30 Tahun World Wide Web dan Perasaan Campur Aduk Tim Berners-Lee

13 Maret 2019 8:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Berners-Lee Foto: ITU Pictures/Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Tim Berners-Lee Foto: ITU Pictures/Flickr
ADVERTISEMENT
Tim Berners-Lee adalah seorang peneliti berkebangsaan Inggris yang menciptakan World Wide Web (WWW). Hal ini ia lakukan 30 tahun silam, tepatnya 12 Maret 1989.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Tim mengajukan proposal ilmiah bertajuk "Information Management: A Proposal". Isi dari proposal membahas tentang teknologi di internet yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya WWW. Saat itu, Tim bekerja di European Organization for Nuclear Research (CERN) yang berlokasi di Swiss.
WWW, atau sering disebut web, dikenal sebagai ruang informasi atas data dan sumber daya lain yang diidentifikasi oleh Uniform Resource Locators (URL), dikaitkan dengan link hypertext, dan dapat diakses melalui jaringan Internet.
WWW sering disalahartikan sebagai kesamaan dari jaringan internet, padahal sejatinya WWW adalah sebuah layanan yang beroperasi melalui koneksi internet.
Ada tiga temuan Tim ada Oktober 1990 yang kemudian menjadi teknologi dasar untuk internet sampai sekarang. Ketiga temuan itu adalah HTML (HyperText Markup Language), format bahasa untuk web. Kedua adalah URI (Uniform Resource Identifier) atau biasa disebut URL (Uniform Resource Locators). Sementara yang ketiga adalah HTTP (Hypertext Transer Protocol), teknologi yang memungkinkan untuk mengambil sumber daya terkait dari seluruh web.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Tim menyusun kode pemrograman untuk aplikasi peramban pertamanya (WorldWideWeb.app) dan server Web pertama (httpd). Hingga pada penghujung 1990, halaman berbasis web pertama tersaji di internet secara terbuka bagi publik.
Kini, setelah 30 tahun ia menemukan WWW, Tim memiliki perasaan yang campur aduk tentang internet saat ini. Maklum, saat ini kita banyak melihat aksi peretasan, pelecehan online, ujaran kebencian, hingga informasi hoaks di internet.
Tim Berners-Lee Foto: Paul Clarke/Wikimedia Commons
Dalam peringatan 30 tahun WWW yang ia ciptakan, Tim mengajak para pengguna internet untuk bertarung demi web yang memiliki dampak penting untuk kehidupan manusia. Pria kelahiran 8 Juni 1965 itu meyakinkan populasi pengguna internet akan terus berkembang, tapi tidak bisa dipungkiri bakal ada masalah-masalah yang turut menyertainya.
ADVERTISEMENT
"Lihat 50 persen orang-orang yang menggunakan web dan itu tidak cukup baik bagi mereka. Mereka semua merasa ketakutan setelah pemilihan Trump dan Brexit karena menyadari web yang semula mereka anggap keren itu ternyata tidak benar-benar melayani manusia dengan baik," ujar Tim, dilansir Time.
World Wide Web Foundation milik Tim sekarang memiliki misi untuk membuat pemerintah, perusahaan, dan masyarakat agar berpartisipasi demi membentuk web untuk tujuan yang baik dalam 'Kontrak Web'.
Dalam kontrak tersebut, Tim berambisi membuat pemerintah-pemerintah dapat memastikan semua orang dapat terhubung dengan internet, tapi tetap menjaga privasi. Sementara itu perusahaan diharapkan bisa membuat biaya mengakses internet jadi lebih terjangkau, tentu dengan tetap menghormati privasi dan mengembangkan teknologi untuk membantu orang-orang.
Ilustrasi internet Foto: pixabay
Dari sisi masyarakat, Tim ingin para pengguna dapat bekerja sama dan saling menghargai satu sama lain di dunia maya sehingga membentuk kehidupan berinternet yang sehat.
ADVERTISEMENT
Menurut Tim, web adalah 'cermin kemanusiaan' di mana 'kamu akan melihat hal baik dan buruk' di dalamnya. Ia berpikir mungkin bakal dibutuhkan regulasi penting untuk mendukung misi ini, tapi bisa juga tidak.
Apa yang telah ia ciptakan, yaitu web, dianggap telah menghadirkan peluang, memudahkan kehidupan manusia, dan memarjinalisasi suara masyarakat. Tapi di sisi lain, juga memberi kesempatan untuk penipuan, menjadi wadah menyebar kebencian, dan berbagai kejahatan lainnya.
Tim berujar, kontrak yang ingin ia buat memang bukan untuk memperbaiki dunia internet secara singkat, tapi mengubah hubungan orang-orang dengan dunia online.
"Ini adalah petualangan kami dari dunia digital yang masih remaja menuju masa depan digital yang lebih dewasa, bertanggung jawab, dan inklusif," harapnya.
ADVERTISEMENT