Asal Mula Istilah Unicorn untuk Startup Bernilai USD 1 Miliar

18 Februari 2019 9:23 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Startup. Foto: Dok. Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Startup. Foto: Dok. Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Setelah debat Pilpres 2019 kedua yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Minggu (17/2) malam, kata 'unicorn' langsung menjadi topik perbincangan masyarakat Indonesia, khususnya di media sosial.
ADVERTISEMENT
Kata tersebut muncul ketika calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menanyakan perkembangan startup unicorn di Indonesia saat ini kepada lawan debatnya, Prabowo Subianto.
"Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk mendukung pengembangan unicorn-unicorn Indonesia?" tanya Jokowi di sesi kelima dalam debat tersebut.
Ketika ditanya mengenai hal tersebut, Prabowo tampak tidak terlalu memahami apa maksud dari istilah unicorn tersebut. Sebelum menjawab, calon presiden nomor urut 02 itu sempat menanyakan kembali apa yang dimaksud dengan unicorn.
"Yang dimaksud unicorn? Unicorn," gumam Prabowo dengan nada bingung. "Maksudnya apa itu? Yang online-online itu ya, Pak? Iya, Pak?" imbuhnya.
Unicorn sendiri merupakan istilah atau 'gelar' bagi perusahaan rintisan atau startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,1 triliun.
ADVERTISEMENT
Lalu, dari mana sebenarnya istilah unicorn ini berasal dan mulai digunakan untuk dunia startup? Kemudian, apakah ada kaitanya dengan karakter hewan fantasi kuda putih bertanduk dalam animasi 'My Little Pony'?
Aileen Lee, sang pencetus istilah unicorn untuk startup
Aileen Lee, pendiri perusahaan modal ventura Cowboy Ventures, bisa dibilang orang pertama yang menggunakan istilah unicorn untuk menyebut startup bernilai 1 miliar dolar AS. Kata unicorn Aileen gunakan dalam riset yang dilakukannya pada 2013 lalu.
Dalam risetnya tersebut, ia menemukan bahwa hanya 0,07 persen perusahaan teknologi yang menerima investasi dari pemodal ventura bisa bernilai 1 miliar dolar AS.
Aileen Lee, pendiri Cowbow Ventures dan penemu istilah unicorn untuk startup bernilai di atas 1 miliar dolar AS. Foto: Twitter/@aileenlee
Aileen Lee bertekad untuk membagikan temuan ini, tetapi dia harus menemukan satu kata yang tepat dulu, yang mudah digunakan untuk diucap berulang kali.
ADVERTISEMENT
“Saya bermain dengan kata-kata yang berbeda seperti 'home run', 'megahit', dan mereka semua terdengar agak aneh. Jadi saya memasukkan 'unicorn' karena mereka - ini adalah perusahaan yang sangat langka, dalam arti bahwa ada ribuan startup di bidang teknologi setiap tahun, dan hanya segelintir yang akan menjadi perusahaan unicorn. Mereka sangat langka," kata Lee, seperti dikutip International Business Times.
Selain menggambarkan kelangkaan, istilah unicorn bagi Lee membawa perasaan mistis dan lucu, yang katanya menangkap inti dari banyak startup yang bermimpi mendapat nilai di atas 1 miliar dolar AS.
"Banyak wirausahawan dan pendiri memiliki impian besar dan berada dalam misi untuk membangun hal-hal yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya," katanya. "(kata) 'Home run' atau sesuatu seperti itu tidak benar-benar menangkap semangat itu."
Aileen Lee, pendiri Cowbow Ventures dan penemu istilah unicorn untuk startup bernilai di atas 1 miliar dolar AS. Foto: @AileenLee via Twitter
ADVERTISEMENT
Unicorn, istilah fiksi yang bisa dicintai banyak orang
Istilah ini juga sarat dengan genre hiburan science fiction (sci-fi) yang dekat dengan dunia para pencinta teknologi atau engineer di Silicon Valley, California, AS.
"Di satu sisi, istilah ini meromantiskan perusahaan-perusahaan teknologi: membawa mereka dari antah-berantah dan tidak dapat dipahami, ke dalam hal magis tapi bisa dicintai, sementara itu mereka juga langka dan kuat," kata Robin Lakoff, profesor linguistik di University of California, Berkeley.
Ojek motor Gojek. Foto: REUTERS/Beawiharta
Setelah Lee menetapkan kata yang tepat, risetnya yang dipublikasikan di TechCrunch berjudul "Welcome To The Unicorn Club: Learning From Billion-Dollar Startups" pada enam tahun lalu menjadi terkenal. Tulisannya itu telah dibagikan lebih dari 19 ribu kali dan menjadi rujukan utama membahas startup berstatus unicorn.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, istilah unicorn sudah melekat dan sering digunakan di media-media atau bahkan sampai diperbincangan sehari-hari oleh pegiat startup.
Ada banyak hal yang mempengaruhi nilai valuasi startup
Tidak mudah untuk sebuah startup menyandang gelar unicorn karena valuasi ini bisa ditentukan oleh banyak hal. Para investor yang mengucurkan dana untuk startup melihat berbagai aspek penting agar duitnya yang ditanam dapat berkembang.
Bisa jadi startup yang diinvestasi tersebut punya basis pengguna yang besar, bisa juga produknya sangat hebat dan jadi solusi masa depan, atau model bisnisnya potensial. Bahkan, sosok sang pendiri yang begitu visioner bisa mempengaruhi valuasi sebuah perusahaan. Tidak ada perhitungan 'saklek' untuk menentukan valuasi.
Saat ini, berdasarkan data CB Insights hingga Januari 2019, ada 325 startup unicorn di dunia, dan empat berasal dari Indonesia. Mereka, para perusahaan rintisan teknologi yang bernilai di atas 1 miliar dolar AS asal Indonesia adalah GOJEK, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
Perusahaan E-commerce anggota idEA, Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
ADVERTISEMENT