Data 1 Juta Pengguna Facebook Indonesia 'Dicuri' Cambridge Analytica

5 April 2018 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Facebook. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
ADVERTISEMENT
Dua pekan lalu, Facebook mengalami krisis setelah ketahuan mengalami kebocoran data hingga lebih dari 50 juta penggunanya. Jutaan data pengguna itu 'dicuri' sebuah perusahaan analisis bernama Cambridge Analytica yang menggunakannya untuk kampanye pemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2016.
ADVERTISEMENT
Data-data itu dikumpulkan melalui aplikasi pihak ketiga yang terhubung dengan Facebook. Dalam kasus ini, Cambridge Analytica menggunakan sebuah aplikasi kuis yang menjaring data-data penggunanya, termasuk seluruh daftar teman dari si pengikut kuis.
Tapi siapa sangka, ternyata Cambridge Analytica turut mengumpulkan data pengguna Facebook di Indonesia. Hal ini diungkap oleh Facebook dalam blog resminya, yang mengatakan ada sejumlah negara lain yang data penggunanya diambil secara tidak wajar oleh Cambridge Analytica.
Facebook mengungkap ada 1.096.666 penggunanya di Indonesia yang datanya dikumpulkan oleh Cambridge Analytica. Sementara yang paling banyak memang dialami para pengguna Facebook di AS, yang angkanya mencapai 70.632.350 pengguna.
Daftar negara yang alami kebocoran data Facebook. (Foto: Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Daftar negara yang alami kebocoran data Facebook. (Foto: Facebook)
Indonesia ada di posisi ketiga untuk negara yang datanya paling banyak bocor untuk Cambridge Analytica. Di posisi kedua ada Filipina yang sedikit lebih banyak yaitu 1.175.870 pengguna.
ADVERTISEMENT
Dalam postingan di blog itu, Facebook mengumumkan sejumlah perubahan yang dilakukan dalam API (Application Programming Interface) mereka demi menjaga keamanan data penggunanya.
Beberapa perubahan API itu dilakukan untuk bagian Events, Groups, Pages, lalu ada juga perbaikan di sistem Login, sejarah panggilan dan teks di Messenger atau Facebook Lite, hingga API di platform Instagram.
Mulai Senin (9/4) mendatang, Facebook berjanji bakal menampilkan aplikasi apa saja yang terhubung dengan para penggunanya di bagian atas linimasa. Dengan begitu, Facebook berharap pengguna dapat lebih memahami aplikasi apa saja yang terhubung dengan akun mereka. Para pengguna juga bisa menghapus aplikasi yang tidak diinginkannya.
Skandal Cambridge Analytica membuat banyak orang mempertanyakan keseriusan Facebook dalam menjaga data penggunanya. Sang CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, menyatakan platform-nya bakal memperbaiki berbagai hal dan berjanji tidak akan terjadi masalah serupa ke depannya.
ADVERTISEMENT