125 Ribu Merchant Go-Food Didominasi UMKM

Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Go-Jek tidak hanya menyediakan layanan transportasi panggilan Go-Ride dan Go-Car, mereka juga punya layanan pesan dan antar makanan Go-Food. Untuk layanan yang terakhir disebutkan, Go-Jek mengaku telah memiliki 125.000 merchant yang tersebar di 50 kota Indonesia.

Pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, berkata dari keseluruhan mitranya tersebut, 80 persen di antaranya adalah pengusaha kuliner yang masuk kategori pengusaha kecil dan menengah. Sementara 20 persen sisanya adalah gerai restoran besar.

"Mengapa bisa tumbuh sebesar itu, karena jumlah pengemudi kita yang sangat banyak jadi ekosistem sudah terbangun," ungkap Nadiem dalam sebuah acara Go-Food Festival di Pasaraya Blok M, Jakarta, pada Selasa (9/1).

Angka tersebut bisa tumbuh begitu cepat karena Go-Food kini menjadi kebutuhan pengguna Go-Jek. Layanan Go-Food diklaim Nadiem berkontribusi pada omzet merchant-nya sebanyak 30 persen.

Go-Food juga mengubah konsep bisnis kuliner saat ini. Pengusaha makanan tidak perlu lagi pusing memikirkan lokasi tempat jualan karena sekarang berbisnis kuliner bisa dilakukan di rumah. Untuk urusan distribusi bisa diserahkan kepada Go-Jek.

"Enggak usah capek untuk marketing. Enggak perlu memikirkan distribusi karena ada Go-Jek. Jadi bisa fokus untuk masak," tambahnya.

Mitra pengemudi GOJEK. (Foto: REUTERS/Beawiharta)

Tidak hanya itu, Go-Food juga mengubah kebiasaan masyarakat berpenghasilan tinggi yang malas makan di restoran kecil walau menyukai masakannya. Adanya Go-Food, orang kaya bisa pesan makanan tersebut.

"Jadi daya beli orang yang lebih kaya beralih untuk mensubsidi UMKM," kata Nadiem.

Selain terus mengembang Go-Food, Go-Jek diam-diam tengah menyiapkan layanan direktori restoran atau kafe bernama Go-Resto. Fitur ini akan menyediakan sistem peringkat atau rating dari makanan atau restoran, sehingga di sana para pengguna bisa meninggalkan komentar atas kesannya makan di suatu tempat.