Tak Perlu Cemas Berjerawat di Usia 20 Tahunan, Ini Alasannya

23 Oktober 2017 16:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jerawat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jerawat (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pubertas.
Pada masa ini, remaja akan mengalami pergolakan hormon dan perubahan fisik yang drastis. Masa peralihan remaja menuju dewasa ini biasa dimulai pada usia 10 tahun dan berakhir di usia 16 tahunan.
ADVERTISEMENT
Dalam masa transisi inilah jerawat biasanya mulai menghampiri. Pada remaja lelaki, jerawat disebabkan oleh tingginya produksi hormon testosteron dan androgen.
Kedua hormon ini meningkatkan produksi minyak, yang berpotensi akan tercampur dengan sel kulit mati, bakteri, dan debu. Biasanya, kombinasi menyebalkan ini akan menyumbat pori-pori kulit dan menyebabkan munculnya jerawat.
Hal yang sama juga terjadi pada remaja putri. Pada perempuan, peningkatan hormon estrogen jadi dalang utamanya. Radang jerawat yang tak kunjung sembuh inilah yang biasanya menggerogoti rasa percaya diri mereka.
Untungnya tak semua remaja mengalami hal ini. Sebagian justru sukses melalui masa remaja mereka tanpa gangguan jerawat.
Namun, jangan keburu senang dulu. Ada berapa banyak dari kamu yang justru mulai jerawatan pada usia 20-an?
ADVERTISEMENT
Jika kamu salah satu yang sedang berjuang melawan jerawat, tak perlu khawatir. Karena hal ini sangat wajar terjadi.
Tak peduli seberapa teraturnya pola hidup atau seberapa mahalnya produk skin care yang kamu gunakan, jerawat dengan bandelnya bisa tetap menghampiri.
Karena sesungguhnya, ada jutaan orang yang baru mulai berjerawat saat memasuki usia 20 dan 30-an. Termasuk orang yang tak pernah berjerawat sekalipun pada masa remajanya.
Dilansir Metro http://metro.co.uk/2017/10/22/50-of-women-get-acne-in-their-20s-so-youre-not-alone-7018193/, sebuah studi menemukan bahwa 50 persen perempuan berusia 20-29 tahun dan 35 persen perempuan berusia 30-an mengalami masalah dengan jerawat. Apa sebabnya?
Hati-hati pecahkan jerawat. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hati-hati pecahkan jerawat. (Foto: Thinkstock)
Dr Joshua Zeichner, dari Mount Sinai Hospital mengatakan bahwa sejatinya, setiap perempuan mengalami tiga siklus jerawat dalam hidupnya.
Yang pertama adalah jerawat bandel yang muncul pada masa remaja dan terus berlanjut hingga dewasa. Kedua, jerawat dewasa yang menyerang orang yang tak pernah berjerawat sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dan yang ketiga, jerawat puber yang menghilang dan kembali lagi di atas usia 25 tahun. Hal ini biasanya terjadi pada perempuan berusia 25-35 tahun, namun ada juga yang berumur 40 tahunan.
Rata-rata jerawat dewasa tumbuh pada area rahang, dagu, dan leher. Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon. Selain itu, pola makan yang salah, konsumsi pil kb, dan stres juga bisa jadi faktor pemicu utama.
Untungnya, ada sedikit kabar gembira untuk kamu yang sedang berjerawat. Karena berdasarkan studi yang dilakukan King’s College London, orang yang berjerawat cenderung lebih awet muda dibanding yang tidak. Hal ini dikarenakan lebih tingginya produksi telomeres dalam sel darah putihnya, yang berarti sel tubuh jadi lebih terlindungi dari penuaan.
ADVERTISEMENT
Jadi, jangan terlalu stres akibat jerawat, ya!