Tak Perlu Dipendam, Kamu Harus Lampiaskan Emosi ketika Marah

26 September 2017 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Jika diperlakukan secara tak menyenangkan oleh orang lain, apa yang akan kamu rasakan?
ADVERTISEMENT
Sebagian besar pasti akan menjadikan marah dan dongkol sebagai jawabannya. Selama ini, banyak orang menganggap rasa marah sebagai wujud dari emosi negatif.
Banyak juga yang menganggap bahwa rasa marah bukanlah hal yang baik untuk dilampiaskan terhadap orang lain. Jika sedang merasa marah atau dongkol, lebih baik menyepi dan berdiam diri saja agar tak melontarkan kalimat yang bisa melukai orang lain.
Namun tahukah kamu bahwa menahan amarah justru bisa berdampak negatif bagi kesehatan jiwa? Rasa marah dan sebal yang menumpuk bisa menjelma jadi rasa benci jika tidak diungkapkan. Padahal kita semua tahu, menyimpan kesalahan orang lain tentunya bukan hal yang pantas untuk dilakukan.
Dilansir Times of India, Berikut kumparan (kumparan.com) rangkum sederet alasan mengapa kamu tak seharusnya menahan rasa marah di dalam hati:
ADVERTISEMENT
1. Menghindari Tindak Kekerasan
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thibkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thibkstock)
Rasa marah bisa diibaratkan sebagai bendungan air. Jika ditahan terlalu lama, maka bisa dipastikan akan meluber tanpa bisa ditahan lagi.
Dan dalam konteks emosi, rasa marah yang meledak tak terkontrol bisa berujung pada tidak kekerasan. Kamu tentunya tak ingin gelap mata dan melukai orang lain, bukan? Inilah mengapa mengekspresikan rasa kesal merupakan hal penting yang harus kamu sadari.
2. Bebas dari Dendam
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
Dengan mengekspresikan rasa marah, maka rasa frustrasi dan dongkol yang ada dalam hati akan berkurang. Ini tentunya berdampak positif bagi kesehatan jiwa kamu.
Karena rasa marah yang bertumpuk juga bisa berubah jadi dendam terhadap orang lain. Dan tanpa sadar, emosi negatif ini bisa mempengaruhi sikap dan cara kamu memperlakukan orang tersebut. Jadi, jangan segan untuk mengekspresikan rasa kesal yang kamu rasakan, ya!
ADVERTISEMENT
3. Jadi Motivasi
Ilustrasi emosi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi emosi (Foto: Pixabay)
Dalam hal ini, kita sedang berbicara soal rasa marah terhadap diri sendiri. Rasa marah terhadap diri sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal. Antara lain merasa tak puas dengan pencapaian yang sudah dimiliki, marah karena belum bisa sesukses orang lain, dan sebagainya.
Ada baiknya, ubahlah rasa marah ini menjadi sesuatu hal yang positif dan sebagai motivasi untuk memacu kamu berkembang dan jadi pribadi yang lebih baik lagi.
4. Menyelamatkan Hubungan
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
Pada beberapa kasus, melampiaskan rasa marah dan mengeluarkan unek-unek justru bisa menyelamatkan hubungan percintaan kamu. Karena saat marah, orang cenderung bicara jujur tanpa ada yang disembunyikan.
Pasangan kamu pun jadi bisa mengetahui apa yang sesungguhnya ada dalam benak kamu.
ADVERTISEMENT
Namun hal penting yang harus diingat, selalu kontrol kata-kata yang kamu lontarkan saat marah terhadap pasangan. Gunakan momen ini untuk introspeksi hubungan, bukan untuk saling menjatuhkan. Ingat, ini bukan masalah siapa yang benar atau salah, melainkan proses untuk mencari solusi terbaik.
5. Menjaga Kamu Tetap Sehat
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
Tahukah kamu bahwa melampiaskan rasa marah bisa mengurangi risiko terkena serangan jantung, sakit kepala, masalah pencernaan, dan lain-lain?
Karena kesehatan manusia sangat bergantung pada kondisi hati dan pikiran. Dan karena rasa marah merupakan emosi negatif, maka tidaklah mengherankan bahwa bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan kamu. Jadi, jangan suka memendam rasa marah dalam hati, ya!