Aleksandr Kogan, Sang 'Pencuri' Data Facebook Lewat Aplikasi Kuis

23 Maret 2018 15:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aleksandr Kogan (Foto: Youtube/hkukeoffice)
zoom-in-whitePerbesar
Aleksandr Kogan (Foto: Youtube/hkukeoffice)
ADVERTISEMENT
Seorang akademisi Cambridge University, Aleksandr Kogan, disebut-sebut sebagai sosok dibalik bocornya data 50 juta pengguna Facebook. Data yang ia 'curi' itu kabarnya dipakai untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS 2016, yang berujung pada kemenangan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Kogan bisa mendapatkan data sebanyak itu?
Kogan, melalui perusahaan Global Science Research, memang tidak mencuri semua data tersebut dengan paksa. Data ia peroleh dari aplikasi yang diciptakannya bernama 'thisismydigitallife', suatu aplikasi uji kepribadian mirip seperti 'What Type of Girlfriend are You?', 'Which Pokemon Are You?', dan kuis sejenisnya, yang biasa kamu temukan di Facebook.
Lewat tes kepribadian yang bisa diakses di laman Mechanichal Turk dan Qualtrics itu, setiap orang yang melakukan tes tanpa mereka sadari setuju untuk memberi akses kepada Kogan untuk mengakses profil Facebook mereka. Bahkan, profil teman Facebook mereka juga bisa terekam. Dari situ, Kogan berhasil mendapatkan setidaknya 50 juta data profil pengguna Facebook.
Aleksandr Kogan (Foto: Youtube/hkukeoffice)
zoom-in-whitePerbesar
Aleksandr Kogan (Foto: Youtube/hkukeoffice)
Kogan mendaftarkan 'thisismydigitallife' sebagai "aplikasi penelitian yang biasa digunakan psikolog". Tak heran aplikasi tersebut bisa lolos di platform media sosial milik Mark Zuckerberg.
ADVERTISEMENT
Yang sangat disayangkan oleh banyak pihak adalah Kogan melakukan sesuatu yang melanggar aturan Facebook, yakni membagikan data pengguna yang diperoleh dari aplikasinya ke pihak ketiga. Dalam kasus ini, Cambridge Analytica sebagai pihak ketiganya.
Kogan Membantah Semua Tuduhan
Kogan menjelaskan alasannya pada BBC melalui program Radio 4 Today bahwa ia merasa menjadi tumbal penyalahgunaan data Facebook yang digunakan Cambridge Analytica untuk kepentingan kesuksesan Trump di pemilu AS 2016. Perihal masalah data, Kogan juga menolak disebut menjual data ke Cambridge Analytica.
"Menurut pandangan saya, saya hanya digunakan sebagai kambing hitam baik oleh Facebook maupun Cambridge Analytica. Sejujurnya, saya pikir kami hanya melakukan sesuatu yang sangat normal," kata Kogan dilansir The Guardian.
Minggu lalu, Facebook mengumumkan bawah mereka telah menangguhkan akun Cambridge Analytica dan Aleksandr Kogan. Mereka juga menuntut Kogan karena melanggar kebijakan Facebook setelah memberikan data rahasia kepada pihak lain.
Ilustrasi Facebook dan Amerika Serikat. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook dan Amerika Serikat. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Aplikasi Kuis 'thisismydigitallife'
ADVERTISEMENT
Aplikasi 'thisismydigitallife' dikembangkan dengan menggunakan metode pengumpulan data psychometric profiling. Pengguna mulai dengan tes profil psikologis standar yang dikenal sebagai Big Five, yang mengukur lima ciri psikologis manusia: keterbukaan, hati nurani, ekstroversi, keramahan, dan neurotisisme.
Peserta kuis menjawab daftar pertanyaan seperti 'Saya adalah seseorang yang mudah marah' atau 'Saya lebih suka bekerja di dalam tim', hingga pertanyaan yang dijawab menggunakan skala 'sangat setuju' sampai 'sangat tidak setuju'.
Hasil pertanyaan tersebut kemudian digabungkan dengan data dari profil pengguna Facebook dan teman-teman di jaringan peserta tes.
Facebook. (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
zoom-in-whitePerbesar
Facebook. (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
Facebook, dalam pernyataan resminya, memprediksi ada sekitar 270.000 pengguna yang telah mengakses aplikasi Kogan tersebut. Namun karena 'thisismydigitallife' turut menjaring data teman peserta kuis, jumlah data yang diperoleh Kogan membengkak hingga puluhan juta pengguna.
ADVERTISEMENT
Jika kamu salah satu pengguna Facebook, ada baiknya kamu waspada dan menghindari kuis psikologi tak berfaedah yang mungkin mengambil data-data pada profil kamu. Bisa saja data kamu akan disalahgunakan oleh pihak lain untuk kepentingan pribadi.