Tanding di China, Atlet Puji Lestari Diajak Selfie karena Berhijab

29 September 2018 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puji Lestari, atlet panjat tebing. (Foto:  Gina Yustika Dimara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Puji Lestari, atlet panjat tebing. (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu atlet berhijab, Puji Lestari memiliki segudang cerita yang berhubungan dengan profesinya sebagai atlet dan ‘identitas’ dirinya sebagai perempuan berhijab.
ADVERTISEMENT
Puji sendiri merupakan salah satu atlet panjat dinding yang menyumbang emas untuk kategori speed relay putri bersama tiga rekannya yang lain; Aries Susanti Rahayu, Rajiah Sallsabillah, dan Fitriyani di perhelatan Asian Games 2018. Kemudian, ia juga berhasil sebagai peraih medali perak di kategori speed putri di gelaran yang sama.
Perempuan kelahiran Jakarta, 15 Juni 1990 ini menjadi contoh bagi perempuan muda, bahwa hijab tak menjadi penghalang dalam meraih prestasi di bidang apapun.
Kepada kumparanSTYLE, Puji pun bercerita banyak tentang hijab yang dipakainya, serta profesi yang digelutinya sebagai atlet. Mulai dari tantangan, hingga cerita-cerita lucu yang terjadi kepadanya soal hijab. Salah satunya, saat ia bertandang ke China untuk bertanding.
“Saya pernah ikut kejuaraan di China, lebih tepatnya di bagian negara Xining yang mayoritas penduduknya beragama Islam,” papar Puji di ala RITUS Restaurant, Jakarta Pusat, Kamis (27/9).
ADVERTISEMENT
Dalam cerita Puji, para masyarakat Xining yang turut menyaksikan pertandingan begitu senang melihat kehadiran Puji. Alasannya, karena Puji adalah atlet yang menggunakan hijab.
“Di sana saya sampai ditarik-tarik diajak foto, berasa seleb ya. Mereka bilang, “I’m muslim too, I’m muslim too, boleh foto tidak?” sembari pegang-pegang hijab saya, katanya bagus,” kenangnya.
Menurutnya, mungkin masih menjadi suatu pemandangan yang asing bagi seorang atlet tampil dengan pakaian tertutup dan berhijab. Kejadian serupa pun terjadi saat ia berlomba ke Eropa. Saat itu, atlet dari negara Eropa melihat Puji yang menutup semua bagian tubuh dan kepalanya seperti pemandangan yang asing dan aneh.
“Mereka tanya, kenapa saya menutup kepala saya, dan saya jelaskan saja kalau ini adalah bagian dari agama saya. Akhirnya mereka memuji saya dengan, ‘Oh, good looking, good looking,’” ceritanya.
ADVERTISEMENT
Soal diskriminasi karena menggunakan hijab, Puji bersyukur karena hal itu tak pernah terjadi kepadanya dan semua rekan atletnya bersikap profesional.
Hijab Pernah Melorot Saat Akan Memulai Pertandingan
Selain pengalaman baru di luar negeri, nyatanya Puji juga pernah mengalami ‘tantangan’ tersendiri dalam mengenakan hijab sebagai atlet. Pernah di 2016 saat mengikuti Kejurnas (Kejuaraan Nasional), hijab yang dipakai Puji malah melorot sebelum pertandingan dimulai.
“Waktu mau start, udah ancang-ancang, kerudung saya itu malah jatoh turun ke depan. Dan itu membuat saya nggak fokus, malah saya narik-narik kerudung, bukan mulai start,” ungkapnya sembari tertawa.
Dari situ, Puji sangat selektif dalam memilih hijab yang dipakainya. Menurut Puji, kenyamanan menjadi nomor satu bagi atlet berhijab yang bertanding.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Puji bersyukur karena ia sudah menggunakan hijab selama bertahun-tahun. Sehingga hijab tak pernah menjadi alasan atau hambatan ia dalam menggeluti profesi sebagai atlet.
“Saya sudah terbiasa memakai hijab, dan saya juga lebih percaya diri. Jadi memang tidak ada hambatan,” tutup perempuan berusia 28 tahun ini.