Analis Ungkap Alasan Xiaomi Pilih Flash Sale untuk Jual Smartphone

Ilustrasi Xiaomi (Foto: REUTERS/Stringer)

Xiaomi sering menjadi sorotan publik bukan hanya soal banderol murah untuk setiap smartphone Android mereka yang punya spesifikasi tinggi, tetapi juga cara mereka berjualan dengan menerapkan flash sale.

Bahkan netizen Indonesia melabelkan smartphone Xiaomi sebagai 'ponsel gaib'. Kiasan itu muncul karena ponsel yang mereka jual secara flash sale sulit didapat.

Menurut analis industri Pan Jiutang, strategi tersebut dipilih karena Xiaomi sering mengalami masalah terkait dengan volume rantai pasokan. Isu itu membuat Xiaomi selalu bergantung pada flash sale yang membuat stok produk cepat habis dalam hitungan detik.

Ia juga membeberkan bahwa sebenarnya rantai pasokan Xiaomi terbilang sedikit jika dibandingkan Apple, Samsung, dan bahkan Huawei.

Xiaomi buka Mi Store baru di Mal Kelapa Gading. (Foto: Xiaomi)

Jiutang mencatat bahwa untuk produk Apple dan Samsung, setiap kali model baru mereka dirilis, stok rantai pasokan mereka ada sekitar 10 juta unit. Hal itu akan membuat penjualan kuat dan memuaskan pelanggan, yang berpotensi menjadi pengguna loyal.

Analisis Jiutang, yang diposting di media sosial China, Weibo, juga mengungkap bahwa masalah pasokan ini bisa menyebabkan pelanggan ponsel Xiaomi memilih menjauh dan membeli perangkat dari vendor lain.

Bukan tidak mungkin kondisi itu bisa menghambat upaya Xiaomi ekspansi ke pasar Eropa, yang siapapun di sana yang tertarik dengan ponsel Xiaomi harus membeli melalui penjual pihak ketiga yang sering membebankan biaya lebih dari harga sebenarnya.

Meski model rantai pasokan yang ramping diklaim sebagai contoh model kerja yang efisien, namun Xiaomi sadar bahwa isu ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mereka juga melakukan diversifikasi produknya ke berbagai sektor dalam upaya untuk membangun seluruh ekosistem perangkat dan peralatan.

Xiaomi buka Mi Storebaru di Mal Kelapa Gading. (Foto: Xiaomi)