Upaya Menjadikan Indonesia sebagai Pusat Busana Muslim Dunia

22 Maret 2018 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kurang dari sebulan, acara Muslim Fashion Festival 2018 (MUFFEST) akan segera digelar. Acara ini akan dilangsungkan pada 19 April sampai 22 April mendatang di Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Seperti namanya, acara ini memang dipersembahkan untuk para muslimah yang juga penikmat mode. Menghadirkan lebih dari 200 tenants, nantinya pengunjung bisa berbelanja sekaligus menikmati tren mode yang dihadirkan desainer-desainer Tanah Air lewat pergelaran busananya.
Namun, bukan sekadar acara belanja biasa, nyatanya, MUFFEST 2018 ini memiliki agenda lain. Yaitu, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia.
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
“Kami ingin jadikan Indonesia ini sebagai Paris-nya busana Muslim,” papar Lisa Fitria, Project Director MUFFEST 2018 kepada kumparanSTYLE (kumparan.com) di Glasshouse Suasana Restaurant, Jakarta Selatan, Kamis (22/3).
Lisa bercerita, semua berawal saat ia masih tergabung dengan Indonesia Fashion Week (IFW). Dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat mode dunia, Lisa melihat bahwa busana Muslim lah sektor yang paling dekat dan memungkinkan. Menurutnya, semua tahu bahwa Indonesia menjadi lokomotifnya, mengingat mayoritas warganya beragama Islam.
ADVERTISEMENT
“Dulu, di IFW ada satu hall khusus dedicated untuk busana Muslim. Dari segi user, desainer, dan kreasi, memang busana Muslim yang terlihat paling siap,” jelas Lisa.
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Dari situ, ia bersama rekannya ingin menciptkan sebuah acara khusus yang ditujukan untuk busana Muslim, tapi dengan standar internasional. Maka lahirlah Indonesia Fashion Chamber yang beranggotakan 150 desainer pada dua tahun lalu, yang kebanyakan merupakan desainer-desainer senior.
“Kami merumuskan, jika ingin menjadi pusat busana Muslim dunia, maka harus ada event yang gaungnya internasional dan standar internasional. Dengan harapan seperti Paris Fashion Week,” tambahnya.
Pada 2016, Indonesia Fashion Chamber menghadirkan MUFFEST. Dengan perumusan pada 2016, menjadi market untuk Muslim di Indonesia. 2018, menjajakan pasar ke market Asia. 2020, menjadi market di dunia untuk busana Muslim. 2025, menjadi pusatnya busana Muslim seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
“Apa sudah sesuai? Sekarang bisa dilihat kalau desainer Muslim Indonesia sudah melebarkan sayapnya sampai Asia. Baik dari undangan fashion show, hingga bisnis,” papar Project Director MUFFEST ini.
Muslim Fashion Festival (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Muslim Fashion Festival (Foto: Intan Kemala Sari/kumparan)
Ia menambahkan, untuk menjadi pusat mode tentunya membutuhkan untuk melahirkan tren-tren tertentu. Sehingga, para tenant yang hadir di MUFFEST 2018 sudah dipastikan telah diedukasi terlebih dahulu.
“Saya optimis kita bisa menjadi pusat busana Muslim dunia, kalau didukung penuh oleh banyak pihak. Salah satunya, pemerintah,” tutup Lisa mengakhiri perbincangan.
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
MUFFEST 2018 (Foto: Garin Gustavian/kumparan)