Bercinta dengan Robot Seks Ternyata Bisa Bikin Ketagihan

15 Agustus 2018 7:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erica, robot cantik pembawa berita. (Foto: Hiroshi Ishiguro Lab/YouTube)
zoom-in-whitePerbesar
Erica, robot cantik pembawa berita. (Foto: Hiroshi Ishiguro Lab/YouTube)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Layaknya berhubungan seksual dengan lawan jenis, ternyata melakukan hubungan intim dengan robot seks juga bisa menyebabkan kecanduan atau ketagihan. Apalagi, saat ini produk robot seks semakin banyak diproduksi yang bukan hanya dalam bentuk perempuan tapi juga laki-laki.
ADVERTISEMENT
Mungkin robot seks ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang merasa kesepian, tapi pakar terkait hal ini memiliki pandangan lain. Mereka merasa tidak yakin jika robot seks bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.
Ahli psikologi Dr Thaddeus Birchard mengatakan robot yang menyerupai manusia dengan dukungan teknologi AI (artificial intelligence) bisa menjadi penyebab baru kecanduan seks untuk memuaskan hasratnya.
Birchard, yang berperan juga sebagai Direktur Klinis di Marylebone Centre for Psychological Therapies, mengatakan robot seks memiliki fungsi yang sama seperti alkohol untuk manusia yang senang mabuk-mabukan.
"Itu (robot seks) bakal menjadi cara baru bagi seseorang untuk mengekspresikan aktivitas seksualnya atau ketagihan," ucap Birchard, kepada Daily Star Online.
Ia menjelaskan kecanduan seks menjadi cara sejumlah orang untuk menenangkan diri mereka yang merasa memiliki banyak masalah hidup, misalnya kesepian, sakit hati, jenuh, dan stres.
Robot seks. (Foto: AFP/Fred Dufour )
zoom-in-whitePerbesar
Robot seks. (Foto: AFP/Fred Dufour )
Oleh karena itu, Birchard menyebut robot seks memiliki fungsi yang sama dengan alkohol, yang sering menjadi pelarian bagi beberapa orang dari rasa sedih. Ini memang masuk akal, apalagi jika dilihat dari sisi psikologi.
ADVERTISEMENT
Marylebone Centre for Psychological Therapies mendeskripsikan kecanduan seks sebagai perilaku dan pemikiran tentang seks yang sulit dihentikan. Dan orang-orang yang memiliki kecanduan seks biasanya menggunakan seks sebagai obat untuk mengatasi perasaan sakit hati dan pikiran yang semrawut.
Birchard sendiri mengaku belum memiliki pengobatan yang tepat untuk seseorang yang kecanduan berhubungan intim dengan robot seks. Bisa saja metodenya sama dengan mereka yang kecanduan seks dengan manusia.
"Saya akan menggunakan cara yang sama seperti yang biasa dilakukan pada pengidap kecanduan seksual kompulsif," ujarnya.
Boneka Robot Perempuan (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Boneka Robot Perempuan (Foto: REUTERS/Albert Gea)
Kekhawatiran terhadap robot seks
Sementara itu, ahli robotika Joe Snell sebelumnya pernah mengungkapkan kekhawatiran yang sama dengan Birchard. Ia mengatakan robot seks bisa menjadi kecanduan yang baru jika produknya sudah semakin mudah untuk didapatkan.
ADVERTISEMENT
Pendapat ini ia paparkan berdasarkan kemampuan robot seks yang bisa diatur sesuai keinginan si pemiliknya, sehingga bisa saja memberikan pengalaman seksual yang lebih baik dari manusia.
Bahkan, CEO dan pendiri perusahaan robot seks Realbotix, Matt McMullen, memiliki ambisi untuk menggantikan peran manusia dengan robot buatannya.
Namun, beberapa riset terbaru yang telah dipublikasikan menunjukkan jika sering bercinta dengan robot seks bisa memberikan dampak negatif bagi manusia.
Robot Seks (Foto: Instagram @@sun_hwr)
zoom-in-whitePerbesar
Robot Seks (Foto: Instagram @@sun_hwr)
Dr Chantal Cox-George, dari St George's University Hospitals NHS Foundation Trust, beserta Profesor Susan Bewley dari King's College London, mengatakan masih sedikit bukti yang menunjukkan adanya potensi positif dari robot seks untuk kesehatan.
"Itu spekulatif apakah pengembangan marketplace robot seks akan meningkatkan risiko kekerasan dan infeksi, atau mendorong eksploitasi pekerja seksual manusia," tulis keduanya dalam BMJ Sexual & Reproductive Health, dilansir The Sun.
ADVERTISEMENT
Robot seks dikhawatirkan bisa menyebabkan penyakit seksual yang lebih parah dan bahkan menyebarkan gejala-gejala penyakit seksual menular.