahu alasan pastinya, karena orang tua tidak boleh langsung men-judge bahwa anaknya nakal dan sebagainya," papar Yasinta saat dijumpai kumparan (kumparan.com) di fx Sudirman, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Memberikan pemahaman mengenai bullying. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Memberikan pemahaman mengenai bullying. (Foto: Thinkstock)
"Salah satu alasan seorang anak melakukan bully bisa dikarenakan duluanya ia pernah menjadi korban bullying juga. Dan membully menjadi media balas dendamnya atau bisa juga karena dia pernah melihat kejadian bullying dan merasa jika bully itu tren," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Setelah mencari tahu apa penyebabnya, Yasinta menjelaskan, para pelaku harus diajak berbicara. Meski sudah melakukan kesalahan, orang tua tetap harus memberitahu bahwa perilaku anaknya salah dan bisa berdampak buruk pada korban.
"Memberikan pemahaman itu wajib. Agar anak bisa mengerti mengenai perilaku bullying, sebaiknya berikan pengertian ini sejak usia dini. Jika anak sudah bisa mengerti, maka tinggal lakukan kebiasaan baik kepada anak. Hal ini akan berdampak baik pada perkembangan mental anak itu sendiri," tuturnya.
Dari kedua tahap itu, kunci utama yang harus diberikan pada pelaku bullying adalah kenyamanan. Karena alasan seseorang melakukan bullying disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam mencari sebuah kenyamanan di dalam keluarganya.
Sejatinya, setiap manusia membutuhkan kenyamanan. Jika mereka tidak menemukan bentuk kenyamanan itu, maka tindakan seperti bullying bisa menjadi bentuk pelampiasan mereka.
ADVERTISEMENT
"Buat mereka nyaman. Intinya para pelaku harus merasa nyaman sama kita (orang tua). Saat anak sudah merasa nyaman, mereka akan mempercayai kita sebagai tempat berbagi yang paling nyaman, sehingga tindakan bullying yang sudah mereka lakukan akan mudah disesali olehnya," tutupnya.