Tak Perlu Bingung, Begini Kiat Jitu Atasi Kecemasan Jelang Pernikahan

9 Mei 2018 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gaun pengantin Dior milik miranda. (Foto: Patrick DeMarchelier)
zoom-in-whitePerbesar
Gaun pengantin Dior milik miranda. (Foto: Patrick DeMarchelier)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Resepsi pernikahan tinggal menghitung hari, seluruh persiapan pun sudah rampung dan aman terkendali. Sama sekali tak ada masalah berarti yang patut untuk dirisaukan.
ADVERTISEMENT
Namun entah mengapa, perasaan Anda malah terasa terombang-ambing tak karuan. Ada ganjalan dalam hati yang tak bisa Anda jelaskan penyebabnya.
Apakah Anda pernah, atau justru sedang merasakan hal ini menjelang pernikahan?
Menikah buat bahagia (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Menikah buat bahagia (Foto: Pexels)
Tak perlu bingung. Karena seperti jutaan calon pengantin lainnya, Anda mungkin saja sedang mengalami sindrom pranikah.
Sindrom ini bisa menyebabkan tekanan pada kondisi fisik, emosi, dan kognitif Anda. "Misalnya, kurang tidur, nafsu makan berkurang, rambut rontok, berat badan naik atau turun secara drastis," jelas Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi, Psikolog, CHt, lewat tulisan yang dikirimkan pada kumparanSTYLE (kumparan.com) pada Senin (5/7).
Selain itu, Anda juga cenderung jadi lebih sensitif dan mudah terganggu dengan semua tingkah laku dan gerak-gerik pasangan. Inilah yang jadi penyebab mudahnya timbul pertengkaran dan konflik pada pasangan yang hendak menikah.
ADVERTISEMENT
"Muncul pertanyaan – pertanyaan 'apakah saya membuat keputusan yang tepat dengan menikahi dia?', 'apakah saya bisa menjadi istri atau suami yang baik?', 'bagaimana kalau saya membuat keputusan yang salah?'. Bahkan pada beberapa kasus, ini dikaitkan dengan 'pertanda' bahwa pasangan bukanlah orang yang tepat," papar Wulan lagi.
Ilustrasi Perempuan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan (Foto: Thinkstock)
Jika Anda sedang mengalami tanda-tanda atau gejala di atas, jangan gegabah dalam menarik kesimpulan. Jangan pula terburu-buru mengklaim bahwa rasa cemas yang Anda alami merupakan tanda bahwa si dia bukanlah jodoh Anda.
Lantas, bagaimana cara mengatasi rasa cemas menjelang pernikahan?
"Kenali dulu kecemasan yang Anda alami. Apakah ini berhubungan dengan resepsi, kualitas hubungan dengan pasangan, atau kehidupan pernikahannya itu sendiri," saran Wulan.
Kecemasan bisa dipicu oleh berbagai faktor. Ada faktor luar seperti kelancaran persiapan pernikahan dan hubungan dengan keluarga besar, hingga faktor internal seperti koneksi dengan pasangan, trauma pribadi, hingga rasa takut akan perubahan status (menyandang gelar 'suami' atau 'istri').
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasinya, Anda harus belajar mengkomunikasikan hal ini dengan baik kepada pasangan. Sampaikan perasaan, keresahan, ketidakpuasan, dan semua ganjalan yang Anda rasakan dengan baik kepada si dia.
"Kecemasan ini perlu dibicarakan secara terbuka dengan pasangan, sehingga Anda bisa sama-sama mencari solusi untuk meredakan kecemasan," jelas Wulan lagi.
Ilustrasi pasangan bahagia (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan bahagia (Foto: Thinkstock)
Untuk meredam kecemasan, ada baiknya untuk melakukan kroscek terhadap hubungan Anda. "Lakukan screening terhadap hubungan baik secara medis, psikologis, maupun keuangan. Konsultasikan dengan profesional jika membutuhkan bantuan," saran psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.
Selain itu, penting bagi Anda untuk juga menyadari bahwa rasa cemas menjelang pernikahan merupakan hal wajar yang dialami semua orang. Hindari memposisikan diri sebagai satu-satunya orang yang sedang bergumul.
ADVERTISEMENT
Karena, bisa saja si dia juga sedang merasakan kecemasan yang sama seperti Anda. Hanya saja, mungkin pasangan lebih piawai dalam mengontrol dan mengendalikan gejolak emosinya. Dalam hal ini, lelaki biasanya memang cenderung menarik diri.
Wanita memakai gaun pengantin (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita memakai gaun pengantin (Foto: Thinkstock)
Alangkah baiknya jika kecemasan pranikah dijadikan sebagai kesempatan untuk mengenal pasangan lebih dalam. Ini merupakan momen untuk membangun kedekatan hubungan yang lebih lagi.
"Dalam pernikahan nanti, akan ada banyak tekanan-tekanan yang lebih besar dan kompleks. Bahas dengan pasangan dan berlatih untuk mengkomunikasikan perasaan, belajar mendengarkan, belajar untuk saling mendukung, mencari pemecahan masalah, dan kelola emosi. What could be better practice for married life?," tutup Wulan.