5 Fakta Menarik di Balik Penemuan Gelombang Gravitasi GW170817

17 Oktober 2017 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gelombang Gravitasi (Foto: Vimeo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gelombang Gravitasi (Foto: Vimeo)
ADVERTISEMENT
Kelompok ilmuwan dari Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) dan Virgo mengumumkan adanya gelombang gratvitasi yang terdeteksi pada 17 Agustus 2017 lalu. Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (16/10).
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak dari kalian yang belum mengetahui sebenarnya apa sih gelombang gravitasi itu?
Sejatinya, untuk memahami ini kita bisa kembali ke tahun 1916 saat ilmuwan kondang Albert Einstein memaparkan teori yang mengatakan alam semesta merupakan kain empat dimensi dan di dalam ruang waktunya ada gelombang-gelombang gravitasi. Nah, gelombang ini ia gambarkan sebagai kerut-kerut pada kain empat dimensi tersebut.
Einstein berpendapat kerutan atau gelombang gravitasi itu dapat dihasilkan oleh objek apa pun yang ada di alam semesta yang mengalami perubahan kecepatan dan arah.
Dan dari gelombang gravitasi yang baru saja terjadi lagi pada 17 Agustus lalu, ada beberapa fakta yang perlu kamu ketahui. Fakta-fakta ini bisa menjadi garis besar tentang apa yang sebenarnya terjadi saat itu.
ADVERTISEMENT
1. Terbentuk karena tabrakan dua bintang neutron
Dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung di YouTube milik European Southern Observatory (ESO), gelombang gravitasi kali ini terjadi bukan akibat tabrakan antara dua buah lubang hitam seperti yang terjadi sebelumnya.
Gelombang gravitasi yang terjadi pada 17 Agustus itu terjadi karena tabrakan antara dua bintang neutron. Kedua bintang itu bergerak dan kemudian bertabrakan karena adanya tarikan dari energi orbital.
Bintang neutron sendiri adalah inti dari bintang raksasa yang meledak. Kedua bintang neutron itu awalnya terpisah dalam jarak sekitar 322 kilometer, namun kemudian saling berputar begitu cepat sehingga akhirnya saling bertemu dan bertabrakan dalam 100 detik kemudian.
Menurut NASA, kedua bintang yang bertabrakan itu sudah mengitari satu sama lain di galaksi selama 130 juta tahun cahaya dari Bumi.
ADVERTISEMENT
2. Nama gelombang gravitasi itu adalah GW170817
Gelombang gravitasi yang terjadi pada 17 Agustus itu turut diberi nama, yaitu GW170817. Sementara untuk ledakan yang terjadi akibat tabrakan kedua bintang neutron itu disebut kilonova.
Untuk mengungkapnya, ilmuwan menggunakan empat sistem pendeteksi gelombang gravitasi LIGO di Amerika Serikat, Virgo di Italia, GEO600 di Jerman, dan TAMA300 di Jepang.
3. Gelombang gravitasi kelima yang terdeteksi
GW170817 ternyata bukanlah gelombabng gravitasi pertama yang terdeteksi, melainkan yang ke lima. Sebelumnya, gelombang gravitasi yang terakhir kali terungkap adalah pada 2015 lalu.
Berbeda dengan tabrakan yang terjadi tahun ini, sebelumnya gelombang gravitasi disebabkan oleh tabrakan antar dua lubang hitam di galaksi.
4. Penting untuk mengungkap terbentuknya alam semesta
ADVERTISEMENT
Terungkapnya gelombang gravitasi ini dianggap sebagai terobosan penting sehingga pada Rabu (3/10), Akademi Sains Kerajaan Swedia menobatkan tiga peneliti LIGO, yakni Rainer Weiss, Barry C. Barish, dan Kip S. Thorne, sebagai pemenang hadiah nobel Fisika 2017.
Sebelumnya, ketiga orang ini jugalah yang telah mengamati gelombang gravitasi pada September 2015 lalu.
Hasil penelitian ini dianggap penting karena dapat memberikan petunjuk untuk mempelajari lebih jauh proses terbentuknya alam semesta, termasuk proses-proses luar biasa yang mungkin tak pernah terjadi di Bumi.
Selain itu, bukan tidak mungkin gelombang gravitasi ini suatu saat nanti dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sehari-hari manusia seperti halnya pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam teknologi komunikasi.
5. Diyakini sebagai asal-usul emas di Bumi
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers yang dilakukan para ilmuwan LIGO dan Virgo tersebut, diumumkan juga sebuah teori jika peristiwa ledakan akibat kedua tabrakan dua bintang itu atau disebut kilonova telah membentuk fraksi emas dan unsur-unsur kimia berat lain.
Secara astronomi, asal usul emas telah menjadi pertanyaan besar selama puluhan tahun. Pada tahun 1920-an, tercetus teori yang mengatakan bintang-bintang bersinar karena melakukan proses menggabungkan suatu unsur kimia dengan unsur kimia lain.
Ini menunjukkan, bintang-bintang adalah pabrik kimia yang membangun hampir semua unsur di dalam tabel periodik kimia. Namun, rincian pembentukan unsur-unsur kimia tersebut masih sulit untuk dipahami.
Terdeteksinya gelombang gravitasi ini menjadi titik terang untuk menjelaskan asal-usul emas dan sejumlah unsur kimia lainnya di Bumi.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan, bintang-bintang adalah pabrik kimia yang membangun hampir semua unsur di dalam tabel periodik kimia. Namun begitu, rincian pembentukan unsur-unsur kimia itu adalah hal yang masih sulit untuk dipahami.