Apa Saja Rekomendasi Startup dari Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti?

19 Agustus 2019 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi narasumber dalam acara 'Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital' di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Adim Mugni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi narasumber dalam acara 'Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital' di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Adim Mugni/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengutarakan ide-ide mereka mengenai startup digital seperti apa yang dapat berguna bagi kementerian mereka. Rekomendasi yang mereka sampaikan itu diutarakan pada acara 1.000 Startup ‘Ignite the Nation’ yang dihelat pada Minggu (18/8) di Istora Senayan.
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani, anak muda mestinya dapat melihat peluang untuk mendirikan digital startup melalui kondisi birokrasi negara saat ini. Salah satu ide yang dicetuskan oleh Sri Mulyani adalah fintech yang bergerak di bidang tracking dana pemerintah.
“Baru saja kemarin tanggal 16 (Agustus 2019), Presiden Jokowi menyampaikan rancangan UU untuk APBN 2020. Dan dari situ saja, ini teman-teman yang ada di sini sebetulnya kalau mau lihat langsung secara sepintas, akan muncul banyak sekali ide dari situ. Pertama, saya ada beberapa sound bite saja, tahun depan (ada) Rp 550 T dana pendidikan. Tadi ditanya, Ibu Ani butuh apa? Oh, banyak sekali. Di dalam anggaran pendidikan itu, ada dana untuk operasional sekolah 270 ribu sekolah untuk sekitar 50 juta siswa,” beber Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
“Gimana kita tahu kalau kita mengeluarkan ratusan triliun, biaya operasional itu, betul-betul membantu operasional sekolah guru? Saya bayangkan, dengan teknologi digital, Anda-Anda bisa punya pikiran, karena sebetulnya digital economy you try to connect dan menurunkan transaction cost antara kebutuhan data dengan yang mem-provide data dengan user datanya. Dan untuk keuangan negara, akuntabilitas publik penting sekali. Jadi, saya bayangkan mestinya di situ akan banyak sekali ide dari para technopreneur di sini.”
ADVERTISEMENT
Melalui idenya tersebut, kita dapat melihat upaya Sri Mulyani untuk memperluas makna fintech dari kebanyakan anggapan dangkal yang mereduksi maknanya sebatas peer-to-peer lending and payment. Padahal, fintech bisa menjadi aplikasi tracking dana anggaran, sehingga penggunaan dana negara menjadi akuntabel.
Dengan menyusuri dana yang sudah dikeluarkan oleh negara, Sri Mulyani menganggap, hal tersebut dapat mencegah terjadinya korupsi dan penyelewengan anggaran. Dia juga meminta anak muda untuk membantunya merealisasikan ide tersebut.
“Kita (juga) akan mulai membentuk dana abadi kebudayaan. Tapi how do we know kalau itu untuk segala sesuatu yang akan dipakai? Karena banyak yang mengatakan, ‘Oh, solusi pertama harus ada uangnya.’ Tapi, uang is only one thing. Uang tanpa ide, tanpa solusi, dia menjadi waste, bahkan dia bisa menjadi korupsi. Jadi, teman-teman di sini saya minta ayo tolong bantuin saya dong,” pungkasnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hadiri konferensi pers tentang penanganan tumpahan minyak (Oil Spill) di perairan Karawang. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Senada dengan Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti juga menganggap bahwa startup digital dapat menjadi jawaban bagi kesulitan birokrasi yang ada di Indonesia. Menurutnya, startup digital dapat membantu pemasaran hasil tangkapan laut.
ADVERTISEMENT
“Di Indonesia ada 7.000 lebih kapal besar. Nah, kapal-kapal besar ini biasanya sudah corporate-corporate besar, mereka sudah punya marketing apa sendiri. Tapi, saya melihat banyak dari mereka juga marketing-nya masih tradisional. Kalau kita di Eropa, kita ada yang namanya online. Semua nelayan tangkap di laut, dia bisa masukkan ikan apa, pembeli juga bisa masukkan request,” kata Susi.
Selain itu, menurutnya, startup digital juga dapat membantu manajemen data Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Waktu saya masih di Susi Air, saya bisa tahu (posisi) pesawat saya. Ketika (di) KKP tidak bisa begitu. Mau kumpulin data perizinan saja seperti tarik gigi kerbau. Marah saya. Saya bilang, taruh semua di website.”
“Barangkali kalau Adik-adik rajin lihat, KKP ini hampir semuanya online. Nah, saya paksa nih penggunaan anggaran, duit itu kemana, sudah benar belum, kapal itu ke mana. Saya minta penerima kapal itu di-upload saja kadang-kadang sampai tiga bulan baru sedikit-sedikit. Itu pun kadang datanya berubah-berubah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Seperti Sri Mulyani, Susi juga melihat bahwa startup digital dapat membantu akuntabilitas dana yang dikeluarkan oleh negara. Dengan demikian, pengeluaran negara dapat dimaksimalkan secara efisien serta menghindari korupsi.
“Indonesia persoalan yang terbesar inefficiency dari dana yang tadi Ibu Sri bicarakan itu triliunan, berat sekali. Tapi inefficient-nya kebanyakan adalah dari juga salah satu manipulasi atau korupsi tadi. The only way to fight this kalau kita punya application that can make it all transparent,” pungkasnya.