45 Startup Lokal Dipertemukan dengan Investor Jepang

12 September 2017 18:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Startup (Foto: Picjumbo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Startup (Foto: Picjumbo)
ADVERTISEMENT
Sebuah acara pertemuan antara calon investor asal Jepang dengan startup Indonesia bertajuk Next Indonesian Unicorn (NexIcorn) resmi dibuka hari ini, Selasa (12/9), di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta.
ADVERTISEMENT
NexIcorn sendiri diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dengan konsultan global Ernest and Young (EY) dan Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo).
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berkata pertemuan ini merupakan upaya dalam menjaring investasi dari Jepang di sektor digital economy di Indonesia yang lebih serius dan terstruktur.
"Karenanya di sini hadir perwakilan dari Jetro (Japan External Trade Organization) yang mengkoordinir investor venture capital dari Jepang. Kurang lebih ada 52 investor yang hadir kali ini," kata Rudiantara di sela acara.
Total ada 45 startup Indonesia yang ikut serta dalam NexIcorn, yang sebelumnya sudah disaring dan dikurasi terlebih dahulu oleh EY sehingga profilnya terlihat lebih menjual ketika bertemu dengan para investor asal Jepang.
ADVERTISEMENT
"Harapannya siang ini akan ada semacam one on one meeting, venture capital potensial investor dengan startup dari Indonesia. Mereka berbicara satu sama lain," ujar pria yang akrab disapa Chief RA.
Menkominfo Rudiantara. (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara. (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Selain mengadakan pertemuan, acara ini juga menampilkan showcase dari dua startup yang sudah meraih status unicorn: Tokopedia dan Go-Jek. Unicorn sendiri adalah status di mana nilai valuasi startup telah mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS atau jika dikonversi saat ini, mencapai Rp 13,2 triliun.
Rudiantara berharap acara NexIcorn ini tidak hanya diselenggarakan di Indonesia, tetapi juga hadir di negara lain yang punya potensi besar berinvestasi di Indonesia.
"Kita tidak boleh pasif tapi harus proaktif. Datang ke rumahnya datang ke negaranya. Semua komunitas bekerja sama, dengan tanda kutip, Indonesia secara positif," tambahnya.
ADVERTISEMENT