Tidak Perlu Merasa Tersaingi Ketika Teman Sebaya Sudah Menikah

10 Februari 2019 11:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pernikahan Foto: Tom Pumford
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pernikahan Foto: Tom Pumford
ADVERTISEMENT
Banyak perempuan yang ingin segera membina rumah tangga namun belum dipertemukan dengan jodohnya. Padahal, hampir seluruh teman sebayanya sudah memiliki pasangan, melangsungkan pertunangan dan tengah mempersiapkan pernikahan, atau bahkan tengah menunggu kelahiran sang buah hati.
ADVERTISEMENT
Melihat teman-teman seusianya sudah memiliki kehidupan bahagia dengan pasangannya masing-masing, tak jarang terbesit rasa 'cemburu' atau justru merasa tersaingi. Hal ini terkadang membuat mereka menjauhkan diri dari lingkungan pertemanan, menjadi minder atau tidak ingin membuka diri.
Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si. mengatakan, jika dalam kehidupan ini yang dipahami hanya untuk menikah atau tidak menikah, bisa saja timbul rasa minder dan merasa 'telat' untuk menikah karena melihat teman-teman sebayanya sudah menikah. Tetapi perlu diingat, hidup bukan hanya untuk menikah saja. Ada begitu banyak nuansa baru dan kegiatan lain yang bermanfaat yang bisa dilakukan.
Perbaiki bahasa tubuh Anda untuk meningkatkan kualitas kerja Foto: Thinkstock
"Contohnya, kita bisa bertanya kepada diri sendiri apakah kita ini sudah menjadi orang yang bahagia dan menerima penuh diri kita sendiri? Kalau belum, ya perlu untuk kerjakan 'PR' itu, mengolah diri agar lebih menerima diri," jelas psikolog yang akrab disapa Nina ini saat dihubungi kumparanSTYLE, Kamis (7/2).
ADVERTISEMENT
Pertanyaan lain yang bisa ditanyakan ke diri sendiri adalah apakah kita sudah bermanfaat bagi orang lain? Apakah kita sudah terbiasa membantu orang lain yang membutuhkan? Ataukah pekerjaan yang kita pilih sudah bisa membantu orang lain?
"Juga pertanyaan penting berikut, apakah kita sudah mandiri? Kalau untuk bahagia saja masih mengandalkan orang lain, untuk segala keputusan hidup harus tanya orang, untuk melakukan berbagai kegiatan harus ada orang lain, mungkin kita harus meningkatkan diri dulu biar lebih mandiri," lanjut psikolog yang praktik di Klinik Terpadu UI Depok ini.
Ilustrasi perempuan dalam gaun pernikahan Foto: Thinkstock
Jika seluruh pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa Anda jawab, tak akan ada lagi rasa 'cemburu' atau merasa tersaingi dengan teman-teman lainnya yang sudah menikah. Pahamilah, bahwa pernikahan bukanlah perlombaan. Tidak ada menang atau kalah dalam menikah.
ADVERTISEMENT
Nina menyarankan untuk meningkatkan kualitas diri dengan aktif mengikuti banyak kegiatan sehingga tak melulu memikirkan tentang menikah saja. Dengan mengikuti banyak kegiatan positif, secara tak langsung Anda tengah melakukan hal untuk mempersiapkan diri dalam membangun keluarga yang bahagia.
"Untuk mempersiapkan diri mempunyai keluarga yang bahagia, harus dimulai dari diri sendiri yang lebih bahagia," pungkasnya.