7 Produk Teknologi yang Gagal Bersinar

19 Juli 2018 8:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samsung Galaxy Note 7. (Foto: Kim Hong-Ji/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Samsung Galaxy Note 7. (Foto: Kim Hong-Ji/Reuters)
ADVERTISEMENT
Sebelum perusahaan teknologi meluncurkan produk terbarunya, mereka pasti akan melakukan serangkaian tahapan, mulai dari riset, produksi, hingga uji coba. Setelah semuanya sudah memenuhi syarat, maka produk akan diluncurkan dan dijual ke publik.
ADVERTISEMENT
Meski sudah yakin produknya akan berhasil, namun dewi fortuna terkadang belum memihak. Ada saja inovasi teknologi yang tak kunjung membuahkan kesuksesan, apalagi keuntungan.
Kejadian ini pernah dialami oleh beberapa perusahaan teknologi yang saat ini terhitung besar, seperti misalnya Apple, Nintendo, hingga Microsoft.
Lalu produk apa saja yang pernah dikeluarkan raksasa teknologi namun gagal di pasaran? Berikut daftarnya!
1. Sony Betamax
Sony Betamax. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sony Betamax. (Foto: Wikimedia Commons)
Sekitar tahun 1970 telah terjadi perang antara perangkat pemutar video, Betamax buatan Sony melawan VHS karya JVS. Keduanya sama-sama berasal dari Jepang.
Sony membuat kesalahan karena baru mulai menjual Betamax pada tahun 1975, sementara pesaingnya mulai merilis mesin VHS sejak 1972. Tak heran pasar untuk produk VHS berkembang cepat melampaui Betamax. Meskipun Betamax secara teknis lebih unggul, namun VHS menang karena sudah berada di mana-mana.
ADVERTISEMENT
2. Apple Newton
Apple Newton. (Foto: moparx/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Apple Newton. (Foto: moparx/Flickr)
Newton dianggap sebagai contoh masa lalunya Apple yang buruk, sebelum menjadi perusahaan paling berharga di dunia saat ini. Forbes pernah melaporkan PDA (Personal Digital Assistant) Newton yang rilis pada 2003 lalu itu gagal karena sejumlah alasan.
Pertama, harga 700 dolar AS yang dibanderolnya terbilang mahal pada saat itu. Kedua, gadget dengan tinggi 8 inci dan lebar 4,5 inci itu terlalu besar untuk ukuran gadget genggam.
Ketiga, sistem pengenalan tulisan tangan di dalamnya dianggap sangat buruk. Jeleknya fitur tersebut bahkan sampai disinggung di serial animasi The Simpsons di salah satu episodenya.
3. Microsoft Bob
Microsoft Bob. (Foto: Microsoft)
zoom-in-whitePerbesar
Microsoft Bob. (Foto: Microsoft)
Melinda Gates, istri pendiri Microsoft Bill Gates, pernah memimpin sebuah proyek bernama Microsoft Bob. Itu adalah software antarmuka dengan tampilan dan fungsi yang lebih bersahabat untuk sistem operasi Windows.
ADVERTISEMENT
Sayang, proyek tersebut tak bertahan lama. Microsoft memutuskan untuk menghentikannya hanya satu tahun setelah peluncurannya pada 1995 lalu.
"Sayangnya, peranti lunak menuntut lebih banyak kinerja daripada peranti keras komputer biasa yang dapat dikirimkan pada saat itu, dan tidak ada pasar yang cukup besar," kata Gates kala itu, seperti dikutip Business Insider.
4. Nintendo Virtual Boy
Nintendo Virtual Boy. (Foto: Evan Amos/Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Nintendo Virtual Boy. (Foto: Evan Amos/Wikimedia)
Nintendo Virtual Boy bisa dikatakan sebagai cikal bakal teknologi Virtual Reality (VR) saat ini. Namun, platform yang dirilis pada 1995 lalu itu gagal menawarkan realitas virtual yang sesungguhnya.
Apa yang dijanjikan tampak berbeda, karena platorm game itu menampilkan grafis beresolusi rendah, mirip seperti konsol genggamnya Game Boy.
Pada akhirnya Virtual Boy hanya sanggup menyentuh angka penjualan di bawah 1 juta unit, dan menjadi sejarah kelam Nintendo.
ADVERTISEMENT
5. Toshiba HD-DVD
Toshiba HD DVD. (Foto: Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Toshiba HD DVD. (Foto: Wikimedia)
Ketika diluncurkan pada Maret 2016, Toshiba berharap HD-DVD bakal menjadi generasi penerus DVD. Namun, kemunculan Blu-ray yang dipimpin Sony justru merusak mimpi indah Toshiba.
Perang format piringan ini dimenangkan Sony, setelah Warner Bros. mengumumkan bahwa mereka memilih Blu-ray dan membuang format HD-DVD untuk semua filmnya pada 4 Januari 2008.
Sekitar satu bulan kemudian, usai pengumuman Warner Bros., Toshiba berkata menutup upaya HD-DVD mereka. Bertahun-tahun kemudian, hingga saat ini, Blu-ray masih menjadi format media yang paling dominan untuk pemutaran video.
6. Hewlett-Packard TouchPad
HP Touchpad. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
HP Touchpad. (Foto: Wikimedia Commons)
Tujuan awal ingin mengalahkan iPad-nya Apple, tablet komputernya Hewlett-Packard (HP), HP TouchPad, justru berakhir menjadi produk gagal. HP akhirnya menyerah dengan TouchPad dan sistem operasi selulernya, WebOS, setelah hanya satu bulan setengah dijual di pasar per 2011.
ADVERTISEMENT
Tablet ini hanya laku 25.000 unit di toko Best Buy selama 49 hari. HP Touchpad dianggap tidak terlalu buruk, tetapi masih kalah jika dibandingkan dengan iPad yang memiliki fitur lebih kaya dan desain lebih unik.
7. Samsung Galaxy Note 7
3 varian dari Samsung Galaxy Note 7. (Foto: via Samsung.com)
zoom-in-whitePerbesar
3 varian dari Samsung Galaxy Note 7. (Foto: via Samsung.com)
Samsung menelan pil pahit di tahun 2016 ini. Alih-alih ingin meningkatkan penjualan lewat produk premium, Samsung justru gagal menjual Galaxy Note 7 secara global karena mengalami masalah manufaktur komponen baterai.
Tidak lama setelah dijual di 10 negara, Galaxy Note 7 diterpa kabar terbakar dan meledak ketika perangkat itu sedang diisi daya baterainya. Samsung menarik 2,5 juta unit Galaxy Note 7 yang telah dijualnya.
Samsung telah mengganti unit baterai yang menjadi sumber masalah dan memperbarui peranti lunak, kemudian menjualnya kembali. Namun sayang, masalah baterai rentan panas dan terbakar itu masih terjadi sehingga membuat Samsung harus menghentikan produksi dan penjualannya di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Samsung kemudian melakukan pembaruan ulang perangkat secara resmi (refurbished) Galaxy Note 7, yang tentunya dijamin tak akan mengalami masalah rentan terbakar seperti sebelumnya. Samsung Galaxy Note 7 rekondisi, atau nama resminya Galaxy Note Fan Edition, dijual di Indonesia pada 1 November 2017 lalu.