Terbuka Soal Kesehatan Mental Buat Hubungan Asmara Lebih Bahagia

14 Februari 2019 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan yang selalu langgeng dan bahagia. Saling pengertian dengan pasangan pun menjadi salah satu kuncinya.
ADVERTISEMENT
Namun tahukah Anda, hubungan yang bahagia dengan pasangan tak cukup tercipta dengan rasa saling pengertian saja. Keterbukaan akan kesehatan mental juga menjadi hal yang penting.
Kesimpulan ini didapati dari hasil survei terbaru yang dilakukan oleh eharmony melalui laporan bertajuk 'Indeks Kebahagiaan'. eharmony sendiri merupakan situs kencan online yang berbasis di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
Survei ini dilakukan mengingat masalah kesehatan mental ternyata mempengaruhi sebagian besar populasi dunia, dengan dua dari setiap tiga orang kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan mental dalam fase hidup mereka.
Lebih dari 2000 orang Amerika Serikat di atas usia 21 terlibat dalam survei ini. Para responden tersebut tediri dari kalangan heteroseksual serta LGBT + yang sedang dalam status pernikahan, tinggal bersama pasangan atau berada dalam komitmen hubungan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Menurut temuan survei, empat dari 10 pasangan mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan kurangnya perhatian dan gangguan hiperaktif. Dilansir Independent, kecemasan menjadi masalah kesehatan mental paling umum yang mempengaruhi orang dewasa dalam suatu hubungan.
Bantuan pasangan yang saling mengerti. Foto: Shutterstock
Dari orang-orang yang diwawancarai dalam survei ini, empat dari lima orang merasa nyaman berbicara tentang masalah kesehatan mental dengan pasangan mereka. Hal ini ditemukan berdampak positif pada lebih dari setengah hubungan mereka.
Di sisi lain, orang-orang yang merasa sulit berbicara tentang kesehatan mental dengan pasangannya, cenderung mengaku tidak bahagia dalam hubungan.
Di antara individu yang digolongkan sebagai Generasi Z (yang lahir di rentang pertengahan tahun 1990-an dan pertengahan 2000-an), tujuh dari 10 orang melaporkan adanya hubungan positif antara terbuka tentang kesehatan mental dengan pasangan dengan kualitas hubungan yang bahagia.
Ilustrasi Pasangan Foto: dok.Thinkstock
"Yang mengejutkan kami tentang data kesehatan mental adalah seberapa terbuka Gen Z berbicara tentang hal itu," ujar Jeannie Assimos, Chief Advice eharmony seperti dikutip dari Independent.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, selama ini generasi Z dianggap lebih cuek dan lebih peduli pada penampilan belaka. Tetapi data menunjukkan mereka justru paling progresif mengenai kesehatan mental dan paling komunikatif dengan pasangannya. Hal ini pun mengarah pada hubungan yang lebih bahagia.
Bagaimana pendapat Anda?