Banyak Orang Tewas karena Hoaks, WhatsApp Batasi Pesan Berantai

20 Juli 2018 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi WhatsApp (Foto: AFP/Nicolas Asfouri)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi WhatsApp (Foto: AFP/Nicolas Asfouri)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tampaknya upaya WhatsApp untuk memberantas penyebaran hoaks lewat aplikasinya masih belum cukup. Korban terus berjatuhan di India akibat termakan informasi palsu yang bertebaran lewat pesan berantai di aplikasinya.
ADVERTISEMENT
Setelah memperkenalkan fitur yang menandai sebuah pesan terusan alias pesan yang 'di-forward', kini WhatsApp ingin memberlakukan aturan yang lebih ketat. Perusahaan aplikasi pesan yang kini dimiliki Facebook itu bakal membatasi penyebaran pesan berantai demi menekan informasi hoaks.
WhatsApp mengumumkan penggunanya kini hanya bisa mengirim pesan berantai ke 20 orang saja, sementara di India batasnya jadi lebih sedikit yaitu 5 orang saja. Angka ini turun secara signifikan, sebelumnya pengguna bisa mengirim pesan berantai sampai ke 250 orang.
Selain itu, WhatApp juga menghapus fitur 'quick forward' di India, sebuah tombol pesan yang dapat meneruskan pesan berisi foto dan video secara cepat. Meski begitu, WhatsApp mengungkapkan pembaruan ini merupakan sebuah 'tes'.
"Kami takut dengan aksi kekerasan yang terjadi di India, dan kami mengumumkan sejumlah perubahan pada produk kami untuk mengatasi masalah ini. Ini adalah sebuah tantangan yang memerlukan aksi dari masyarakat juga, termasuk pemerintah dan perusahaan teknologi," ujar seorang juru bicara perusahaan, kepada Recode.
WhatsApp (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
WhatsApp (Foto: Pixabay)
Membatasi penyebaran pesan berantai memang bukanlah sebuah solusi yang akan mengatasi masalah hoaks sepenuhnya. Tapi, WhatsApp berharap setidaknya arus penyebaran informasi palsu dapat ditahan dan diperlambat.
ADVERTISEMENT
Masalah penyebaran hoaks yang mematikan bukan hanya terjadi di India, sebelumnya negara-negara seperti Myanmar dan Sri Lanka turut mengalami insiden tragis yang disebabkan hoaks di Facebook.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengatakan perusahaannya bakal mengambil langkah yang lebih nyata dalam memerangi hoaks. Bukan hanya menyembunyikan sebuah postingan berita hoaks, tapi juga benar-benar menghapusnya dari Facebook.