news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Raksasa Teknologi yang Manfaatkan Deep dan Machine Learning

6 Maret 2018 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Software engineer (Foto: Think stock)
zoom-in-whitePerbesar
Software engineer (Foto: Think stock)
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi saat ini tak bisa dilepaskan dari bagaimana penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang semakin banyak dijumpai. Sebagai teknologi masa depan, banyak perusahaan yang kini tengah sibuk menggarap teknologinya itu demi memberikan produk yang lebih canggih.
ADVERTISEMENT
Ada dua model kecerdasan buatan yang banyak digunakan dalam perusahaan-perusahaan teknologi saat ini, yaitu machine learning dan deep learning. Keduanya memiliki pengertian yang berbeda, machine learning adalah algoritma yang mengolah data, mempelajari data tersebut, dan menerapkan apa yang telah dipelajari untuk membuat keputusan.
Sementara deep learning adalah bagian dari machine learning, yang lebih rumit. Model ini mampu bekerja tanpa perlu instruksi dari penciptanya untuk membuat prediksi akurat dengan data-data yang diberikan.
Saat, ini berbagai perusahaan teknologi terdepan telah memanfaatkan keduanya untuk menggarap produk masing-masing. Siapa saja? Berikut daftarnya.
1. Google
Ilustrasi kantor google (Foto: Reuters/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor google (Foto: Reuters/Baz Ratner)
Raksasa mesin pencari Google memiliki fasilitas dan sumber daya manusia yang mendukung untuk mengembangkan teknologi AI, machine learning, dan deep learning. Sejumlah aksi akuisisi mereka lakukan terhadap startup kecerdasan buatan, seperti DeepMind pada 2014.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, kita melihat Google mengeluarkan fitur baru, yaitu chatbot yang bisa membalas pesan dari aplikasi pesan instan secara otomatis, bukan hanya email saja.
Kembali ke tahun 2011, Google meluncurkan proyek yang berfokus pada deep learning, bernama Google Brain. Proyek ini memperkenalkan jaringan neural ke dalam produk pengenalan ucapannya di pertengahan 2012.
Kini, Google Brain memiliki ribuan proyek deep learning yang dikerjakan, termasuk mengembangkan mesin pencariannya, sistem operasi Android, Gmail, foto, Maps, Translate, YouTube, hingga mobil otonom.
2. Microsoft
Perusahaan komputer, Microsoft. (Foto: Lucy Nicholson/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan komputer, Microsoft. (Foto: Lucy Nicholson/Reuters)
Microsoft memperkenalkan deep learning ke dalam produk pengenalan ucapannya, termasuk ke dalam pencarian suara di Bing dan perintah suara Xbox, pada tahun 2011. Saat ini, Microsoft menggunakan jaringan neural untuk membuat susunan peringkat pencarian, pencarian foto, sistem terjemahan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Google, Microsoft juga menghabiskan banyak uang untuk mengakuisisi berbagai startup, seperti laporan CB Insights.
Akuisisi deep learning besar yang dilakukan Microsoft misalnya Maluuba, yang disebut sebagai salah satu laboratorium deep learning 'paling impresif' untuk memahami bahasa neural.
Di Indonesia, Microsoft juga menciptakan chatbot bernama Rinna yang bisa diajak berbicara dalam akun resminya di aplikasi pesan Line.
3. Facebook
Ilustrasi Facebook. (Foto: AP Photo/Noah Berger)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook. (Foto: AP Photo/Noah Berger)
Pada Desember 2013, Facebook merekrut ahli kecerdasan buatan bernama Yann LeCun untuk memimpin pusat riset AI barunya. Facebook menggunakan jaringan neural untuk menerjemahkan sekitar 2 miliar postingan pengguna per harinya dalam lebih dari 40 bahasa. Terjemahannya itu dilihat oleh 800 juta penguna dalam sehari.
Angka ini sangat besar karena sekitar setengah pengguna Facebook tidak berbahasa Inggris. Facebook juga menggunakan kecerdasan buatan untuk pencarian foto serta organisir foto, juga pengenalan wajah dalam foto yang kini sudah hadir dalam platform-nya.
ADVERTISEMENT
Mark Zuckerberg, CEO Facebook, telah menyatakan bagaimana kecerdasan buatan dapat mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik ke depannya.
4. Baidu
Aplikasi Baidu Browser. (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Baidu Browser. (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
Pada Mei 2014, Baidu merekrut Andrew Ng, yang sebelumnya telah meluncurkan dan memimpin proyek Google Brain. Ia mendapat tugas untuk memimpin pusat riset AI dari perusahaan mesin pencari asal China tersebut.
Baidu menggunakan jaringan neural untuk pengenalan suara, terjemahan, pencarian foto, dan proyek mobil tanpa sopir. Pengenalan suara menjadi kunci di China, karena bahasa utama di sana, Mandarin, sulit diketik dalam perangkat teknologi.
Dilansir Fortune, Baidu mengungkapkan terjadi peningkatan besar untuk jumlah pengguna yang memakai pengenalan suara dalam perangkatnya.
5. IBM
IBM (Foto: techcrunch.com)
zoom-in-whitePerbesar
IBM (Foto: techcrunch.com)
Bertahun-tahun lalu, kembali di era 90-an, perusahaan teknologi IBM menantang pemain catur terhebat dari Rusia, Garry Kasparov, untuk bermain catur melawan komputer Deep Blue miliknya.
ADVERTISEMENT
Kasparov berhasil mengalahkan Deep Blue di babak pertama, tapi kemudian kalah di beberapa permainan selanjutnya secara berturut-turut.
Ia tidak percaya dirinya kalah. Bahkan ia masih menolak menerima kekalahan itu dan mengatakan ada sesuatu yang aneh dengan bagaimana robot buatan IBM itu bekerja.
Suksesor dari Deep Blue adalah komputer Watson AI, yang mengalahkan seorang kontestan terbaik dalam acara kuis televisi di Amerika Serikat.
Watson Machine Learning berfungsi layaknya Google Cloud, dengan kemampuan yang lebih canggih.
IBM juga turut memanfaatkan kecerdasan buatan untuk pengenalan suara dan layanan penerjemah bahasa.