Ada Gempa Lagi, 536 BTS Seluler di Lombok Mati

20 Agustus 2018 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Base Transceiver Stations (BTS) Telkomsel Saumlaki (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Base Transceiver Stations (BTS) Telkomsel Saumlaki (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lombok, Nusa Tenggara Barat, kembali diguncang gempa hebat berkekuatan 6,9 magnitudo pada Minggu (19/8) malam. Kondisi tersebut membuat 536 base transceiver station (BTS) seluler di wilayah terdampak kembali mati.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya beberapa BTS di Lombok sempat mati akibat gempa bumi 7,0 magnitudo yang terjadi pada 5 Agustus lalu. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, sudah ada 98 persen BTS yang pulih sebelum akhirnya padam lagi sebagian gara-gara gempa 6,9 magnitudo.
Berdasarkan pantauan Balai Monitoring (Balmon) Frekuensi Spektrum Radio Kelas II Mataram, per Senin (20/8) pukul 13.00 WIB, saat ini ada 536 BTS yang terdiri dari jaringan 2G, 3G, dan 4G tengah dalam penanganan pemulihan agar bisa digunakan kembali.
Rudiantara berkata, Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah terbang ke Lombok untuk melihat kondisi BTS tersebut.
"Sambil menghitung berapa BTS yang mati lagi. Awal sempat di atas 50 persen, terus turun tinggal 2 persen, mati lagi. Kecuali yang tower-nya bermasalah apakah miring, harus penguatan kembali," kata Rudiantara, dalam sebuah acara di Kota Tua, Jakarta Barat, Senin (20/8).
Menkominfo Rudiantara. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Total BTS yang mati tersebar di beberapa daerah: 49 BTS di Lombok Utara, 30 BTS di Lombok Barat, 95 BTS di Lombok Tengah, 354 BTS di Lombok Timur, 6 BTS di Mataram, dan 2 BTS di kabupaten dan kota lain di Pulau Sumbawa.
ADVERTISEMENT
Gempa 6,9 magnitudo juga menyebabkan tiga saluran kabel komunikasi laut (SKKL) Mataram-Sumbawa terputus. Perbaikan dan penyambungan sedang dilakukan saat ini. Sementara operator seluler juga mengalihkan dan melakukan integrasi link agar jaringan telekomunikasi bisa digunakan untuk kelancaran layanan kepada masyarakat pengungsi dan koordinasi penangan bencana.
Warga membuat tenda dan memilih tetap berada di luar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8). (Foto: Antara/Ahmad Subaidi)
zoom-in-whitePerbesar
Warga membuat tenda dan memilih tetap berada di luar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8). (Foto: Antara/Ahmad Subaidi)
Rudiantara mengatakan, pihaknya sudah menambah 34 telepon satelit untuk mendukung operasional di sana. Telepon satelit dibutuhkan untuk koordinasi penanganan bencana di Lombok. Dengan tambahan ini berarti sudah ada 50 telepon satelit yang dikirim Kominfo.
"Kita juga sudah menambah 34 telepon satelit untuk mendukung operasional di sana. Kemudian bantuan seperti tenda, yang khusus dari sisi Kominfo, akses internet satelit untuk teman-teman dan untuk tanggap darurat," ucap Rudiantara.
ADVERTISEMENT